Ujian

2.7K 124 13
                                    

OKAAY MARI TANPA BERLAMA LAMA LAGI KITA LANJUTTT

SORRY KALO LAMA MENUNGGU GES

"Mas..."

"MASSSSS BANGUNN MASSS SAAAAHUUURR," begitu kiranya isteriku nan lembut aduhai ini ketika membangunkan suaminya dari mimpi indaah (palalu indah)

"Eungghhhhh bentar dek mas masih nguantuk, semalem nonton netflix,"aku malah mendekap perutnya yang membesar itu, hari ini sahur pertamaku tapi rasanya kok mager sekaleh sodara

Dan Yah juruss mencubit perut adalah hal yang paling aku benci

"Sakiiiiit deeek Ya Allah kualat kamu sama aku ya,"eluhku sambil mengelus perut kotak kotakku ini (katanya cewe - cewe begitu)

"Kualat juga kamu sama Allah Mas- mas, buruan bangun kalo enggak aku gak bikinin menu buka puasa baru rasa!"katanya melenggang pergi

....

Baiklah drama ini berakhir sejak kami duduk di meja makan dan menyantap menu sahur kami, alakadarnya saja, tidak perlu mewah, toh yang berlebihan itu tidak baik, bukan begitu author? Author jawab iya aja deh

"Mas, gimana ya, tentang pemindahanku mas?"tanya isteriku ini

Kami tengah saling membantu membersihkan sisa makanan kami, dan mencucinya

"Udahlah dek, nanti kalau misal kamu sudah dipanggil sama direkturmu itu, nanti bilang sama Mas, biar Mas yang menghadap,"

"Tapi Mas, aku sudah disumpah,"aku menghela napas sambil berpikir jawaban apa yang pas untuk isteriku ini

"Sekarang Mas tanya, apa kamu ikhlas meninggalkan rumah demi pasien- pasienmu itu, apa kamu ikhlas dan bersedia menjalani pemindahanmu itu,"

"Eumm, Inshaallah aku ikhlas Mas, semalam aku sudah memikirkan matang- matang tentang resiko dan akibatnya, aku juga sudah menimbang- nimbang tentang apasaja yang harus kulakukan kalau nanti...."

"Jangan katakan itu Dek, pikirkan yang baik- baik saja, Mas yakin kamu bisa, kamu kan isteri terbaik Mas, Dokter terbaik Mas pula, Semangaaat, kita garda terdepan untuk mereka, saatnya kita berbakti untuk mereka,Allah juga bersama kita" ucapku mengelus rambutnya

.....

Arunika tampak mulai muncul tanpa malunya

Kini aku sudah bersiap, hari ini agendaku adalah melakukan monitoring dan penjagaan sosialisasi pemberian APD berupa masker di sejumlah tempat, kini aku tak memegang senjata,  kami harus berperang di sini, melawan mereka yang tak kasat mata, namun mematikan, bahkan kami yang bisa membunuh musuh manusia dengan cepatnya tepat dan akurat saja belum tentu mampu melawannya

Dalam keadaan puasa begini kami harus tetap berjuang untuk mereka mereka

Keyla juga sudah siap dengan baju muslimahnya, dengan jas putih yang siap menemaninya bertugas

Aku paham ketika Indonesia butuh tenaga medis lebih, maka dokter yang bukan seharusnya menangani makhluk ini harus turun tangan juga membantu rekan mereka yang kalau dilihat aslinya bisa teriak karena sikon yang buruk

"Siap?"tanyaku padanya yang kini sudah menutup pintu rumah

"Inshaallah,"kalimat itu meluncur lembut dari sumber yang kucinta

Di sepanjang perjalanan Keyla hanya fokus dengan layar gawainya

"Liatin apa Dek, mas dicuekin nihh,"

"Liatin berita mereka mereka yang telah mendahului kita Mas,"ucapnya lembut sekali, aku yakin dia sedang dirundung duka mendalam, kalian bayangkan tenaga medis di sana rela tak pulang, telat makan, dan tak tidur hanya untuk menjaga pasien dan mengobati pasien.

Aku juga telah mendengar beberapa TNI juga meninggal karena covid 19 ini, sungguh bukan main rasanya ketika ini terjadi

"Mas, kalau nanti aku gak pulang kamu jangan marahin aku ya, jangan benci sama aku, aku berkorban Mas,"katanya menatapku, kini gawainya telah dimasukan kembali ke dalam tasnya, tas pemberianku

"Dek, Mas sudah siap ketika kamu bilang ikhlas tadi pagi, mas tahu resikonya kita sulit bertemu, tapi apa boleh buat dek, Mas juga berjuang kok, kita sama- sama berjuang ya, serahkan semua dengan yang di atas," jujur inginku teriak, mengapa rumah sakit keyla bekerja adalah rumah sakit rujukan, mengapa Keyla harus jadi dokter? Itulah Radhitya ketika otaknya sedang busuk- busuknya,

....

Sebelum kami berpisah, Keyla meraih tanganku dan menciumnya

"Mungkin ini kesempatan terakhirku Mas untuk menyentuhmu, setelah itu aku tak tahu,"ucapannya sungguh menyakitkan, tapi inilah kenyataan

"Jaga diri kamu dan kandunganmu ya Dek, Mas menjagamu dalam jarak dan doa,"kataku

Aku tak bisa memeluk bahkan menciumnya, karena kami puasa, kutahan semua ini

"Aku pamit ya, Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam, hati- hati sayang,"

ia mengangguk dan keluar dari mobil, mulai masuk ke rumah sakit itu dan menghilang dari pandanganku

Sejujurnya aku ingin menangis, aku tak kuasa merelakan isteriku,

Ya Allah jika berkenan tukarkan posisiku dengannya

"Bismillah,"aku mulai menancapkan gas untuk menuju kantor, ada banyak tugas kemanusiaan menungguku, negara sudah mengontrakku, jadi apa boleh buat, aku harus jalankan ini dengan ikhlas dan tanggung jawab

............


GIMANA GESSSS,

komen di bawaah



Kutitipkan Hatiku Padamu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang