Happy Reading
***
Seperti aktivitas wajib, malam ini Randa pergi keluar rumah dengan outfit santai dipadu jaket bomber hitam kebesarannya. Setelah melirik arloji di tangannya, Randa mengembuskan napas lega. Ternyata ini tidak terlalu malam untuk sekedar berjalan-jalan, mengistirahatkan pikiran dari gadisnya.
Sejak tak ada kabar dari gadisnya, Randa sempat uring-uringan memikirkannya. Karena itu, ia mematikan ponsel dan meninggalkannya di nakas dekat tempat tidurnya.
Sebelum menyalakan mesin motor, Randa mengenakan helm full face-nya. Berpamitan kepada satpam penjaga rumahnya.
"Pak Aep, Anda pergi jalan-jalan dulu ya! Gerbang jangan dulu dikunci loh pak!!"seru Randa yang masih di atas motor.
Sedangkan satpam yang Randa sapa pak Aep, hanya membuka gerbang rumah majikannya itu.
"Jangan malam-malam den, pulangnya. Nanti nyonya ngamuk!"pesan pak Aep pada Randa.
Randa hanya mengacungkan ibu jarinya, sebelum benar-benar melajukan motornya.
Sepeninggal Randa, pak Aep kembali menutup pintu gerbang rumah majikannya itu, dan kembali memasuki pos satpam tempatnya berada.
Mengendarai tanpa tujuan, itu yang dilakukan Randa saat ini. Entahlah maksudnya apa, yang jelas dirinya pun bingung akan apa yang ia lakukan saat ini.
Ketika Randa melawati sebuah taman yang tak jauh dari kompleks rumahnya, Randa tampak menghentikan laju motornya.
Sekilas ia melihat papan nama bertuliskan Taman Mayora seolah tak asing dengan taman itu, Randa memarkirkan motornya dan memasuki taman itu dengan firasat buruk yang berkecamuk dipikirannya.
"Si cantik kan janjian ketemuan sama si Jamet di taman ini. Terus sekarang mereka ke mana? Kok gak ada sih?"gumam Randa memasuki taman dan tak menemukan seseorang pun di taman itu.
"Ah, iya. Ini udah jam sembilan malam ternyata, pantes aja mereka gak ada. Tapi kok firasat gua gak enak sama si cantik ya. Apa jangan-jangan?"gumam Randa kembali menduga-duga pikiran buruknya, setelah melihat arloji di tangannya.
Mengenyahkan pikiran itu, Randa kembali meninggalkan taman itu untuk berlalu, sekedar mencari seseorang yang tak berhasil ia temukan.
"Gimana kalau si cantik belum pulang juga ke rumahnya?"hatinya mencelos. Entah kenapa, firasat buruknya kembali melayang-layang memenuhi pikirannya.
Randa kembali mengenakan helm, menyalakan mesin motor, setelah itu melesat meninggalkan taman.
Masih di sekitaran jalan taman dekat kompleks rumahnya, Randa kembali menyusuri jalanan itu. Berharap ia menemukan apa yang dicarinya. Hanya firasat. Tapi, entah kenapa ia merasa yakin akan gadisnya yang masih berada di lokasi sekitaran taman itu.
Randa memperlambat gerak motornya, sekedar melihat-lihat dan memastikan. Di ujung jalan yang jauh dari tempatnya berada, ia melihat seseorang sedang duduk memeluk lututnya. Randa membuka kaca helm full face-nya, menyipitkan matanya, memastikan apakah seseorang yang ia lihat itu gadisnya atau bukan.
Setelah memastikan bahwa itu seseorang yang dikenalnya, ia berteriak memanggil nama seseorang agar menoleh ke arahnya.
"PUTRI!!!"
Tampaknya, teriakan Randa berhasil membuat seseorang yang sedang duduk di ujung jalan menoleh dan mencarinya.
Dengan perasaan khawatir, Randa memacu motornya mendekati seseorang itu. Benar saja, itu Putri gadis pemilik hatinya. Randa mengembuskan napas lega. Ia memarkirkan motornya tepat di hadapan Putri yang tengah menekuk kepalanya dalam-dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikejar Cogan [On Going]
Teen Fictionᴥ Akan Di Revisi Setelah Tamat ᴥ "Ngejar-ngejar gua mulu jadiannya mah kagak!" Syahputri Nayla Syahir. "Gimana mau jadian kalo lu-nya sok cuek plus jual mahal segala sama gua!" Randana Pralam Baskoro. Apa jadinya jika seorang cewek cantik cuek akan...