Sudah lebih dari berminggu-minggu berlalu dengan begitu saja, hari-hari Yeonjun juga terlewati dengan semakin buruk. Jika dipikir apakah teror akan berhenti? Jawabanya tidak! Semua itu hanyalah mimpi semata bagi Yeonjun. Teror tak dapat dihentikan dengan semudah membalik telapak tangan. Hampir setiap hari dirinya mendapatkan kertas demi kertas sebagi teror yang ia alami. Bahkan teror tersebut semakin parah.
Mungkin saja laci yang ada dikamarnya telah menjadi tempat penyimpanan khusus kertas teror misterius itu.
Tak hanya teror saja ada hal buruk lainnya yang baru saja menimpa dirinya. Perusahaan tempat ia berkerja mengalami kerugian berjuta-juta won akibat ulah seorang penyusup yang diutus oleh oknum tak bertanggung jawab.
Yeonjun sebenarnya sudah sangat siap dengan pakaian kantornya yang rapi dan ketika ditelaah seharusnya pagi ini menjadi pagi yang lumayan indah untuk Yeonjun karena, dirinya hanya tinggal menyantap sarapan sebagai penutup rasa laparnya. Namun semuanya sirna ketika mendengar kabar buruk itu rasa lapar yang membabi buta mendadak menghilang begitu saja, terlebih lagi kabar buruk ini telah diketahui oleh pemilik perusahaan yang menaunginya, Tuan Kim Taehyung.
"Aku harus pergi," ujarnya sembari memberi kecupan singkat didahi Yeji dan Yeonji saat dua orang terkasihnya tengah menikmati sarapan pagi.
"Hah! sepagi ini?"
Yeji terkejut bukan main hal ini tak biasanya terjadi. ia menghentikan aktifitasnya, antensi matanya hanya tertuju kepada sang suami. Sedangkan Yeonji gadis itu memilih diam dan menyimak tentang apa yang menjadi topik pembicaraan kedua orang tuannya ini.
"Perusahaan mengalami kerugian berjuta-juta won. Aku harus kesana sekarang, aku menghawatirkan Taehyung hyung dia pasti sangat terpukul saat ini."
Yeji tersenyum hangat, ia menangkup wajah Yeonjun lalu memberikan semangat kepada sang suami. Berharap agar sang suamu bisa melewati kejadian buruk ini dengan ketabahan. "Kalau begitu pergilah, lakukanlah yang terbaik dan tenangkan Taehyung oppa."
"Terima kasih Yeji-ah, aku mencintaimu!" Yeonjun menarik tubuh Yeji dan memeluk perempuan itu dengan erat, sebelum akhirnya ia pergi dengan keadaan yang tentu saja tergesah-gesah.
Yeji kembali duduk ia tidak berniat untuk menyantap kembali sarapannya. Rasa laparnya mendadak hilang sama seperti yang Yeonjun rasakan. Dirinya juga bergelut kedalam pikiran karena beban masalah yang semakin menjadi-jadi.
"Bunda, ayah kenapa?"
Yeonji ikut menghentikan aktifitasnya, bahkan rasanya gadis kecil itu lebih tertarik untuk memberikan pertanyaan kepada Yeji.
Tak kunjung mendapatkan jawaban Yeonji kembali membuka suara. "Bunda kenapa diam?"
"Tak apa, Yeonji sebaiknya cepat selesaikan sarapanmu! Bukankah kita akan pergi untuk bersenang-senang hari ini?" ucapan Yeji berasil memblokir pertanyaan Yeonji, bahkan hanya dengan kalimat itu rasa penasaran Yeonji teralihkan. Ya semudah itu memang, namanya juga anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy CHOI YEONJUN ft. HWANG YEJI (Off)
FanfictionAku akan berusaha jadi ayah yang baik buat Yeonji:) -choiyeonjun Cr. 15 September 2019 This story is purely the result of the idea of my mind