Bab 31. Termakan gengsi menyesal di kemudian hari

6.3K 955 341
                                    

Kembali ke rutinitas semula. Bekerja seperti biasanya, menyambut tamu, melakukan penerbangan dan memperlihatkan sebuah senyuman tulus setiap kali bertemu siapapun. Aqilla kembali menjadi dirinya sendiri. Menutup buku yang sudah terjadi dan fokus pada masa depan.

Ada banyak faktor Aqilla melupakan kejadian yang membuatnya tidak tidur beberapa hari. Semangat dari Mama, mendengar cerita Eisha, mengobrol bersama calon mertua dan berkumpul bersama orang-orang yang sebentar lagi akan menjadi keluarganya. Mempersiapkan pesta pernikahan yang sudah Aqilla impikan.

Setengah jam lagi Aqilla akan mendarat di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta setelah menempuh perjalanan panjang dari Bandar Udara Internasional London Heathrow, Inggris.

"Mari saya bantu," Aqilla dengan sigap meraih tangan seorang wanita tua yang kesulitan berjalan karena kakinya keram telah duduk terlalu lama.

Wanita tersebut tersenyum hangat pada Aqilla, menjadikan lengan Aqilla sebagai tongkat untuknya berjalan menuju toilet. "Terima kasih,"

"Sama-sama, saya akan tunggu di sini," Kata Aqilla sopan.

Wanita parubaya itu mengangguk, meninggalkan Aqilla di luar selagi ia membuang air kecil.

Senyum Aqilla memudar perlahan, ia terduduk meraih kepalanya yang pusing. Menjadi pramugari harus bisa memperlihatkan penampilan selalu fresh, tidak perduli keadaan sedang sakit. Mereka di haruskan memberi pelayanan yang prima sehingga pelanggan merasa puas. Terlebih Aqilla melayani penumpang nomor satu, orang-orang penting dan ber-uang.

Aqilla segera berdiri ketika pintu kamar mandi terbuka, senyuman di bibirnya kembali terlihat. Aqilla mengantarkan wanita tersebut kembali ke tempatnya.

"Kemarilah," Katanya memanggil Aqilla, wajahnya mulai keriput dan suaranya yang kecil. Namun penampilannya masih terlihat modis dan berkelas.

Aqilla berjongkok, menghadap penuh. "Ada yang bisa di bantu?" Tanyanya lembut. Siapapun orang yang pernah dilayani oleh Aqilla, mereka akan terus mengingat satu pramugari yang cantik, lembut dan baik hati.

Wanita tersebut mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, memberikan pada Aqilla. "Saya perhatikan, kamu sepertinya sedang tidak sehat. Saya biasanya minum obat ini, kamu bisa meminumnya,"

"Terima kasih, tapi saya sehat," Tolak Aqilla sopan.

"Saya dokter, ini hanya vitamin," Kemudian mengeluarkan tanda pengenalnya. "Nama saya Syanes," Aqilla mengambil kartu nama yang di berikan. "Kamu baik sekali," Pujinya.

"Terima kasih," Kata Aqilla merasa tidak enak. Ragu menerima barang dari tamunya.

Syanes mengelus tangan Aqilla dengan tatapan teduh. Lalu mempersilahkan Aqilla pamit undur diri. Syanes tersenyum menatapnya.

Pesawat mendarat dengan sempurna. Aqilla mengantar kliennya sampai ke ruang tunggu. Membantu mendorong koper. Setelah itu ia pamit undur diri, tidak lupa berterima kasih karena telah menggunakan jasa pelayanan maskapai penerbangan tempatnya. Di setiap penerbangan, Aqilla sering sekali mendapatkan hal yang tidak terduga. Mereka sangat menghargainya dan mengatakan bahwa Aqilla jauh lebih cantik dari pada poster yang terpasang di depan bandara.

Berbagai macam manusia sudah Aqilla hadapi. Mulai dari anak kecil sampai orang tua. Aqilla mencintai pekerjaannya.

"Mbak," Panggil seorang perempuan berlari mendekati Aqilla. "Ada titipan, dari klien saya,"

Aqilla mengerutkan kening, menatap sebuah bingkisan. "Nenek tua itu?" Tebak Aqilla, karena tadi Aqilla yang membantu mengambil bingkisan tersebut dari atas tempat duduk.

PLAYBOY [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang