6. Sekolah

311 31 1
                                    

"Lah, masih punya muka buat ke sekolah?"

"Idih, bisa-bisanya sekolah masih nerima manusia model begituan."

"Ga tenang nih kalau belajar satu kelas sama dia."

"Astaga dia... yang itu 'kan? Demi apa sekolah masih nerima?"

"Jadi takut. Pengen pindah sekolah aja rasanya."

"Kok masih bisa sekolah disini lagi sih?! Jelekin nama sekolah ini mah."

Baru saja Airy hendak masuk ke kelas ciwi-ciwi yang biasanya sudah standby di dalam kelas sambil memoles muka ataupun mengerjakan pr malah asik berdiskusi di luar sedangkan di dalam kelas hanya ada satu orang. Mata Airy memicing, ia tidak kenal siapa itu.

Ini kelas kesambet apaan? Dan dia siapa...?

"Airy! Jangan masuk!" teriak Varo yang tengah berlari ke arahnya bersama Rose. Kedua sahabatnya itu menarik Airy menjauh.

"Kenapa sih? Kok pada aneh kalian? Ini tuh kayak adegan di drama extraordinary you. Ini lagi dipanggung atau di normal dah?" racau nya.

"Ngaco sia!" sembur Rose. "Kita kedatangan murid baru—bukan, bukan murid baru. Lebih tepatnya murid.... gimana ya manggilnya?"

"Murid kadaluarsa?" tanya Varo.

"Bukan! Pokoknya dia murid lama, terus berhenti dan masuk lagi. Gitu." jelas Rose.

"Lah, terus?" Airy menuntut penjelasan.

"Seisi kelas pada takut sama dia, jadi ga ada yang berani masuk sebelum guru dateng. Seumur-umur gue sekolah baru pertama kali kepingin guru cepet-cepet sampe kalau bisa sebelum bel," celetuk Rose.

"Takut? Takut kenapa?"

"Dia itu..." Rose berbisik, "mantan napi."

Mata Airy melotot kemudian setelah mendengarnya. Mantan napi?!—NA-RA-PI-DA-NA?!

Ini hidup Airy lama-lama beneran jadi sebuah drama, mulai dari jadi anak yatim piatu, punya Abang cuek yang kerjaannya buat masalah, sekarang sekelas sama mantan narapidana. Oh my..

Mom, pick me up!!

"Dia di tangkep dulu gara-gara tindak kekerasan. Terus si korban masuk rumah sakit, orangtuanya nuntut habis-habisan. Dan lo tau apa? Seminggu berikutnya di korban dinyatakan meninggal walaupun alasan kematiannya udah dipastikan bukan gara-gara kekerasan," info Rose sedangkan Varo hanya bisa mangut-mangut ikut mendengar.

"HEH ANJING! MASUK LU PADA!" seisi koridor terkejut mendengar suara teriakan Bintang yang begitu menggelegar, cowok—ralat, gadis itu terlihat menyerbu murid-murid yang masih bersantai-santai di koridor.

"Bin, kenapa sih? Kok serem banget," gerutu Varo sebal.

"Kalian juga bertiga, ngapain disini? Ngapain?" bentak Bintang. "Masuk aja kali, tu anak ga bakalan gigit juga."

"Ya—yaudah, masuk aja yuk? Selagi ga gigit mah gue masih berani," ajak Airy pada kedua sahabatnya. Mereka pun berjalan menuju kelas bersamaan dengan datangnya pak Sukiman yang melangkah lebar di koridor panjang.

"Pagi guys," sapa pak Sukiman santai sambil meletakkan buku di meja. "cerah ya atmosfernya hari ini." ucapnya setelah mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas.

"Mungkin semuanya udah tahu, kalian kedatangan teman lama di kelas ini. Dibawa santai aja ya," pinta pak Sukiman, "dan buat kamu Zion, jadwal piket kamu hari selasa ya."

ZIONID. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang