13

58 8 0
                                    

kepercayaan itu seperti selembar kertas,akan sulit menuliskan apapun jika sudah terlanjur kau remas

-ayatsuci-

🌼🌼🌼

17.00 WIB

Saaih menjemput umi abi di bandara Soetta karena jaraknya tidak terlalu dekat juga jalanan yang macet hingga perkiraan Saaih akan sampai setelah satu jam setengah tepat dengan landing keduanya

Sedangkan orang yang dirumah tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing temasuk Rifa yang tengah memasak bersama Jidah meski keduanya saling diam tanpa bicara dan dilanjut dengan berjamaah maghrib dan isya

Setelah sampai dirumah,Saaih membawa umi abi ke kamar kak Jidah lewat tangga belakang agar tidak ketahuan Rifa

Setelah orang rumah mengetahui kedatangan umi abi,Jidah meminta semuanya ke kamarnya dahulu sebelum makan malam karena ada sesuatu yang ingin ia perlihatkan

"emangnya ada apa kak?"tanya Muntaz berakting

"ada sesuatu,yaudah semuanya sekarang ke kamar kak Jidah yuk!"ajak Jidah pada semuanya

"paling ngeliatin makeup baru kamu Jid"ucap Sohwa berakting pula sambil menaiki tangga bersama yang lainnya termasuk Rifa

Rifa yang digandeng Qahtan dan Saleha merasa penasaran terhadap sesuatu yang akan kak Jidah perlihatkan hingga semuanya harus melihat itu,namun yang terus bergelut dalam pikirannya adalah bagaimana cara agar Jidah memaafkannya dan tak marah lagi padanya

Setelah semuanya sudah berada di depan pintu kamar,Jidah meminta semuanya menutup mata lalu Rifa pun memejamkan matanya tanpa penghalang hingga Rifa tak tahu bahwa yang lain tak menutup mata melainkan dia saja

Saat Rifa memejamkan matanya,semua gen halilintar memeluk terlebih dahulu pada umi abi dalam kamar tanpa bersuara
agar Rifa tak curiga apalagi sampai membuka mata.Sedangkan Rifa ditemani kak Icem,bang Bani dan kak Summi sambil menjaga-jaga Rifa agar tetap pada posisinya kini

Setelah semua gen berpelukan mereka pun keluar kamar meninggalkan umi abi,lalu Jidah memberi aba-aba untuk semuanya membuka mata sambil memegang gagang pintu

"sebelum itungan 3 jangan dulu buka mata yah....1....2....3...."hitung Jidah dibarengi dengan membuka pintu

Rifa tak tahu bahwa semuanya sudah membuka mata sebelum hitungan tiga,hingga ia sangat terkejut saat semuanya bernyanyi ria dengan lirik selamat ulang tahun

Namun hal yang membuatnya lebih terkejut saat ia melihat sosok yang Jidah perlihatkan dengan wajah riang juga senang

"u-mi a-bi?"Rifa terkejut hingga ia terbelakak dan menutup mulut dengan tangan kirinya

Rifa pun menghampiri keduanya untuk bersalaman terutama pada umi yang ditambah dengan pelukan

"selamat ulang tahun nak,semoga di umur kamu yang ke-18 ini kamu menjadi anak yang makin bertaqwa makin sholehah makin dekat dengan allah subhanahu wa ta'ala dan semoga semua impian kamu bisa tercapai,juga semoga kamu bisa terus berada dalam keluarga kami"do'a umi mengeratkan pelukannya pada Rifa

Rifa merasa kasih sayang umi ini seperti ibu kandung yang menyayangi anaknya,Rifa tak bisa berkata-kata akan hal ini apalagi kejutan seperti ini langka terjadi pada hari istimewanya hingga membuatnya haru bahagia

Semuanya mengucapkan selamat ulang tahun pada Rifa,namun Rifa menangis saat Jidah memberitahu jebakannya itu

"maaf yah Rif,sebenarnya aku sama sekali ga marah sama kamu.Soalnya ini tuh... PRANKKKKK"ucap Jidah disusul serentak mengucapkan kalimat akhir,hingga Rifa terkejut dan menangis karena ternyata hal yang sangat ia khawatirkan hanyalah jebakan hingga semuanya memeluk Rifa tak tega

Setelah melepas pelukan,semuanya berdo'a untuk Rifa yang dipimpin oleh abi dan dilanjut memotong kue.Setelah itu dilanjut unboxing hadiah yang diberikan semua keluarga,sungguh bahagia menjadi Rifa gadis asal desa ini

Saat kado semuanya telah dibuka,tinggal kado Saaih lah yang belum dibukanya. Kira-kira apa yah? soalnya Saaih meminta kadonya yang terakhir dibuka

Hingga Rifa pun perlahan membukanya apalagi saat ia mengangkatnya sedikit berat,hingga akhirnya kado terbuka dan Rifa benar-benar kehabisan kata setelah melihat kado yang Saaih berikan membuatnya diam tak percaya

"Wowww"serentak semuanya terkejut melihat kado yang diberikan Saaih

Saaih hanya menatap Rifa berharap ia senang akan hadianya

"mas ini benar hadiah buat saya?"tanya Rifa tak memercayai hal ini

Saaih pun mengangguk dengan wajah yakinnya,membuat Rifa terharu bahagia karena barang ini adalah barang yang ia butuhkan apalagi untuk saat ini,saat ia berjauhan dengan keluarganya di kampung.Ya!barang itu adalah handphone yang bisa ia pakai untuk teleponan bertatap muka,lihat youtube,memainkan media sosial dan juga lainnya...namanya juga Sultan,wajar kasih barang mahal.

"mas saya benar-benar terimakasih atas hadiahnya karena mulai sekarang saya bisa mendengar bahkan melihat kabar keluarga di kampung.Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan kebaikan yang jauh lebih banyak lagi"sendu Rifa benar-benar bersyukur atas ni'mat-Nya

Semuanya memgaminkan do'a Rifa termasuk Saaih yang ikut mengaminkan juga mengukir senyuman kecil di akhir aminannya

Semuanya kembali ke meja makan untuk makan malam bersama juga bercerita selama di Turki dan membagikan oleh-oleh dari umi abi

Semua orang yang ada dirumah ini mendapatkan oleh-oleh,termasuk Rifa yang baru 2 bulan menempati rumah ini pun mendapatkannya

Setelah semuanya makan malam juga berbincang-bincang,mereka kembali pada kegiatannya masing-masing kecuali Rifa dan Saaih yang sedang berkutik pada telepon baru Rifa,karena Rifa ingin menghubungi keluarganya di kampung hingga Saaih pun mengajarkan Rifa cara menggunakan telepon tersebut

Setelah mencoba menghubungi teh Ita melalu video call,akhirnya Rifa dapat bertatap muka dengan keluarganya di kampung terutama bapaknya yang dirindukannya selama ini

"alhamdulillah bapak sehat nak,bapak rindu sekali sama kamu.Hampir setiap hari bapak tanyakan kabar kamu ke Ganjar karena telepon kamu sulit dihubungi sampai buat bapak khawatir apalagi kamu sudah tidak tinggal bersama Ganjar 2 bulan ini...kamu sehat kan nak?"tanya Agus sendu setelah 2 bulan tak melihat wajah anak tercintanya

Rifa yang melihat raut wajah bapaknya haru bahagia sudah tak bisa menahan bendungan air matanya sejak tadi hingga ia pun menjatuhkan air mata kerinduan,ia sangat bahagia melihat bapaknya sehat tidak seperti yang selama ini ia khawatirkan

"alhamdulillah Rifa sehat pak,Rifa juga sangat rindu pada bapak.Bapak tidak perlu khawatirkan Rifa karena insya allah Rifa akan baik-baik saja,alhamdulillah pak Rifa bekerja di keluarga yang sayang,baik, juga perhatian sama Rifa,jadi bapak tak perlu cemaskan Rifa..."sendu Rifa menderaikan air matanya pada lawan bicaranya di dalam layar teleponnya

Saaih yang sejak awal menemani Rifa menghubungi keluarganya juga merasa haru nan sedih apalagi saat Rifa menjatuhkan air mata,rasanya ia ingin menghapusnya juga menenangkannya

"laki-laki itu siapa nak?"tanya Agus melirik Saaih karena tak sengaja Rifa menggerakan handphonenya hingga Saaih ada dalam layarnya

Rifa pun melihat sekelilingnya dan terdapat Saaih disampingnya dengan jarak tak terlalu dekat juga ada kak Jidah didepannya sedang berkutik dengan laptopnya

"oh itu mas Saaih pak kakaknya murid Rifa"ucap Rifa mengarahkan kameranya pada Saaih,Saaih pun tersenyum pada Agus
 
"assalamu'alaikum pak"ucap Saaih dengan senyum renyahnya

Keduanya pun berbincang,tak banyak yang diperbincangkan hanya sekilas kinerja Rifa juga diakhir perbincangannya Agus menitipkan Rifa pada keluarga Saaih karena ia khawatir karena Rifa kan jauh dari keluarga juga berterima kasih atas kebaikan Gen Halilintar pada anaknya terutama pada Saaih karena sudah menjadi teman anaknya juga atas pemberian ponselnya hingga ia mengetahui kabar Rifa.Tak lupa Agus pun menitipkan salam untuk umi dan abi

INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA
jangan lupa vote dan comment semuanya☀💦

SunRain|Saaihalilintar (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang