Seharusnya ini aku post kemarin, tapi karena terlilit tugas aku tunda jadi hari ini:(
Selamat membaca!🔥
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Yeji nampak sedikit gelisah, pasalnya ini adalah pertama kalinya sejak 5 tahun lalu ketika ia akan bertemu lagi dengan keluarga Yeonjun. Terlebih lagi saat itu kondisi dan suasanannya sangat tak bersahabat.
Yeji mencengkram erat ujung bajunya, sesekali ia menatap ragu dirinya di cermin.
"Kenapa ini terasa begitu gugup," Gumannya
"Jangan gugupkan ada aku." Bisik seseorang datang dan memeluknya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Yeonjun. Pria itu meletakan dagunya tepat di bahu calon istrinya tersebut, sembari menatap pantulan tubuh mereka dicermin.
Yeji yang mendengarnya menjadi sedikit lebih tenang, bahkan tengah mengelus lembut pungung tangan Yeonjun. Yeji tersenyum kecil, entah Yeonjun selalu memberinya kenyamanan dan Yeji memyukainya.
Ketika keduanya masih terhanyut dalam hasrat masing-masing, sosok bertangan mungil datang sambil memerkan senyuman manis. Yeonji terlihat begitu bersmangat dan tak sabar, "Ayah Bunda kapan kita berangkat?"
Refles keduanya kaget, sepertinya mereka berdua benar-benar tak menyadari kehadiran gadis kecil mereka tersebut.
Yeonjun melepaskan pelukannya kepada Yeji lalu ia beralih ke Yeonji dan mulai menggendong gadis kecil tersebut, "Kenapa? Kau sudah tidak sabar ya?"
Dengan polosnya gadis kecil itu mengangguk membuat Yeonjun semakin gamas dengan tingkahnya, Yeji sendiri terkekeh kecil melihat interaksi ayah dan anak itu. Mereka bedua terlihat begitu harmonis dan penuh kasih sayang.
"Oke! Kalau begitu kita akan segera berangkat!"
Kehadiran Yeonji selama 5 tahun ini benar-benar mengubah kepribadian dingin dan angkuh milik Yeonjun. Semua terasa seperti sebuah sihir.
Mereka bertiga kemudian mulai berjalan kearah pintu apartemen. Senyuman manis selalu terukir, terlebih lagi untuk Yeonjun dan Yeonji kedua anak dan ayah itu sibuk bergurau, bahkan ketika tiba di parkiran mereka masih sibuk bercanda.
Kebetulan sekali saat Yeji akan membuka pintu mobil tiba-tiba ponselnya berdering dengan cepat ia mengambil ponselnya di dalam tas selempang yang ia kenakan.
"Somi?"
Ketika ia lihat Somi yang menelponnya buru-buru ia mengangkatnya dan sedikit menjauh dari arah mobil.
Sementara Yeonjun yang melihat Yeji yang tengah sibuk menelpon pun menjadi sedikit kesal, bukanya apa Yeonjun takut jika yang menelpon calon istrinya itu laki-laki bagaimana? Bisa tersaingi dia.
Perlu diketahui, sedingin-dingin dan seromanisnya Yeonjun, jika sudah cemburu, Yeji bisa apa? Pria rubah bisa itu menjadi menggemaskan sekaligus menyeramkan dimata Yeji.
