🍀 PROLOG 🍀

4.5K 163 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

TEASER OH MY MATE !

***

LANGIT terdiam menatap bentangan kebun teh di depannya. Sejenak ia memejamkan matanya, menikmati aroma sore hari yang menenangkan di desa ini. Tak berapa lama, ia kembali membuka matanya saat merasakan angin yang berhembus menerpa wajahnya. Rambutnya yang terlihat sedikit panjang, ikut meliuk-liuk akibat terpaan angin sore.

Suasana desa bener-bener terasa menenangkan untuk Langit. Suasana yang tak bisa ia rasakan setiap harinya.

Yah, sama seperti manusia biasa. Langit akan kembali pada memori lama jika suasana terasa tenang dan sepi seperti ini.

Percikan rasa sakit dalam hatinya kembali muncul. Rasa sakit dan rindu yang selama ini membuatnya takut dan berakhir menutup hati. Rasa sakit dan rindu yang tanpa sadar membunuhnya secara perlahan.

"Mengapa melupakan mu terasa sangat sulit" gumamnya pelan. Tak bisa ia pungkiri, jika selama ini hatinya tetap kosong karena ruang itu sudah ada yang memilikinya. Beberapa saat ia menggeleng kecil.

Karena enggan terlalu lama larut dalam perasaan itu, akhirnya Langit memilih untuk kembali ke Vila tempatnya menginap. Dengan langkah santai, pria yang sedang mengenakan hoddie putih itu memainkan ponselnya di jalan setapak. Tanpa ia sadari, jika dari arah berlawanan, yang lebih tepatnya, arah menanjak. Ada seorang gadis yang tengah mengendarai sepedanya tak tentu arah.

"AWASSSSSSSSSSSSSSSSS WOIII AWASSSSSSSSS"

Teriakan gadis itu membuat Langit terkejut, dan langsung mendongak. Tapi sayang, semuanya terlambat, tubuh pria itu lebih dulu di tabrak oleh gadis tadi dengan sepedanya.
Parahnya, tubuh gadis itu jatuh tepat di atas tubuh Langit. Membuat pria itu terkejut setengah mati. Sedangkan gadis itu masih setia memejamkan matanya. Rupanya ia belum sadar jika terjatuh ke atas pria yang baru saja ia tabrak.

"Kok gak sakit ya?" Gumam gadis itu, sedangkan Langit sudah memasang ekspresi tak bersahabatnya, sembari masih memperhatikan wajah gadis itu. "Masa sih tiba-tiba ada kasur" gumamnya lagi membuat Langit jengah.

Dengan kesal Langit langsung mendorong gadis itu, untuk enyah dari tubuhnya. Dengan begitu gadis dengan rambut yang di kucir kuda itu tersadar, dan langsung membuka matanya menatap Langit yang sudah berdiri dengan angkuh di depannya.
"Om jurik?" Ucap gadis itu membuat Langit melotot.

"Heh cewek udik! Dengar baik-baik!" Ucap pria itu menjeda ucapannya. "Ada tiga hal yang perlu lo tau! Yang pertama gue punya nama! Kedua gue bukan hantu! Dan ketiga Gue.Bukan.Om.Lo" lanjut Langit penuh penekanan pada akhirnya kalimatnya, sembari berkacak pinggang. "Ck, iya Den Langit! Maapin" ucap gadis itu sembari berdiri dan membersihkan tubuhnya dari rumput kering yang menempel pada bajunya.

"Lo sengaja ya nabrak gue!" Ucap Langit menuduh Gadis itu. "Heh! Sembarangan! Gak sengaja tau! Rem sepedanya blong! Terus ini juga turunan" balas Gadis itu tak terima. "Lagian, salah sendiri jalan kok sambil main handphone" cibir Gadis itu pelan.

"Halah! Bilang aja Lo caper sama gue kan? Iya kan!" Hardik Langit dengan senyum remehnya. "Caper? Apaan tuh? Sejenis makanan? Kaya tenggo?" Tanya Gadis itu dengan tampang polosnya.

"Ck, itu wafer! susah sih emang Ngomong sama Orang Kampung" cibir Langit setelah itu langsung berlalu meninggalkan gadis yang terlihat sudah memerah.

"OGEB SIA! DASAR ORANG KOTA! SONGONG" Teriak gadis itu tak terima.















"Untung ganteng" lirihnya menatap punggung Langit.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OH My Mate ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang