Bab 18. So let me just let go, Yuanes.

8.4K 973 141
                                    

Jangan lupa follow instagram pemainnya biar baper ya lebih berasa.
@Yuanessamora
@aqillachallondra
@milan_arz
@afikayocleyn2020

**

Yuan tidak pernah double date sebelumnya. Ternyata cukup menyenangkan dan ramah lingkungan. Duduk santai di kursi belakang sambil mengobrol ringan bersama Yocelyn sementara supir pribadinya yaitu Milan akan membawa keduanya kemanapun. Yuan sengaja mengajak Milan, alasannya? Tidak ada. Jika Yuan meminta maka Milan akan mengiyakan, begitupun sebaliknya. Milan juga sering menjadikan Yuan sebagai supir pribadi sekaligus pelayan ketika Milan sedang kencan.

Tidak semua orang bisa memahami sifat Yuan. Jujur saja sekarang pun Milan masih tidak mengerti bagaimana sahabatnya bisa menempatkan posisi. Bayangkan saja, seorang cowok sekarang duduk bersama perempuan, bercengkrama, tertawa seolah tidak ada masalah. Tatapan mata fokus pada perempuan itu membuat siapa saja bisa terbuai. Untuk orang yang melihatnya itu adalah sebuah ketertarikan. Tapi Milan tahu itu hanyalah sebuah pembohongan.

Yuan sangat handal menempatkan diri seolah saat ini fokusnya hanya satu. Tapi Milan tahu bahwa otak jahat Yuan ingin melompat ke mobil belakang dimana Aqilla dan Dafa bersama. Milan tidak habis pikir dari mana Yuan mendapatkan ketenangan, berpikir rasional dan bertindak pelan namun sesuai jalan. Semuanya terlihat baik-baik saja. Yuan pandai menyembunyikan perasaan untuk menyempurnakan keinginan.

Milan mendesah pelan menyaksikan keromantisan keduanya lewat pantulan kaca. Semua kartu Yuan sudah di pegang oleh Milan, sehingga gombalan yang terus di utarakan pada Yocelyn membuatnya ingin muntah. Jika masih ada perempuan yang percaya bahkan terbuai, Milan tidak tahu lagi meyebut mereka apa. Tolol? Idiot. Tolong, dia Yuanes. Semua kalimat yang keluar dari mulutnya tidak bisa di pertanggung jawabkan, setiap menit bisa berubah. Anda masih peraya? Siapkan hati dan jangan bunuh diri. Hanya itu pesan Milan. Semoga beruntung.

"Ikut nggak?" Tanya Yuan ketika mereka sudah tiba di sebuah kafe untuk makan siang.

"Dih najis." Kata Milan lebih memilih duduk di mobil sambil bermain game.

Yuan mendorong kepala Milan sebelum keluar menutup pintu mobil. Menggenggam tangan Yocelyn, keduanya masuk ke kafe menyusul Aqilla dan Dafa. 

"Milan nggak turun?" Tanya Dafa.

"Nggak, najis katanya. Nggak ngerti gue, najis sama orang apa sama tempat," Yuan memesankan menu nasi goreng dan ayam bakar. "Lo mau apa?"

"Sama aja," Kata Yocelyn.

Setelah memesan makanan, mereka sibuk bersama pasangan masing-masing. Yuan dan Yocelyn memilih bermain game, menebak dan saling tertawa keras membuat Aqilla dan Dafa sedikit terganggu.

Begitu pesanan datang, Yuan mengantar pesanan nasi goreng ke mobil untuk Milan. "Nih, nasi basi terus di goreng. Udah di khianati terus hi-"

Milan melempar muka Yuan menggunakan tissue. "Pergi lo bangsat."

Setelah mengantar makanan untuk Milan, Yuan berlari kecil kembali ke kafe. Menikmati kencannya. Sesekali melihat ke arah Aqilla yang tertawa kecil ketika Dafa membisikkan sesuatu ke telinga.

"Ada orang yang mati habis bisik-bisik," Cetus Yuan meletakkan sendok dan garpu ke meja lalu makan menggunakan tangan.

Aqilla dan Dafa akhirnya merasa tidak enak, lebih ke tidak nyaman.

PLAYBOY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang