Pesta bbq yang diadakan secara dadakan oleh Zila itu berjalan meriah dan penuh tawa.
"Gue belum pernah ngerasain rasanya sebahagia ini, rasanya disayangi sedalam ini, gak pernah lihat orang terdekat gue tertawa selepas kalian. Beban gue terasa sedikit meringan saat melihat kalian bahagia karena gue. Terima kasih sudah mau hadir dalam hidup gue, maaf karena mungkin gue belum bisa menjadi sahabat yang baik buat kalian, belum bisa membalas semua perlakuan baik kalian. Maaf jika mungkin nanti gue ngecewain kalian dengan keputusan gue untuk pergi. Gue udah gak bisa sama kalian lagi. Gak bisa lihat senyum dan tawa kalian lagi. Kalian gak akan pernah gue lupain. Terima kasih untuk rasa bahagia ini." batin Zila. Ia tersenyum menatap teman-temannya yang tertawa sambil saling menyuapi daging bbq satu sama lain.
Puk!!...
Zila menoleh saat bahunya ditepuk seseorang. Ternyata Afreen. "Kenapa melamun?"
"Nggak kok, bahagia aja liat mereka bahagia." jawabnya lalu kembali menatap teman-temannya yang saling kejar-kejaran.
"Kalau ada masalah ngomong yah?" ucap Afreen lembut. Zila tersenyum lalu mengangguk.
"ZILA! Sini!" panggil Hana semangat, Zila lalu berjalan ke arah teman-temannya diikuti Afreen dibelakangnya.
"Zila! Aaaaa..." ucap Zizi sambil menyuapkan Zila sepotong daging panggang. Zila pun hanya menurut.
"Sekarang kita cheerss!" seru Fania kegirangan sambil membagikan segelas minuman kepada teman-temannya.
"Setelah hitungan ketiga, kita harus menghabiskannya dengan sekali tegukan yah?" ujar Zizi senang dan diangguki oleh mereka semua.
"Satu..." mereka sambil memandang dan mulai menghitung.
"Duuaaaa..." semuanya mulai bersiap.
"Ti..." mereka menggantung hitungan dengan saling memandang was-was.
"GA!!" teriak Zila membuat mereka semua gelagapan meminum minuman masing-masing.
"YEAAYY!!!" heboh mereka bersamaan setelah menghabiskan minuman mereka dengan sekali tegukan.
"Guys! Foto bareng yuk!" ujar Zila dan disoraki setuju oleh keempat sahabatnya termasuk Afreen.
"Rin! Tolong fotoin yah?" Afreen mengangguk lalu menerima ponsel Zila.
Zila, Zizi, Fania, Liza, dan Hana mulai berpose dengan berbagai gaya, mulai dari gaya formal, saling berpelukan, muka datar, menjadikan rambut mereka sebagai kumis, Zila yang diperebutkan oleh mereka, dan masih banyak lagi gaya absurd yang mereka peragakan.
"Gantian dong! Gue lagi yang foto bareng Zila!" seru Afreen.
Liza mengambil alih ponsel Zila lalu memotret Zila dan Afreen dengan berbagai macam gaya pula pastinya. Mulai dari foto saling rangkul, pose Zila lagi nonjok Afreen dan Afreen yang kesakitan, pose Zila yang di gendong dipunggung Afreen dengan kedua tangan Zila menarik kedua pipi Afreen, dan masih banyak lagi.
"Sekarang kita selfie bareng!"
Mereka pun berselfie dengan berbagai macam pose absurd.
"Sekarang pose muka datar yah!" seru Afreen yang memegang ponsel Zila.
"Satu... Dua... Ti... AAAAAAA!!!" sebelum hitungan ketiga selesai diucapkan Afreen, Zila langsung mendorong mereka, alhasil mereka semua terjatuh dengan posisi badan yang saling menumpuk dengan Afreen yang berada paling bawah.
Momen itu berhasil tertangkap kamera ponsel Zila. Zila si pelaku, tertawa paling kencang sambil memegang perutnya.
"Nyari apaan sampe nyungsep gitu? Hah?!" tanya Zila ditengah-tengah tawanya. Sedangkan keempat sahabatnya termasuk Afreen mengadu kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAZILA [End]
Roman pour Adolescents📣Nanti libur semester kita revisi, hehe... Kalau gak mager, haha🤣 Bagaimana jika hidup tanpa kasih sayang orang tua? Tidak menyenangkan bukan? Itulah yang dialami Fazila. Ia hidup bersama kedua orang tuanya, tapi tak pernah mendapatkan kasih sayan...