Bab 17. Sapu Terbang

7.4K 968 108
                                    

Jutaan bintang bertaburan di atas langit malam. Petikan gitar mengalun pelan bersama nada suara teramat lembut membawakan deretan lagu menenangkan. Suasana mendukung untuk dua orang yang sedang mencari ketenangan dan kenyamanan.

Jemari Yuan terhenti, begitupun lagu yang ia bawakan di biarkan menggantung karena tiba-tiba Yuan merasakan sesuatu di bahunya. Terdiam beberapa detik, Yuan menunduk mengulum senyum kemudian melanjutkan lagu yang ia bawakan. Membuat Aqilla semakin masuk alam mimpi.

Yuan sadar bahwa ia lelaki brengsek. Mengencani banyak perempuan lalu meninggalkan tanpa memberi aba-aba. Darah remaja yang mengalir kental di tubuhnya membenarkan semua perilaku dirinya. Belum ada pikiran untuk menikah, masih sangat jauh untuk di bayangkan. Yuan menikmati waktunya, salah?

Untuk Yuan semuanya benar. Tidak ada waktu di hidupnya yang ia sia-siakan. Jika semua perempuan suka, itu hanya bonus.

Dari sekian banyak perempuan yang ia temui, Aqilla salah satu yang mencuri perhatiannya. Tegas, dingin, pintar, sedikit pemalu, tidak terlalu cantik di bandingkan semua perempuan yang dekat dengannya. Tapi Aqilla punya kecantikan yang menurut Yuan berbeda. Semua berjalan biasa saja, menggodanya seperti yang lain. Sayangnya jika perempuan lain akan tergoda, berbeda dengan Aqilla.

Yuan suka tantangan. Semua cowok suka di buat penasaran, menurut Yuan perempuan itu harus di kejar bukan mengejar. Sama seperti jutaan sel sperma yang mengejar sel telur. Tapi bukan menutup buku bahwa perempuan tidak boleh mengejar. Semua ada jalannya masing-masing. Jaman sekarang perempuan menyatakan cinta terlebih dahulu itu hebat, Yuan menghargainya. Tapi untuknya pribadi, Yuan lebih suka mengejar buka di kejar.

Point terpenting Yuan suka cewek pintar. Setiap kali persentasi atau diskusi, Yuan selalu mancing Aqilla yang akan selalu mematahkan argumen miliknya. Jika Yuan selalu menggunakan logika, maka Aqilla akan berpikir secara ilmiah. Tidak ada yang mengalah dan selalu di akhiri Yuan dengan sebuah gombalan agar Aqilla tidak marah.

Berargumen itu sangat penting memancing proses berpikir. Wawasan Aqilla cukup luas. Yuan tahu ia jauh lebih unggul, terkadang ia juga perlu pura-pura bodoh agar orang lain bisa mengeluarkan pendapat. Meski Yuan tahu jawabannya, Yuan masih sering meminta pendapat Aqilla, ia juga manusia yang pernah salah.

Menganggumi wajar bukan?

Yuan suka cara Aqilla berpikir dan semangat dalam belajar. Aura positif yang Aqilla berikan membuat Yuan bisa menyusun masa depan.

Jarum jam berjalan sangat cepat, Yuan meletakkan gitar hati-hati karena tidak mau membangunkan Aqilla. Rolia-Mama Aqilla berjalan mendekat.

"Tidur?" Tanya Rolia melihat putrinya sudah tertidur pulas di bahu seorang lelaki.

"Jangan di bangunin, Tan." Yuan menahan tangan Rolia. "Boleh aku pindahin ke kamar?" Tanyanya meminta izin.

"Bangunin aja, berat tau,"

Yuan tertawa kecil. "Nggak, masih ideal,"

"Jadi ngerepotin, nggak enak Tante sama kamu. Aqilla bisa ketiduran segala,"

Yuan bergerak pelan, membawa Aqilla dalam pelukkan dan berjalan mengikuti Rolia menuju sebuah kamar. Meletakkannya hati-hati di ranjang agar tidak membangunkan Aqilla. Yuan menarik selimut, menutupi tubuh Aqilla sampai ke atas leher.

"Jangan pulang dulu, ada yang mau Tante titip sama Mama kamu," Rolia keluar dan membiarkan Yuan menunggu di kamar.

Yuan mengangguk, mengusap tangannya ke belakang sambil berjalan memeriksa kamar Aqilla. Tawa kecil Yuan terdengar ketika melihat tumpukkan coklat di samping meja belajar. Yuan mengambil salah satunya yang masih terbungkus pita. Aqilla berbohong sudah menjualnya.

PLAYBOY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang