Diary Keyla

4.8K 206 5
                                    

selamat membacaaa, enjoyyyy

jangan lupa vote

Sore menjelang malam, kemudian matahari mulai lelah dan menuju kembali ke tempat peristirahatannya,

Sandhya rupanya bahagia kali ini

"Non, ada Ibu Mertua,"ucap Bibi , mataku sontak membulat

Belum bersiap apapun, Mama mertua sudah datang menghampiriku

Terlihat khawatir denganku yang kini terbaring lemah di ranjang

Sepanjang hari hanya menatap jendela, sambil menuliskan dairyku yang telah lama tak tersentuh,

Kuletakkan diaryku di nakas dekat ranjang, mencoba untuk bangun namun disergah oleh Mama mertua

"Eitssss... Jangan kemana- mana, ini mama bawakan bubur ya Nak, apa mama suapin?"

"Terimakasih Mah, tapi Keyla sendiri gapapa kok,"berusaha menolak, beginilah sifatku, tidak ingin ada yang mengasihaniku

"Sini biar Aku aja Mah,"sontak mataku membulat ketika ada mulut kaleng rombeng, iya suamiku sendiri, sudah berkaus dan memakai trinning warna favoritenya, yaitu Hitam (capedehhh laki emang sukanya gitu men temen), dan yang aku suka darinya adalah rambut cepaknya yang basah, mmm mungkin dia baru saja mandi

"Heh, isteri sakit malah keluyuraan kamu yaah!"kulihat rona wajah Mamer yang menua mulai berapi- api , berkacak pinggang mengampiri suamiku dan menjewernya,

Aku hanya tertawa lemah, pemandangan ini tak bisa kulupakan

"Eeeee ampun Ndoro, Radhit tuh barusan gladi resik buat kenaikan pangkat,"ucapnya dengan kesal kepada mamahnya itu, sontak mamah langsung menutup mulutnya matanya menatapku sungkan

"Maafin mamah ya, mama kan gak tau, kamu sih gak kasih tau mama,"menepuk pundak putra kesayangannya itu dengan lembut, "Ehhh, ini harus diberitahukan ke seluruh penjuruuu keluarga, nanti mama akan adakan acara untuk kenaikan pangkatmu, sudah kalian nikmati Qtime kalian, mama tinggal Daaaaa,"semangatnya mamer atas capaian yang dicapai anaknya, dan suamiku sendiri

Kini tinggal kami berdua

Mengecup dahi panasku dan memegang pipiku, mengelusnya lembut

"Dih, isteriku kok agak kurusan yah,"

Aku merengut saja,

"Maem dulu yuk, semangkok berdua gimana?"

"Enak ajaa, ini kan jatahku Mas, kalau mau masak sendiri sanah!"ungkapku kesal

Iya ketawa ringan saja

"Becanda kali Dek,yuk maem,"senyumnyaaa manis banget dah, meleleh adek bang

Suapan demi suapan masuk ke lambungku, setidaknya badanku ini mulai membaik, mungkin karena ada suamiku di sini hehe

" Dah habisss, horeeeey,"ia meletakkan mangkoknya di nakas, aku tak ingat kalau diaryku masih di sana, whaaaat!!!

Matanya mulai menyipit seperti menangkap benda yang aneh, yap diarykuu

Aduhh ceroboh kali Keyla ini, kenapa kau tak sembunyikan saja di balik bantalmu ihhhh

"Apa itu?" tanyanya padaku, tentu saja aneh, buku bercover warna pink bertuliskan Arunika Sandhya,

Tanganku meraba ke nakas untuk meraih buku itu, tapi sudah diambil dulu olehnya

Mampus, kecolongan dah aku

"Ihhh mas, itu catatanku, sinih, gak ada yang aneh- aneh kok,"ungkapku padanya

Namun, gagal

Iya malah berbaring di sampingku, dan mulai membuka- buka isi diaryku

Haduhhhh siap nahan malu ini

Kutenggelamkan wajahku dengan selimut,

............

Radhitya POV

Cover warna pink pastel, bertuliskan Arunika Sandhya,

Menarik

Kubuka halaman pertama

Whattt foto kami saat pedang pora, senyum yang mengembang

Kadar cantiknya tak pernah hilang 1 mmpun, malah kian bertambah

Kutoleh dia sudah tenggelam dengan selimutnya itu

"Hahaha lucu kamu Dek, btw dari kapan kamu nulis diary kek gini, mas suka, kalo mas pulang kerja, mas baca ya,"

Suksess

Satu cubitan pedas berhasil mendarat di pahaku

"Sumpaaaaah, mending nikah ama tomcat deh,"

"Enak aja, yaudah kalo gt sanah nikah sama tomcat, lama lama gemuk kamu digigitin dia hahaa,"kulihat tawanya mulai terbit lagi

Biarkan seperti ini, aku suka melihatnya tertawa dan tersenyum

-***

Senja berganti langit malam

Kulihat Keyla sudah tertidur pulas

Setelah sholat maghrib kuputuskan untuk kembali menggeledah Diary isteriku

Halaman pertama

Takdirku

Pilihan sulit hidup

Awalnya aku berpikir begitu

Pelangi tertutup kelabunya awan

Jingganya senja

Birunya langit

Dan cerahnya mega

Seolah bak hancur terhantam benda tak kukenali

.....................

Namun, ternyata cahaya itu, lentera itu tetap bertahan walau redup

Menemaniku, membisikanku kata indah

"Jangan bersedih, akan ada benteng yang datang melidungimu,"

Begitulah sekiranya ia berbisik

.............

Mencari, mencari dan terus mencari, di mana, di mana benteng itu datang,

Gundah, resah dan pecah

Akhirnya kunikmati saja kesendirianku ini

dan Takdirku jatuh padanya

Lelakiku,

Lelakiku, RADHITYA MAHENDRA BHASKORO

..............

Kututup diary itu, masih banyak halaman berikutnya, namun hatiku tak kuat, begitu puitisnya ia menuliskan puisi ini,

Kuhampiri Keyla yang masih pulas tertidur

Keringat dingin bercucuran, ini tandanya sudah mulai sembuh, semoga esok ia bisa datang ke acara kenaikan pangkatku

Kucium bibir manisnya, sungguh membuat candu bagiku

Akhirnya kurebahkan tubuh lelahku ini disampingnya

Memejamkan mata, memimpikan kisah kami berdua

"Selamat memejam sayang,"kudengar Keyla berbisik dan mengecup dahiku

Manis sekali

Kutitipkan Hatiku Padamu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang