"Assalamualaikum wr wb, selamat pagi untuk semua hadirin dan hadirat yang sudah menyempatkan waktu untuk mengikuti acara tahunan Alexandra School ini.
Saya selaku pemilik yayasan, merasa bangga kepada siswa-siswi sekolah ini, mereka tak meninggalkan acara rutin yang diadakan setiap tahunnya ini, untuk menunjukkan bakat mereka.
Saya juga mau berterima kasih kepada kepala sekolah dan juga guru-guru serta staf-stafnya yang selalu mendukung acara rutin ini untuk dilakukan.
Baiklah, saya rasa cukup sekian penyampaian dari saya. Spesial untuk tahun ini, peserta yang memperoleh nilai palinh tinggi, akan mendapatkan hadiah dari saya!
Sekian dan terima kasih, Assalamualaikum wr wb."
Selama penyampaian itu disampaikan Faiq, Zila terus menunduk menyembunyikan wajahnya, apalagi ia menggunakan topi, jadi Faiq tak bisa melihatnya saat menyampaikan penyampaian itu dari atas panggung.
Mc mulai memanggil satu persatu peserta acara tahunan AS itu, banyak peserta yang menampilkan dance, ada yang bernyanyi solo maupun duet, ada yang nge-band seperti Zila dan teman-temannya, ada pula yang menampilkan bakat bermain alat musik mereka, ada yang melakukan stand up comedy, ada yang berpuisi, ada musikalisasi puisi, dan masih banyak lagi.
Kini giliran Zila dan sahabat-sahabatnya yang akan menampilkan kerja keras latihan mereka yang hanya sehari itu.
Mc sudah mulai naik kepanggung untuk memanggil mereka. "Baiklah, sekarang penampilan dari tujuh orang bersahabat! Dua diantaranya adalah cogan AS, sedangkan lima orang lainnya adalah cecan AS yang terkenal karena persahabatan mereka yang sangat kuat membuat siswa AS yang lainnya merasa cemburu! Bukan hanya itu, mereka juga merupakan sekumpulan anak-anak berprestasi dari AS! Siapakah mereka?!" tanya Mc membuat seluruh siswa AS bersorak heboh.
Siapa lagi kalau bukan Zila dkk. Semua siswa AS sudah tahu dengan persahabatan Zila yang selalu mengundang perhatian siswa-siswi AS saat sedang berkumpul di kantin atau pada saat Zila bermain basket dengan anggota club basket AS atau bahkan pada saat latihan di ekskul karate.
Di depan panggung dipenuhi dengan sorakan memanggil nama Zila dkk secara bersamaan. Sedangkan mereka yang akan tampil saling menyemangati dibelakang panggung.
Mereka menyatukan tangan lalu menyorakkan nama grup mereka. "Jesrek's Team!"
"Yah, kita panggilkan... tujuh bersahabat untuk naik kepanggung. JESREK'S TEAM!!" ucap sang Mc dengan semangat. Para siswa AS yang menonton pun bersorak heboh.
Suasana semakin heboh saat Zila dkk naik keatas panggung, terlebih lagi pakaian yang mereka gunakan seragam dengan model kekinian, apalagi saat melihat merk pakaian yang mereka gunakan.
Saat semua orang bersorak heboh, beda halnya dengan Faiq dan Latusha. Mereka tercengang melihat Zila tersenyum lebar berdiri sambil memegang mic dan tampil dengan teman-temannya.
Mereka lupa, jika Zila juga bersekolah disana. Mereka tak menyangka jika dia yang disoraki dengan nama Zila. Karena nama panggilan Zila yang mereka tahu adalah Fafa.
Zila menatap kedua orang tuanya datar dan cukup lama netra mereka bertatapan. Zila tersenyum miring lalu mengalihkan pandangannya.
"Tes, kami dari Jesrek's Team. Selamat menikmati penampilan kami, semoga kalian suka!" ucap Zila tersenyum manis, senyum yang membuat para kaum adam klepek-klepek.
Zila kembali menatap kedua orang tuanya yang juga memperhatikannya, lalu menggerakkan alisnya dengan maksud 'ini untuk kalian!' tapi kedua orang tuanya tak mengerti maksudnya.
Sahabat-sahabatnya mulai memainkan alat musik.
🎶All those tears from yesterday,
Semua air mata dari kemarin,
they didn’t wash away the pain
Mereka tidak menghilangkan rasa sakit
So long overdue
Begitu lama terlambat
Those tears were for you
Air mata itu untukmu
Don’t say you love me again
Jangan bilang kau mencintaiku lagi
just because you see the end
hanya karena kamu melihat akhir
Don’t act like you care
Jangan bertindak seperti Anda peduli
It’s too late to pretend
Sudah terlambat untuk berpura-pura🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
FAZILA [End]
Teen Fiction📣Nanti libur semester kita revisi, hehe... Kalau gak mager, haha🤣 Bagaimana jika hidup tanpa kasih sayang orang tua? Tidak menyenangkan bukan? Itulah yang dialami Fazila. Ia hidup bersama kedua orang tuanya, tapi tak pernah mendapatkan kasih sayan...