Keluarga

1.6K 89 0
                                    

Setelah perayaan ulang tahun perusahaan Fajar. Kini mereka semua dalam perjalanan menuju kediaman Alexandra. Zila mengendarai mobil sport miliknya sendiri dibelakang mobil Faiq dan Fajar, dan diikuti dengan mobil yang membawa pengawal Zila.

Faiq, Latusha, Naura, dan juga Fajar masuk ke dalam rumah keluarga Alexandra terlebih dahulu, sedangkan Zila masih duduk tenang didalam mobilnya menunggu panggilan dari papa mama atau papi maminya untuk masuk.

Di ruang tamu kediaman keluarga Alexandra, sudah duduk Ezya, Kaisar, seorang balita laki-laki tampan dan seorang wanita disebelahnya.

Keempat orang itu langsung menyalami tangan Faiq, Latusha, Naura, dan juga Fajar.

"Loh? Kok tumben tante sama om kesini malem-malem?" tanya Kaisar. Kaisar memang mengenal Fajar dan Naura sebagai sahabat papa dan mamanya.

"Ada sedikit urusan." jawab Fajar santai sambil tersenyum.

"Duduk dulu om, tan! Biar saya ambilin minum dulu!" ujar wanita yang berdiri disebelah Kaisar sambil menggendong anaknya.

"Gak usah repot-repot! Kita cuma bentaran doang kok!" ucap Naura tak enak.

"Gak apa-apa, tan! Hanz, sama papa dulu yah?" ucap wanita itu lalu memberikan anaknya kepada Kaisar.

Setelah semuanya berkumpul, barulah Faiq angkat suara. "Fajar, terima kasih atas semua jasamu, saya gak tahu harus gimana cara membalasnya! Terima kasih banget!" ucap Faiq tulus.

"Udah, gak apa-apa kok, kamu kayak sama siapa saja! Kita kan sahabat! Jadi apa salahnya jika saya membantu sahabat saya! Saya juga sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri Faiq! Jadi tenang saja! Awalnya memang saya kecewa denganmu, tapi dengan kejadian itu, justru memberikan kebahagiaan di keluargaku." balas Fajar.

Ezya dan Kaisar serta seorang wanita yang memangku anaknya hanya diam menyimak pembicaraan Faiq dan Fajar yang sama sekali tak mereka mengerti.

"Faiq, Tusha! Boleh saya meminta sesuatu dari kalian?" Latusha dan Faiq saling menatap bingung lalu kembali menatap Naura dan mengangguk.

"Tolong jangan batasi kami bertemu dengannya. Dia sudah menjadi salah satu sumber kebahagiaan kami." Latusha dan Faiq mengangguk setuju, bagaimanapun juga Fajar dan Naura lah yang menjaga dan merawat Zila selama delapan tahun terakhir.

Ezya dan Kaisar semakin dibuat bingung dengan arah pembicaraan mereka.

"Maaf jika saya lancang, sebenarnya kalian ini membicarakan apa? Kami sama sekali tidak mengerti, dan untuk apa kami ada disini sebenarnya?" Kedua pasang pasutri itu langsung tertawa mendengar ucapan Kaisar.

"AAAAA!!!.... MAMA!! MAMI!! PAPA!!PAPI!!!" teriak seorang gadis didepan rumah menghentikan tawa mereka.

Mereka saling pandang lalu akhirnya berlari ke sumber suara itu. Dilihatnya seorang gadis dengan pakaian formalnya berlari dikejar seekor kucing berwarna orange.

Fajar, Faiq, Latusha, dan Naura kompak menahan tawa melihat Zila berlari ketakutan dikerjar kucing itu. Sedangkan Ezya, Kaisar, dan wanita disebelah Kaisar terdiam melihat siapa gadis itu.

"AUNTYYY!!!" teriak seorang balita laki-laki yang tak lain adalah Hanz.

Zila menatap sumber suara cempreng yang terdengar memekik ditelinganya. "HANZZ!!! HELP ME PLEASE!!! TOLONGIN AUNTY HANZ!!!" balas Zila tak kalah memekik yang masih setia berlari kesana kemari.

Bocah bernama Hanz itu langsung berlari menangkap kucing yang mengejar Zila dan memasukkannya ke kandang.

"Thank you,  Hanz ganteng!" ucap Zila terengah-engah mengatur napasnya.

FAZILA [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang