Chapter 19

6.1K 286 11
                                    

Wadaw udah chapter 19 aja nih, ini para readers coment dong kira kira mau sampe chapter berapa?

Dibutuhkan saran dan kritik untuk penulisan cerita ini, boleh inbox saya kok,

VOTE PASTI DIBUTUHKAN ITU WAJIBB


One Shoot One Kill 2

04.00

Ket:

Harimau : Call sign untuk Radhitya

Macan : Call Sign untuk Hedy

Cenderawasih : Call Sign untuk Anton ( anggota ) ( Snipper ) Penembak Jitu Dengan senjata Pindad SS2 V2+ M203

Elang: Call Sign untuk Candra ( Sniper) Penembak Jitu Dengan senjata Pindad SS2 V4

Jalak: Call Sign untuk Hussein

'' Pagi!''

'' Siap Pagi!''

'' Baik, kalau begitu langsung saja lakukan pergerakan''

'' Siap''

04.30

'' Kalau perundingan tidak berhasil maka, pertempuranlah yang kita lanjutkan'' perintahku di radio penghubung

'' Baik''

05.30

30 menit berlalu perundingan kian merumit

......

Perundingan tidak berhasil

Alhasil adu senjatalah yang jadi penyelesaiannya

Para penyandera mau melepaskan sandera asalkan, kami menyerahkan senjata

Aku sebagai kapten timpun meminta izin kepada pusat untuk melakukan pergerakan

'' Izin melapor, perundingan gagal, izin melakukan pergerakan'' kataku meminta izin

'' Izin diberikan, selamatkan sandera tanpa ada luka sedikitpun'' perintah kasat

'' Siap, Harimau out''

'' Seperti perundingan kita dari awal, gunakan metode one shoot one kill''ungkapku di radio

Menempati posisi yang sudah ditentukan aku sebagai kapten tim bersama Hedy memfokuskan untuk membebaskan sandera, dan yang lain mempengaruhi penyandera

Dengan senjata SS2 V2+ M203, Anton sebagai Snipper menembak tepat pada arteri penyandera

Dan satu dua kali tembakan semuanya lumpuh meski harus mendapati luka tembak di bahu, namun tak apa yang penting sandera selamat.

'' Harimau melapor, misi selesai''

'' Bagus, lanjutkan''

'' Harimau out''

......

06.30

Kami kembali ke markas

'' Terimakasih Kapten'' ungkap kasat dengan senyum mengembang

'' Siap, sudah jadi tugas kami ndan'' jawabku tak kalah senang

'' Baiklah, kalau begitu kalian bisa bersiap- siap untuk kembali, pesawat akan berangkat pukul 07.00'' ungkap Kasat

'' Sekali lagi terima kasih Radhitya, kamu memang kebanggaan kami'' ungkap Kasat memuji

'' Ah sudah lah ndan saya tidak terlalu suka dipuji'' kataku dengan muka memerah

Ya Kolonel Mahfud teman ayahku, mereka sudah berteman sejak lama, walau pangkat ayah lebih tinggi namun sebuah persahabatan itu lekat di mata merek tanpa adanya perbedaan pangkat atau apapun

'' Halah kamu itu'' kata Kasat sambil menepuk bahuku, dan aku mengaduh kesakitan

'' Ada apa?'' tanya kasat terkejut ketika dia menepuk bahuku

Ya tentu bahuku telah terkena luka tembak

'' Cepat segera ke pelayanan kesehatan, lukamu mesti dijahit'' kata Kasat yang khawatir

'' Siap saya segera kesana'' kataku sambil memberikan tanda hormat

Setelah mendapat perawatan luka tembak, aku segera bergegas ke markas untuk mempersiapkan diri, namun tak disangka

....

Begitu terkejutnya aku, ketika ia tengah memberesi semua perlengkapanku

'' Hedy!'' bentakku ke arahnya

'' Siap ndan'' katanya sambil memberi tanda hormat

'' Kenapa kamu jadi repot begini sih'' kataku tak enak

'' Maaf anu ndan, tadi saya kira, komandan tidak ada waktu membereskan, jadi saya pikir untuk membereskannya'' kata Hedy dengan raut muka takut

Tumben tumbennya ni anak formal banget

'' Kaya upacara lo'' kataku

'' Haha, lo mah, gue kan harus menghormati atasan'' jawab hedy sambil tersenyum kikuk

'' Nah kalo gitu , traktir gue ya, mmm enaknya apa'' pikirku sambil merogoh ponsel, dan notifikasi panggilan whatsapp dari Keyla muncul kira kira ada 10 notif dari dia

Me

Maaf tadi belum selesai, kamu lagi apa ?

Calon Isteri

Oh, kamu gapapa kan. Aku lagi ada di ruang praktek, lagi bosen nih

Me

Yaudah tunggu aku, besok aku ke rumahmu

Calon Isteri

Ha ngapain?

Me

Tunggu aja

.....

'' Mesam- mesem aja lo'' komen Hedy

'' Tukang komen lo, udah nih kita langsung ke bandara, buat laporan dulu tapi'' kataku sudah bersiap pulang dengan ransel

.

.

.

.

Tanah airku

Pengabdianku ini kujadikan amal hidupku

Demi tanah air ini

Kurelakan nyawa dan harta apapun itu hanya untuk menjagamu

DEMI IBU PERTIWI INI

Indonesiaku


Part ini pendek karena author bingung, ini mau nikahan atau bikin konflik dulu nih?

Saya butuh suara dari kalian nih

Kutitipkan Hatiku Padamu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang