Aqilla baru saja menyelesaikan rapat pukul delapan malam. Melihat ada pesan masuk untuk mengingatkan Aqilla jikalau lupa karena terlalu fokus bekerja. Aqilla tersenyum kecil, membalas pesan tersebut kemudian beranjak dari ruang rapat menuju parkiran.
Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Aqilla menghubungi Dina, menanyakan Anacea. Vidio call sebentar menghilangkan rasa rindu.
Tiba di restoran, Aqilla mengakhiri sambungan telpon. Merapikan blouse berwarna putih dilapisi blazer hitam membuat sisi ceria, pekerja keras dan profesional dalam diri Aqilla. Dipadukan dengan skinny pants dan juga sepatu ankle strap hitam, Aqilla berjalan percaya diri.
Bibirnya tersenyum manis menghampiri seorang pria yang melambaikan tangan pada Aqilla. Keduanya berpelukkan singkat, Aqilla merasa terhormat saat pria tersebut menarik kursi untuk mempersilahkannya duduk.
"Aku bukan tuan putri," Aqilla meletakkan tas ke meja.
Seth tertawa pelan, memberikan buku menu pada Aqilla. "Gimana pekerjaannya?"
"Lumayan, kamu kapan pulang? Katanya kemarin penerbangan dibatalin,"
"Kemarin, aku ke rumah Mama dulu,"
Aqilla mengangguk, memilih menu makan malam. Perutnya sudah meronta. Aqilla Menyebutkan pesanan pada pelayan, dilanjutkan oleh Seth.
"Aku ada sesuatu buat Cea," Seth meletakkan tas jinjing lumayan besar ke meja, mendorongnya ke hadapan Aqilla.
"Kebiasaan, Cea mainannya banyak banget di rumah karena kamu,"
Seth tersenyum. "Titip kasih Cea, soalnya besok aku ada kerjaan di luar kota,"
Aqilla mengangguk. Meletakkan tas mainan ke lantai karena pesanan datang. "Tumben kamu mau dinner berdua, biasanya minta aku bawa Cea,"
"Ada yang mau aku bicarain sama kamu,"
"Apa?" Aqilla mengaduk spaghetti pesanannya.
"Makan dulu, laper banget aku,"
Aqilla tertawa pelan, keduanya makan dalam damai. Sesekali mengobrol tentang pekerjaan, kejadian lucu ataupun hal yang terjadi selama mereka berpisah beberapa hari.
Suasana restoran sangat romantis. Kebanyakan orang yang datang adalah sepasang kekasih. Aqilla menikmati makan malamnya, kebersamaan saat ini membuat Aqilla lupa akan penat pekerjaan. Namun, semua berubah saat Seth mulai berbicara serius.
"Aku mau tanya sekali lagi sama kamu, La," Kata Seth pelan usai menyantap makanan. "Semua yang terjadi merubah masa depan kita. Aku, kamu, dan kehadiran Cea saat ini. Aku nggak akan cari tahu apa yang sudah terjadi, siapa Papa kandung Cea ataupun bertanya tentang masa lalu yang membuat kamu trauma. Aku tau perjuangan kamu bangkit nggak mudah untuk sampai di titik ini,"
Aqilla mendengarkan, menatap Seth teduh.
"Kita kenal lebih dari lima tahun, aku terima kamu apa adanya, aku terima kehadiran Cea di antara kita." Seth mengeluarkan sesuatu lalu memberikannya pada Aqilla. "Satu kali lagi aku bertanya sama kamu dari dalam hati, dari ketulusan yang terdalam."
Air mata Aqilla jatuh, dengan cepat Aqilla menghapusnya.
"Kamu mau nikah sama aku?"
Aqilla terteguh. Melihat Seth yang kini menatapnya sambil tersenyum, Aqilla tahu dalam hati Seth pasti sangat sedih. Apa Aqilla jahat telah membuat seorang pria menunggu demi dirinya? Kenapa? Kenapa Seth masih ingin mempertahankannya? Banyak perempuan di luar sana yang jauh lebih baik darinya. Aqilla tidak pantas bersanding dengan Seth.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY [COMPLETE]
Roman pour Adolescents"Karena kematian tidak selalu identik nyawa yang menghilang, tapi juga kebahagiaan." Kisah perjalanan cinta seorang buaya darat. Menemukan cinta sejati ataupun jadi diri.