Part 37 : Pengganggu

377 99 53
                                    

Happy Reading

***

Putri mengangguk lalu menuruti ucapan Randa. Ia menempelkan layar ponselnya di dekat telinga kirinya, lalu berucap. "Halo..."

"Putri?..."

"Ada apa kak?"tanya Putri tak mau basa-basi.

"Posisi lu di mana sekarang?..."

"Kenapa emang kak?"

"Sendiri? Atau--?..."

"Gua lagi gak sendiri kak. Kenapa telepon? Ada yang penting ya?"cecar Putri.

"Oh kirain sendiri. Iya nih, gua mau ngomong sesuatu yang penting sih. Besok sebelum bel masuk, bisa gak temuin gua di ruang OSIS?..."

Putri melirik Randa sang kekasihnya yang tengah asik menyantap kerak telor dengan khidmat, ia menjauhkan ponsel itu dari wajahnya. "Cowok aneh bin mesum, kak James minta gua temuin dia di ruang OSIS besok."

Kening Randa berkerut ketika mendongakkan kepalanya menatap kekasihnya bingung. "Terus?"

"Gua harus jawab apa?"

"Terserah lu aja."respons Randa memberi tanggapan.

Putri kembali mendekatkan ponselnya ke telinga. "Kak?"

"Iya, gimana? Besok bisa ketemu gua kan? Pas sebelum bel masuk?..."

"Iya bisa."

"Oke, sampai ketemu besok. Daah..."

"Dah."

Sambungan telepon terputus. Putri memasukkan ponselnya kembali ke dalam sling bag-nya lalu menghela napas berat. Ia menatap Randa yang wajahnya tampak datar melihat piring kosong bekas makanannya yang telah habis.

"Cuma ketemu dia dan bahas sesuatu yang penting doang, habis itu gua langsung masuk ke kelas kok."ujar Putri dengan mengelus tangan Randa.

"Itu cuma modus dia doang supaya bisa ketemu lu. Dia suka sama lu cantik, gua gak mau dia rebut lu dari gua."

Putri menghela napas. Ia tahu ucapan Randa memang benar jika James menyukainya.

Sebenarnya Putri sudah lama memperhatikan gerak-gerik James yang belakangan ini berbeda terhadapnya, walaupun James belum menyatakan suka kepadanya. Putri jelas-jelas lebih dulu mengetahui perasaan James kepadanya, dan untuk itu semaksimal mungkin Putri menjaga jarak dan menghindari bertatap muka langsung dengan James.

"Gua capek."kata Putri tiba-tiba.

"Yaudah kalau gitu sekarang kita pulang. Besok pagi gua jemput, kita berangkat sekolah bareng."balas Randa dengan beranjak dari kursinya.

Putri meraih tangan Randa dengan cepat, seketika membuat Randa kembali duduk seperti semula.

"Cowok aneh bin mesum?"

"Ada apa?"Randa menatap lekat mata kekasihnya.

"Gua boleh jujur gak sama lu?"

"Boleh."

"Gua mau bilang sesuatu sama lu."

Randa menghela napas melihat gelagat kekasihnya yang aneh. "Bilang aja, kenapa harus basi-basi sih? Biasanya juga nggak kan?"

Putri mengangguk pelan selanjutnya ia menarik napas panjang, berusaha menormalkan degup jantungnya. Ia mengalihkan pandangannya dari Randa dengan menunduk. Dengan keberanian yang entah datangnya dari mana, akhirnya Putri berucap.

Dikejar Cogan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang