🍀Epilog: Kamu dan Kenangan

2.4K 93 28
                                    

🍀 Playlist 🍀
Kamu Dan Kenangan || Maudy Ayunda (Cover Shannon)

.
.

***
Epilognya dari sudut pandang Langit ya!

***Epilognya dari sudut pandang Langit ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Langit Leonardo Ardhiadinata*

Saya disini, masih berpijak pada bumi, dan masih bisa merasakan raga ini. Walaupun kesepian selalu datang menghampiri.

Saya sangat setuju saat Tere Liye berkata "Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat merasa sepi di tengah keramaian, ramai di tengah kesepian". Dan saya tengah berada di pasar malam. Ramai, sangat ramai, tapi rasa sepi kembali menghampiri saya di tengah keramaian ini.

Semuanya terasa hampa, ada sisi yang kosong dalam hati ini, dan sampai raga ini menderita merasakannya.

Sudah lama kosong, sepertinya sudah bertahun-tahun. Cukup lama bukan? jelas, saya tidak akan pernah mengisi tempat kosong itu.

Karena pemiliknya masih sama, dan takkan pernah bisa tergantikan. Dialah sosok itu, sosok gadis yang selalu melemparkan ringisan lebar ke arah saya. Gadis polos yang selalu bisa membuat saya berdebar hanya karena menatap matanya.

Sungguh, saya sangat merindukannya. Merindukan segala yang ada pada dirinya. Senyumannya, ringisan cengirannya, tawanya, bahkan wajah sedihnya. Dan... rengekannya? ah, tunggu sebentar, apa dia pernah merengek pada saya?

Sepertinya pernah, saat itu dia merengek meminta ke kota tua, katanya disana ada festival. Saya memang berniat mengajaknya, walaupun dengan sesekali menjahilinya juga. Tapi saya sangat senang, dia seperti itu hanya kepada saya. Hanya saya.

Ah, saya sangat merindukan masa itu. Masa dimana saya tidak pernah merasakan kesepian. Seperti saat ini.

"Ayah... "

Saya menoleh ke bawah, melihat seorang gadis kecil berponi rata datang dengan Cotton Candy di tangannya. Dialah putri saya, anak tunggal saya. Anak yang saya besarkan dengan cinta saya.

Namanya Shakira Candy Leonardo, cantik bukan? sama seperti visualnya, dia sangat cantik dan menggemaskan. Dia mirip sekali dengan saya, namun senyumannya terus mengingatkan saya pada sosok Bundanya.

Saya berjongkok mensejajarkan tubuh saya dengan gadis kecil ini. Lalu mengusap rambut panjangnya yang berwarna hitam kecoklatan. Ia meringis lebar kepada saya. Persis seperti wanita yang sudah melahirkannya.

Dan itu membuat saya kembali ke memori beberapa tahun yang lalu. Lebih tepatnya, enam tahun yang lalu.

Setelah melahirkan anak kami, Bulan dinyatakan koma. Tenaga medis meminta saya untuk menyerah untuk itu semua, karena hanya beberapa persen kemungkinan kehidupan untuk Bulan.

OH My Mate ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang