DREAM COME TRUE

3.2K 105 4
                                    

Ok bab kali ini, karena sifatnya fiksi jadi maklumi semua atas kehaluan saya sebagai author 

Dan mohon maaf kalau selama ini author suka lama kalau update, memang begitulah tau sendiri kesibukan author yang sangat amat sibuk tapi banyak gabutnya, engga- engga, hehe becanda aku tu

Is serius kalian nih...

Radhitya's POV

1 Agustus 2020

Pelita kami, lentera pengisi gelap kami

Rasa- rasanya begitu tak dapat dijabarkan dengan hanya kalimat sederhana, pun menggunakan untaian sajak atau makna kias yang haruslah membawa buku atau google semacamnya untuk membantu mengerti arti padanannya. 

Begitu bahagianya dan bersyukurnya kami pada yang punya kuasa atas segalanya. 

Bias Senja Raditya

Tidak, nama seepic itu tidak berdasarkan karenaku atau berat sebelah, sudah kuputuskan bulat berdasarkan rundingan kami berdua 

Bias, berarti Tuhan penunjuk jalanku, lentera kami, pelita kami, permata kami haruslah tumbuh menjadi manusia yang mampu menunjukkan jalan ke siapapun dengan arah yang benar. 

Senja. Ia indah, dan sekejap mampu membuat bekas rindu, tidak, aku tidak mendoakan permata hatiku untuk menjadi yang hanya sekelebat saja dan membekas palsu pada manusia manapun, akan tetapi lebih menekankan pada makna dan indahnya yang begitu dicintai banyak orang. 

Raditya, bukan untuk namaku, namun untuk ini aku terkesan lebih memilih agar permata kecilku menjadi yang pertama dan mampu unjuk gigi, prestasi mewarisi ayah dan bundanya. 

10 tahun kemudian

"Dek Bia,"panggil Keyla, kini isteriku itu tengah bersiap diri untuk berangkat mengisi acara persit

"Iya Bunda,"

"Nanti Bang Candra kesini mau main, Bunda sama Tante Ayu mau ke acara persit dulu, jangan berantem loh ya, kalian kan biasanya kaya kucing sama tikus,"keyla terkekeh saja

....

Keluar dari baret merah itu sedikit membuatku rindu. Iya, aku sudah pensiun mengisi dunia baret merah, alih generasi memang itu wajib, tidak semua manusia harus stuck pada posisinya, akupun begitu, indah untuk dikenang dan tidak untuk diulang, masa itu kelam sekali tapi indah juga di masa perjuangan itu. Kini aku menjabat sebagai Danyon di salah satu batalyon, terkadang masih diminta untuk menjadi pengisi untuk para siswa calon baret merah, yang aku tekankan di sini adalah, mental sekuat baja, hati sekeras beton, dan peka selembut sutra. 

Kami berempat, dengan cerita kami masing- masing memang selalu membawa pesan dan kesan kepada kalian para pembaca

"Kalau mau balik ke masa itu, rasa- rasanya kaya mau loncat dari menara Burj Khalifa ya Bro, hahaha, deg- deg ser," kalimat itu muncul dari mulut Hedy, ya kini dia sudah berstatus punya isteri, sayangnya mereka belum dikaruniai keturunan, hanya saja Tuhan selalu berkehendak yang lebih baik, hatinya terketuk oleh bocah jalanan yang pada saat itu mengamen dan meminta uang jajan dengannya, alhasil mereka mengangkat anak itu sebagai penerus generasi Hedy. Bukan, bukan untuk main perempuan tentunya, namun menjadi pengisi riangnya keluarga.

Kalau kalian berpikir kami akan menjodohkan anak kami, jawabannya tidak, kami masih membiarkan mereka tumbuh besar tanpa ada tekanan dari kami, dan tentunya semua akan diserahkan kepada mereka, mereka masih terlalu dini untuk itu. 

"Is elu mah, yang hooh- hooh aja, inget gue perjuangan minum darah uler, isteri ngambek belum gue sentuh, corona menerjang, ampun dah,"aku berkata demikian 

Kami sedang menikmati double date, jangan dikira kami sudah tua tapi tidak update ya, kami tetap menduduki sebagai pasangan terkece dan badai tiada tertandingi. 

"Mas sendiri yang mau nikah sama aku, ya aku pasti begitulah, ngambekan, tau sendiri kan?"tangan Keyla sudah mengusap lenganku, bulu kuduku secara otomatis bekerja sendiri, untung kukunya sudah dipotong tadi pagi huft

"Ehee, bukan gitu lah Dek, masa perlu mas ulang kalimat yang dulu,"tanganku juga mengusap tangannya yang kini mengenggam lenganku 

Dan lanjut kami sampai ngelantur ngalor ngidul 

Huh, tugas kam sebagai pengantar soal jodoh, menikah itu selesai, tinggal tugas kami yang mengantarkan putra- putri ke depan pintu masa depan

Kalian jangan kecewa, kami tidak sepenuhnya berakhir, hanya saja perlu tenggat waktu untuk melihat pelita kami tumbuh dan nanti ia akan bercerita seperti ini. 

Terimakasih telah menemani kisahnya Keyla Radhitya, menemani kocaknya Hedy 

Nantikan saya dengan cerita berikutnya 

Mengharap sekuel? 

Nanti author pikirkan ya

SALAM LITERASI EH SALAM BUDAYA EH SALAM PRAMUKA


_END_




Kutitipkan Hatiku Padamu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang