Tolong dibaca pelan-pelan, ini part sepesial buat kalian yang udah setia membaca cerita ini.
Because, ini word terpanjang dalam sejarah aku menulis wkwk
Eum-- sekitar 3913 word
Senang ga tu? Ga seneng ku santet onlen:)
Jadi dimohon untuk ga lupa buat vote dan komenya hehe.
Sayang kalian💜💜💜
Typo? Manusiawi😭
Terakhir "selamat membaca"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu hari, tinggal satu hari lagi Yeonjun dan Yeji akan melaksanakan pernikahan, hal ini benar-benar membuat Yeonjun merasa bahagia, akan tetapi disisi lain ia merasa khawatir takut jika hari esok yang seharusnya menjadi hari yang sakral malah menjadi pembuka masalah baru.
Seperti saat ini Yeonjun tengah duduk termenung dikamar Yeonji sembari menemani gadis kecil itu belajar bersama guru privatenya.
Ditangannya terdapat sebuah gumpalan kertas, entah apa isinya. Tapi yang jelas dari dirinya terlihat sedang memancarkan aura kekhawatiran yang teramat besar.
"Apa kau punya masalah Yeonjun-ssi?" Tanya Tzuyu yang berhasil membuyarkan renungan Yeonjun.
Bukan bermaksud lancang perempuan itu bertanya seperti tadi. Namun karena gelagat yang dibuat Yeonjun membuat dirinya penasaran. Ya walau ia tau tak seharusnya ia bertanya seperti tadi.
Alih-alih mengharapkan jawaban dari Yeonjun. Namun nyatanya pria itu tetap bungkam dan hanya melemparkan sebuah senyuman. Lebih tepatnya senyuman palsu.
"Oh aku paham, tak seharusnya aku bertanya seperti tadi," ucapnya kembali dengan membalas senyuman milik Yeonjun.
Ya Yeonjun tetaplah Yeonjun sebesar apapun masalah yang ia miliki ia tetap bungkam, kecuali jika dia benar-benar berada diujung keterpurukan dan kini suasana kembali heningan seperti semula. Namun keheningan itu tak berlangsung lama, sebab Yeonjun, Tzuyu, dan Yeonji mendengar sebuah teriakan nyaring dari balik kamar Yeji.
"Ayah, bunda yah!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
