46. Tanya Hati

3.1K 94 25
                                    

"Udah gak usah nangis lagi." Adit membawa Key ke halaman belakang sekolah.
Dia ingin pergi ke kantin, tapi di sana ramai.
Akhirnya Adit membawa Key ke belakang sekolah untuk mencoba membuat Key tenang.

Key mencoba menghentikan tangisannya, tapi sulit.
Rasa perih, yang di sebabkan oleh luka yang pernah Putra berikan, kini terasa lagi.

"Lo gak perlu tangisin dia Key." Adit mencoba menenangkan Key.
Iya tak suka jika melihat wanita menangis.

"kenapa dia harus datang lagi sih! Di saat gue udah mulai ikhlasin dan lupain itu semua."
Adit tetap lah Adit dia selalu bingung dengan wanita, iya tak paham.
😑:Dasar gak peka cih
😎:cowo wajar thor kagak peka:v
😑:serah ae lu

Back to topic.

"Gue gak tau mesti jawab apa, tapi yang pasti itu semua udah di tulis Tuhan dalam kisah hidup lo. Ketemu orang yang salah lalu yang benar. Karna Tuhan gak bakal kasi lo orang yang salah, Tuhan cuma ingin kasi lo pengalaman. Untuk gak salah langkah lagi."ucap Adit mencoba bijak.
Dan pada akhirnya dia juga bingung kenapa bisa berkata seperti itu.
Karna sebelumnya dia tak pernah berkata panjang seperti itu.

Iya, Key merubahnya secara perlahan.
Hanya dengan Key dia tak lagi dingin, hanya dengan Key dia menjadi cerewet.
Hanya dengan Key dia merasa nyaman.

"Gue gak pengen kembali ke jalan yang salah kak, gue capek,"  Benar memang jika selama ini dia sudah melupakan Putra tapi tidak dengan luka yang Putra torehkan.
Terlalu sakit tu di ingat, terlalu berat untuk dilupakan.

Karna pada dasarnya kita memang tak bisa melupakan masa lalu itu.

"Mau gue peluk biar lo tenang?" Tawar Adit.
Dari yang dia tau, jika seseorang wanita menangis yang dia butuhkan bukan cuma semangat tapi juga sandaran dan pelukan hangat yang menenangkan.

"Salah gak ya gue ngomong." Batin Adit.

Tanpa pikir panjang Key masuk kedalam pelukan Adit.
Awalnya Adit bingung harus apa. Perlahan tangannya mulai mengelus-elus pundak Key memberi ketenangan.

Tangis Key pun makin pecah di sana, di dalam pelukan Adit.

" bangsat!"
"Aaaa"
Putra mengintip dari balik dinding di sana, seharusnya dia yang memeluk Key bukan Adit.

Dia tau dia salah. Tapi apa salahnya jika dia ingin memulai dari awal dan memperbaikinya semua. Tapi ingat hanya orang yang benar-benar tulus yang akan memperbaiki dan tidak akan mengulangi luka itu kembali.
Untuk apa, untuk apa kembali jika hadirmu akan memberi luka yang sama.
Semua memang bisa di diperbaiki tapi tidak dengan hati.

Di kantin

"Joy, Adit mana?" Tanya Raka pada Joy yang sedang makan bakso.

"Mana gue tau." Joy paling tidak suka jika saat iya makan ada yang bertanya dan mengajak dia ngobrol.

"Dajal lu" maki Raka.

"Dengar lu ngomong dajal. Gue jadi mikir deh,
Dajal berani gak ya main ke indonesia?"
Sudah dari tadi Angga ingin menanyakan ini tapi ia bingung harus mulai dari mana.

"Hah?"

"Iya dajal berani kagak ya main ke sini?
Gini maksud gue itu kan, lo liat deh udah banyak memenya dajal. Gimana kalo dia liat mukanya di jadiin meme buat kita ngakak.
Kan dia jadi insecure sama orang-orang indonesia."

"Indonesia itu kreatifitasnya tinggi."

"Udah lah jangan bahas dajal. Bahas pak dadang aja."

"Dasar jantan jadi-jadian tukang ghibah." Cibir Joy.

"Lo lama-lama bacot juga ya Joy, untung temen kalo bukan gue nikahin lo sama lucinta luna."

Bruk. Saat Joy ingin membalas ucapan Sam.
Kevin datang dengan Della, Eva, serta Tia di belakangnya.
"Adit mana?" Tanyanya dengan polos.
Dasar gak ada akhlaknya. Tanpa meminta maaf pada mereka semua. Raka sampai tersedak-sedak gara-gara Kevin menggebrak meja seenaknya.

"Gak ada akhlaknya ya lo titisan dajal." Maki Raka saat dia sudah mulai membaik.

Kevin tak menanggapi makian Raka.
Emang dari orok kalo Kevin itu sedikit judes.

"Kenapa?" Baru saja Angga ini menjawab.
Adit dan Key muncul di hadapan mereka semua.

"Kalian!" Yang membuat mereka semua kaget itu bukan kehadiran Adit dan Key yang tiba-tiba. Tapi mata mereka semua tertuju pada tangan Adit dan Key yang bergandengan.

"Apa?" Adit mengerutkan kening, heran kenapa mereka semua aneh.

"Kalian jadian?" Joy yang kepo berat menjawab dan bertanya.

"Enggak." Jawab Adit dengan ekspresi datarnya. Key melepaskan pegangan tangannya dengan Adit

"Uwu, ada yang gantung ni" ejek Kevin.

"Adit mah agak sinting. Anak orang di gantung terus, ke jemuran." Kalo ini Sam yang menyindir dan Adit sangat-sangat peka.

"Aduh-aduh kasihan amat temen gue di gantung mulu sama kek gue." Melihat Sam yang menyindir Adit membuat Tia ikut-ikutan menyindir Adit serta Angga yang berada di sampingnya.

"Satu kali mendayung dua tiga pulai terlampaui." Sahut Raka maksud dari sindiran Tia.

Angga tiba-tiba salting karna dia peka maksud dari sindiran Tia. Karna Tia bukan hanya menyindir Adit tapi juga menyindir dia.

"Hmm." Adit  bergumanan karna malas menjawab.

"Ya udah Key mending lo sama gue aja dari pada sama Adit yang suka gantung." Sam memberi tawaran pada Key yang bermaksud untuk menyindir Adit lagi dan lagi.

Adit menatap Sam dengan tatapan tajam.
Memberi peringatan.
"Ampun bos." Ucap Sam yang mengerti maksud tatapan itu.

Nampak dari kejauhan Putra memasuki kantin yang ramai. Matanya bertatapan langsung dengan mata Adit yang memperhatikan dia saat masuk ke kantin.
Sampai-sampai Putra duduk di mejanya pun Adit terus memperhatikannya.
"Kenapa?" Key yang duduk di sampai Adit bertanya, tapi Adit tak menjawab.
Key mengikuti arah tatapan Adit.
Iya melihat putra duduk sendirian di meja tengah sambil menatap tajam Adit.

"Gak usah di liat." Adit memperingati Key.
Key tersentak dan memutuskan kontak matanya.

"Kakak juga gak usah liat."

"Diem. Mending lo liat gue." Suruh Adit. Key menurut dan di tatapnya Adit.

"Pergi lah hayuk, males gue liat orang pacaran mulu. Jiwa jomblo gue meronta-ronta ni." Raka kesal melihat Key dan adit serta Tia dan Angga.
Serasa dunia milik berdua.

"Cari makanya Rak, atau lo mau sama Clara aja?" Tawar Sam.

"Ogah sama cewe bar-bar kek gitu." Tolak Raka mentah-mentah.

"Yang di depan mata ada, jangan di anggurin kenapa Rak."

"Siapa?" Sudah jelas Della duduk di hadapanya masih saja bertanya.

"Kevin noh. bego dipelihara ni anak." Sahut Adit.

"Sorry gue masih normal, buat suka cewe."

"Temen lo pada ni?" Tunjuk Kevin pada Raka bertanya pada csnya semua.
Mereka kompak menjawab. "Enggak."
Raka kesal, mereka malah tertawa. Karna menertawakan tingkah Raka yang marah.
---------------------------------------------------------------

Yuhuu aku kambek
Ada yg rindu Adit sama key.
Sebenernya males update
Tapi pada banyak yg minta up jadi deh aku up
Wkwk
Gimana-gimana makin seru gak?
Ato b aja, atau kecewa karna part kemarin udh ngehalu jauh untuk part ini bakal sesuai expetasi kalian?

Wkwkwk sabar ya, sengaja kek gini biar
Greget-greget gimana gitu.

Kalo aku telat up ingetin ya, aku mah suka lupa kalo gak ada yg ingetin up😂

Kalo gak ada yg ingetin bulan depan baru ingat hihi.

Ya sudah lah, sampai bertemu di capter selanjutnya guys

See you 🤗🤗

Senior Dingin (Sending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang