jika kau percaya ada pelangi setelah hujan,seharusnya kau percaya ada kebahagiaan setelah kesabaran
-sunnaheverywhere-
🌼🌼🌼
Tak terasa hampir dua bulan ia menetap di rumah Gen Halilintar hingga membuatnya semakin dekat dan akrab pada penghuninya,tak terkecuali anak ke 6 keluarga ini yang sudah mulai biasa bertegur sapa dengannya setiap hari
Meski awalnya bersikap dingin dan cuek padanya hingga sering terjadinya kekeliruan antara keduanya.Namun kini keduanya sudah mulai terbiasa bersama,apa?!bersama?
Maksudnya mereka sudah mulai sering bercengkrama berbagi cerita bahkan saling mengubah sikap keduanya
Saaih yang mulai perhatian dan Rifa yang mulai terbiasa dengan keluarga ini bahkan ia selalu tersangkut dalam kegiatan keluarga
Saat ini tim Jidah sedang mempersiapkan syuting masak-masak bersama Rifa sesuai permintaannya waktu lalu.Rencananya mereka akan membuat makanan tradisional khas Bandung yakni batagor,keduanya sudah mempersiapkan bahan dan alat masak juga kamera dan lighting sehingga syuting pun dimulai
"hallo guys sekarang aku lagi bersama guru privat ngajinya Qahtan Saleha yakni Rifa.Kebetulan Rifa nih jago masak jadi kita tuh juru masak dirumah ini yah Rif? Nah hari ini kita mau buat batagor khas Bandung,pasti kalian semua udah tahu dong...oke bahan yang kita gunakan itu ada........"opening Jidah
Meski Rifa sudah sering melihat kegiatan syuting,namun tetap saja ia gugup apalagi sekarang ia ada dalam kegiatan syuting tersebut hingga membuat badannya sedikit gemetar
Saat dipertengahan syuting tiba-tiba Saaih muncul dan ikut dalam syuting tersebut,alasannya ingin tahu sekaligus membantu proses pembuatan batagor yakni makanan kesukaannya di SMA dulu. Karena saat istirahat,makanan yang sering ia beli di kantin sekolah adalah batagor
"terus udah ini apa kak?"tanya Saaih selesai memotong timun
"sekarang kamu bantuin Rifa ngebentuk adonan gih,biar ini sama kak Jidah aja"titah Jidah yang sedang membuat bumbu kacang batagor
"yaudah"ucap Saaih beralih pada Rifa yang sedang membentuk adonan batagor
Saaih pun langsung membantu Rifa membentuk adonan dengan lapis tahu dan pangsit menggunakan garpu
Saaih salah memotong tahu yang bentuknya memanjang karena seharusnya membentuk segitiga bahkan tahunya sudah diisi adonan,hingga membuat Rifa terkekeh dengan kekeliruan Saaih
"kenapa lo ketawa?"heran Saaih mengkerutkan kedua alisnya
Rifa hanya terkekeh menyembunyikan kepalanya pura-pura tak tahu namun ia pun memberitahu
"maaf yah mas,harusnya tahunya itu membentuk segitiga bukan memanjang"ujar Rifa ragu takut Saaih tersinggung
Saaih pun melihat adonannya
"masa sih,perasaan sama aja"yakin Saaih
Rifa terkekeh kembali karena ke sok tahuan Saaih dengan wajah yakinnya
"beda mas...nah jadi potongnya seperti ini"ujar Rifa langsung mempraktikan potongan tahu yang benar
Saaih memerhatikan potongan tahu Rifa dan ia merasa malu karena sudah salah tetap saja merasa benar,ya wajar Saaih kan tidak tahu soalnya kalau dia makan batagor itu yang sudah terpotong-potong
Lalu Saaih pun mempraktikannya hingga memasukkan adonannya.Keduanya sangat asyik membentuk adonan sambil berbincang-bincang hingga Jidah menyadari keasyikan mereka

KAMU SEDANG MEMBACA
SunRain|Saaihalilintar (Completed)
Fiksi RemajaKau terang dalam siang dan tenggelam dalam malam,namun mampukah malamku tetap terang dan tenang tanpa kehadiranmu? -Rifa Nabilah (Rain) Saat aku tenggelam aku selalu menitip pesan pada bulan bahwa aku selalu merindukan hujan,harap kembali bersamaan...