Selalu ada cerita yang dibungkam, selalu ada sejarah yang dilupakan. Tapi, dibalik itu semua selalu ada darah yang tak boleh diperlihatkan.
Kita lupakan itu.
Siang ini ...
Cemani, si ayam hantu, membongkar kembali kotak ingatannya, mengobrak-abrik isi memori manis dan pahitnya guna meluruskan sejarah yang sudah lapuk dimakan usia.
Hanya ada sesal di belakang para wayangnya.
Lalu apa?
Menyalahkan sang dalang yang ada di sana?
Bukan itu yang Cemani ingin.
"Lalu," sambung Cemani seraya membuang napas berat.
~~~
Kejadian itu terasa amat cepat bagi Cemani. Dalam waktu kurang dari 2 menit ia telah membunuh dua ekor ayam.
Tatapan Cemani berubah kosong, sekosong hatinya. Tak ada rasa apa pun di dadanya selain gemuruh.
"CEMANI!" bentak Abang yang baru tiba, di belakangnya ada Belòng dan Jengger.
Keadaan mereka penuh luka. Namun, ada perasaan lega yang tersirat di wajah tegas mereka.
Belòng segera mendekat pada Cemani yang masih mematung.
"Cemani, apa yang kau ..." Belòng tak mampu lagi berkata.
Abang dan Jengger lekas medekat dengan perasaan acak.
"Cemani, sebaiknya kau jelaskan-"
"Aku membunuh mereka," ptong Cemani datar. Jengger yang perkataannya dipotong hanya menggeram.
"DAN MAKSUDMU APA, HAH?!" Bentak Abang naik pitam. Cemani memandangi jasad Kemuning. Jauh dari lubuk hatinya ia bertanya.
Salahkah aku menyelamatkan pertemanan dengan tumbal si biang masalah?
"CEMANI!" teriak Abang hilang kesabaran. Dan untuk pertama kalinya, Abang menaruh dendam.
Jengger menyadarinya, masalah akan kian panjang jika dibiarkan. Ia maju untuk melerai.
Namun ...
"Kalian marah padaku?" pertanyaan Cemani seakan menjadi bensin untuk bara api yang menyala-nyala. Cemani menatap Abang sinis.
"Untuk apa?" tanyanya lagi. Belòng tahu, situasi akan menjadi rumit jika masalah ini diteruskan.
"Kalian bertarung hanya demi satu betina murahan, yang dengan senang hati memberi kehangatan pada pejantan manapun?!"
Hancur sudah, Jengger ikut naik pitam.
"Di saat kalian mengadu jalu, betina ini mengadu kasih dengan pejantan konyol dari kandang sebelah. DI MANA MATA KALIAN?!"
Cukup, Belòng sudah tak tahan dengan Cemani. Ia lalu pasang posisi, diikuti Jengger dan Abang.
"Beginikah sikap kalian? inikah rasa terima kasih kalian?"
Tak ada Jawaban.
Cemani ikut memasang sikap. Ia membelalakan mata saat ketiga "mantan" sahabatnya memundurkan kaki kiri bersamaan, hati Cemani bergemuruh hebat.
"PERSETAN DENGAN HARGA PERTEMANAN YANG LEBIH MURAH DARI PAKAN AYAM!" Ceman yg ikut mengundurkan kaki kirinya.
Setelah ini adalah kesungguhan dan sebelum ini adalah kecelakaan!
Tak ada yang mengomandoi, mereka maju serempak. Tiga lawan satu harusnya mudah, namun dengan luka yang masih baru, pertarungan menjadi amat sulit.
.
.
.
.
.
Dan di akhir kisah, Abang dan Belòng tewas. Jengger dan Cemani menderita luka parah.
Pak Karto, pemiliki kandang terpaksa menjual Cemani karena ketahuan telah membunuh Japra di luar arena.
~~~
"Dan disinilah aku sekarang," ujar Cemani sambil terkekeh.
"Takdir selalu unik, kau hanya perlu mengikuti alurnya dan menebak di mana kau akan menepi sejenak."
Cemani ingat kata-kata itu, tapi ia lupa siapa yang mengatakannya.
"Jadi, kenapa kau ada disini?" tanya Jengger malas dengan sedikit menahan emosinya
"Aku sedang berwisata masa lalu," jawab Cemani ramah.
"Maksudmu nostalgia?" tanya Jito yang di angguki Cemani.
Kembali, Jito berpikir. Bukankah lebih mudah mengatakan nostalgia daripada wisata masa lalu? apakah makhluk makhluk cerdas selalu menggunakan perumpamaan yang sulit dimengerti?
Namun, keramahan itu adalah hal buruk bagi Janger. Jengger kenal betul perangai Cemani sejak lama.
Sosok Cemani yang ia kenal adalah sosok yang dingin dan misterius.
"Ingat, nak."
Jito mengangguk pada Cemani yang masih setia dengan senyumnya.
"Jika keadaan tak sesuai dengan angan, jangan sekali-kali kau angkat jalumu untuk menjelaskan."
Diskusi ayam jago.
~END~
![](https://img.wattpad.com/cover/221415860-288-k278730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HONESTY (End)
Historia Cortajujur ... aku sebagian darimu yang selalu menghindari kata itu. jujur ... aku sebagian dari mereka yang dengan mudah meminta orang lain melakukannya. jujur ... aku sebagian dari kalian yang dengan amat sangat mengharapkannyya. dari ku, untukmu ... H...