Yuan mengambil benda pipih di saku mantelnya yang sudah bergetar sejak tadi. Ada delapan panggilan tidak terjawab dari Ghea. Satu pesan masuk yang membuat langkah dan senyum Yuan terhenti. Segera Yuan menghubungi sekertarisnya tersebut sambil berlari meninggalkan taman.
"Kenapa bisa?"
"Kemarin memang saya melihat bahwa Nona Yocelyn sedang ada di Paris, mungkin mendengar bapak sedang ada di Itali, beliau menyempatkan untuk datang ke Roma."
"Kenapa tidak bilang sama saya?"
"Maaf, Pak. Saya tidak tahu jika Nona Yocelyn akan datang,"
Yuan berdecak kesal. "Sekarang dimana?"
"Kita baru saja turun dari jet, sekarang lagi di jalan menuju hotel Pak, di Verona."
Yuan mengumpat kesal. Mengendarai mobilnya menuju hotel. Bukan saatnya untuk Aqilla dan Yocelyn bertemu. Yuan tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman. Harus terjadi pertemuan dan perpisahan yang baik.
Dari taman menuju hotel hanya membutuhkan waktu sepuluh menit. Sampainya Yuan bertepatan dengan mobil sekertarisnya dan juga Yocelyn. Perempuan itu berlari menghampiri Yuan, memeluknya.
"Kejutan," Kata Yocelyn tersenyum senang. Melingkarkan tangannya di pinggang Yuan.
Yuan mengangguk. Melepaskan tangan Yocelyn. "Berkas saya?" Tanya Yuan pada Ghea. "Gue ada meeting, lo tunggu di kamar dulu,"
"Lama?"
"Satu jam," Yuan menepuk kepala Yocelyn, mengikuti langkah Ghea. "Jangan kemana-mana," Yuan memperingatkan.
Yocelyn mengangguk patuh. Sudah tiga hari ia berada di Paris untuk menghadiri pagelaran seni, mendengar Yuan ada di Roma membuat Yocelyn berinisiatif menghampiri lelaki itu. Karena jarak Paris dan Roma sangat dekat. Yocelyn dan satu orang yang di tunjuk Yuan untuk mengawasinya menuju sebuah kamar hotel yang sudah di sediakan.
"Lain kali kamu bilang sama saya," Kata Yuan menunjuk Ghea. "Kalau begini saya kelihatan selingkuhnya,"
"Bapak emang dari dulu udah selingkuh," Gumam Ghea.
"Berapa hari dia di sini?"
"Katanya besok pulang,"
Yuan mengangguk, kemudian mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas ketika melihat dua pria yang sudah berdiri menyambutnya.
Semalam Yuan menemukan sebuah ide untuk membangun sebuah villa di Verona. Ia menghubungi beberapa rekan kerja yang akhirnya keinginan Yuan bisa terkabulkan. Tempat wisata di Verona sangat menarik, karena itu Yuan ingin memberikan mereka tempat tinggal selama berada di Verona.
Yuan lebih suka menginvestasikan uangnya untuk membangun sebuah gedung yang bisa ia jual belikan nantinya. Cita-citanya adalah memiliki sebuah tempat peristirahatan di seluruh negara, karena Yuan ingin mengisi hari tuanya dengan berjalan-jalan ke seluruh negara bersama orang yang ia cintai nantinya.
Tidak terasa meeting berlangsung selama tiga jam. Yuan berniat untuk menghampiri Aqilla namun gagal karena Yocelyn sudah menunggunya di luar gedung.
"Aku belum makan," Kata Yocelyn melingkarkan tangannya di lengan Yuan. Keduanya berjalan di lobby hotel. "Kamu udah selesai kan? Bawa aku jalan-jalan,"
Yuan menggaruk kepalanya sambil melirik Ghea. Ghea mengangkat bahunya tanda tidak ingin ikut campur, sekertarisnya itu pergi begitu saja.
"Oke," Kata Yuan mengangguk.
Yocelyn melompat kecil berlari masuk ke mobil yang sudah di sediakan. Mendesah pelan, Yuan akhirnya mengikuti keinginan Yocelyn.
"Mau makan di mana?" Tanya Yuan mengendarai mobilnya keluar dari halaman hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY [COMPLETE]
Teen Fiction"Karena kematian tidak selalu identik nyawa yang menghilang, tapi juga kebahagiaan." Kisah perjalanan cinta seorang buaya darat. Menemukan cinta sejati ataupun jadi diri.