4. Rumah sakit

373 33 0
                                    

"Enak kali ya tiba-tiba tenggelem terus nyongol lagi tapi udah di dunia lain-dikelilingin sama pangeran-pangeran tampan dan ditaksir sama ahli waris, habis itu diajak nikah dan emaknya nentang terus si pangeran bilang kalau tidak bersamanya, aku tidak akan menik-"

"Airy, plis." Rose menghela nafas, "masih pagi."

"Dengerin dulu kenapa sih!" geram Airy karena tak selesai membicarakan halu nya. Btw, halu itu enak gais. Coba aja. Jangan berlebihan tapi.

Keduanya berjalan santai di koridor yang lantainya baru saja di lap bersih oleh kelas masing-masing sesuai areanya.

"Lu kalau sakit hati sama mantan lo tuh bilang aja, curhat sini, jangan dipendam. Kan jatohnya begini, jadi halu."

"Ga usah menyangkutpautkan gue sama dia lagi, oke? Kita udah selesai."

"Di mulut sih tegas ngomong udah selesai, iyain aja padahal hati ambyar ya kan?"

"Romlah!" geram Airy menatap geram Rose yang terus membahas tentang mantannya. Serius, Airy bukan korban gagal move on. "Sekali lagi lo ngomong begituan gue sebarin berita kalau lo suka sama driver go-food yang udah punya pacar!"

"Astaga, oke...oke." Rose mengalah sambil tertawa besar. "Tapi lo beneran ga sakit hati ya sama mereka, kenapa harus Dita gitu loh? Padahal masih banyak cewek pintar disekolah ini, termasuk gue."

"Emangnya Dita kenapa?"

"Ya dia kan pernah jadi sahabat baik lo gitu, kan aneh aja malah dia yang pacaran sama si Aldi. Tu cowok juga, kok ga mikirin perasaan lo dah?"

"Kenapa dia harus mikirin perasaan gue? Kita udah selesai. Mereka sama-sama berhak kok mendapatkan. Dan lo nanya gue sakit hati atau engga? Ya munafik sih kalo engga, tapi gue ga mau berharap lebih karena perasaan kita udah bubar."

"HEH LO BERDUA NGOMONGIN GUE YA?!" bentak Varo tiba-tiba bergabung dari belakang, eskpresinya tampak menyeramkan, tatapannya tajam dan berapi api.

"Dih, alien dateng." Rose meledek.

"DIAM!" bentaknya marah, "gue lagi ga mood bercanda, lagi kepingin jadi kanibal. Makan orang."

"Udahlah, ga usah dilandedin orang stress mah." Rose merangkul Airy hendak mengajaknya melanjutkan perjalanan.

"HEH! TEMEN LAKNAT!" teriak Varo, "seharunya kalian nanya, 'eh lu ada masalah apaan sih? Coba sini cerita'"

"Lu ada masalah apaan nci?" bukan Rose maupun Airy yang bertanya namun sosok gadis berambut pendek yang tengah asik menjilati eskrim cornetto harga 5ribu, si Bintang.

"Uang jajan gue dipotong lima puluh persen selama lima bulan ke depan!" infonya, "cuma gara-gara gue minta beliin motor scoopy."

"Dih, banyak minta sih lo. Orang tua kerja banting tulang situ dateng-dateng kepingin motor, ga ada akhlak lo."

"Lancang ya mulut anda, dasar!" Varo membentak.

"Lincing yi milit indi." ledek Bintang masih sibuk menjilati eskrimnya yang sudah sampai permukaan waffel, di detik itu juga Varo merampas eskrimnya dan memasukannya ke dalam mulut.

"BANGSAT! BIADAB! ANJENG!" teriak Bintang tak tertahan kala bagian favoritnya dicomot begitu saja oleh si banci kaleng itu, "KEPARATTT!"

___________

"Raikan topeni mosomropuchom-" baru saja Airy ingin berhela-leha santai sambil menonton sebuah series thailand, tiba-tiba sebuah pesan masuk menganggu rencananya.

Aslan : kakak lo masuk rumah sakit.

Aslan : gua shareloc.

Mata Airy membulat total kala membacanya, rumah sakit katanya?!!! Rumah.. SAKIT?!

ZIONID. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang