Hidup Baru

1.7K 85 2
                                    

"Aku gak kabur dari rumah, tapi di suruh pergi." ucap Zila menunduk memainkan jari-jarinya.

"Kamu diusir?!" tanya Fajar tak percaya, Zila lagi-lagi mengangguk.

"Bisa kamu jelaskan penyebabnya?!" pinta Fajar dengan nada datar. Zila mengangkat kepalanya menatap Fajar yang memasang muka datarnya, yang sangat menyeramkan menurut Zila.

Zila pun menceritakan semuanya tanpa ditutupi sedikitpun, mulai saat ingatannya kembali sampai kenapa ia bisa tertidur di taman depan kompleks.

Naura memeluk Zila yang menunjukkan raut wajah sedih namun tetap memaksakan dirinya untuk tersenyum.

"Terbuat dari apa kamu Fa? Kenapa kamu bisa sangat kuay diumur kamu yang masih sangat muda ini?" batin Naura mengelus rambut sebahu milik Zila.

"Kamu jangan khawatir, disini ada mami sama papi yang akan menjaga kamu!" Naura melepaskan pelukannya saat merasa Zila menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?" tanya Naura, Zila hanya menundukkan kepalanya.

"Aku gak mau ngerepotin mami sama papi. Biar aku pergi aja memulai hidup baruku di kota orang, dan memulai semuanya dari awal." jawabnya.

"Kamu tidak merepotkan kami nak, justru kami bahagia saat itu kamu mau jadi anak kami, dan itu artinya sekarang kamu anak kami!" ucap Fajar lembut.

"Makasih pi, tapi aku gak bisa. Aku gak mau tinggal disini lagi. Jadi tolong biarkan aku pergi."

"Tapi kenapa? Apa alasanmu tak ingin tinggal disini?"

"Ak-aku mau pergi jauh dari keluarga aku, walaupun aku ikhlas pergi, tapi hati aku masih sakit mendengar semua hinaan dan tuduhan tak mendasar mereka. Biarkan aku menyembuhkan luka ku sendiri. Aku belum siap bertemu mereka semua, walaupun aku sungguh sudah memafkan mereka." lirih Zila dengan kepala menunduk.

"Kalau begitu biarkan papi dan mami membantu menyembuhkan lukamu nak!" ujar Naura dan mendapat gelengan lagi dari Zila.

"Aku gak bisa tetap dikota ini mi, tak menutup kemungkinan aku akan ketemu keluarga dan teman-teman aku lagi, dan aku gak mau itu terjadi. Itulah alasannya kenapa aku mau ke London."

Naura dan Fajar saling pandang. "Lalu kamu akan hidup seperti apa di London nanti? Kamu mau jadi gembel? Nak, Kamu masih sangat muda, kamu harusnya fokus pada pendidikanmu, kalau kamu ke London, yang ada kamu hanya fokus bekerja demi keberlangsungan hidup kamu disana! Apalagi tadi kamu bilang jika cafe dan butik kamu, kamu berikan kepada orang tuamu kan?" Zila terdiam mendengar ucapan Fajar yang sangat tepat, ia tidak memikirkan itu sebelumnya.

"Kamu mau sama mami papi kan? Kami akan memberikan kasih sayang orang tua semampu kami kepadamu. Percayalah, kami sangat menyayangimu, tanpa alasan, kami jatuh hati padamu sejak pertama kali bertemu, apalagi kamu yang membuat kami merasakan kembali rasanya menjadi orang tua. Kamu membutuhkan kasih sayang orang tua yang tidak pernah kamu dapatkan enam tahun terakhir, dan kami akan memberikan itu, jika kamu juga memberikan kami kesempatan menjadi orang tuamu nak." Zila terdiam setibu bahasa mendengar ucapan Naura yang sangat menyentuh hatinya.

"Tinggal lah bersama kami!" seru Fajar. Zila mendongak menatap Fajar dan Naura bergantian.

"Aku mau tinggal sama mami papi, tapi..."

FAZILA [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang