"Key lo tau enggak, selama gue di Jogja gue punya temen kecil namanya Ayu, dan dia suka gue udah lama, Eyang putri gue suka juga sama Ayu. Dia baik, ramah, cantik juga, eyang suka jodoh-jodohin gue sama dia tapi gue enggak suka, gue udah anggap dia seperti adik gue sendiri gue juga udah bilang sama eyang kalo gue udah punya seseorang yang spesial."
Adit menceritakan apa yang dilakukannya selama di Jogja terutama soal Ayu teman kecilnya.
"Terus Ayu tau kalo kakak enggak suka dia?"
"Belum, tapi malam sebelum gue balik dia duluan yang ngaku perasaanya terus gue terus terang kalo gue enggak punya rasa sama dia," jelas Adit.
Key memang pendengar yang baik selama Adit bercerita tak sedikit pun Key mencela atau memotong ucapan Adit dan hanya sendikit bertanya. Meskipun awalnya Key sedikit risih saat Adit menceritakan tentang Ayu padanya.
"Lo mau balik?" tanya Adit.
"Enggak, nanti aja masih pengen jalan-jalan," jawab Key.
"Gue senang bisa punya waktu sama lo, lo tau waktu gue sama Biyan dulu, sering banget gue ngabisin waktu sama dia tapi gue bahagia gue punya waktu banyak dulu sama dia, sampai akhir kita udah enggak punya waktu lagi."
"Coba kita udah kenal lama pasti bisa kenalan sama kak Biyan."
"Kan gue udah kenalin lo sama Biyan waktu itu, atau mau lagi hmm," goda Adit.
Key mengingat waktu di mana untuk pertama kalinya Adit memperkenalkan dirinya pada Biyan. "Besok aja gimana kita ziarah ke kuburan kak Biyan," usul Key.
"Boleh juga, besok ya. Mau nonton enggak? atau yang lain?" tanya Adit.
Untuk menghabiskan waktu berdua mereka, Adit akan lakukan untuk membuat hari ini adalah hari dia dan Key.
"Es krim yuk, pengen makan itu," ucap Key.
Adit pun setuju dan mencari tokoh es krim terdekat. "Mau yang mana?"
"Mau alpukat, vanila, coklat sama stroberi," pesan Key.
"Banyak banget sih, emang sanggup?"
"Sanggup dong."
Setelah memesan Key dan Adit memilih kursi di samping jendela.
"Pengen rasa yang alpukat dikit aja," minta Adit. Key mengambil rasa Alpukat lalu disuapkanya pada Adit.
Rasa dingin saat es krim rasa Alpukat itu masuk ke dalam mulut Adit memberikan sensasi dingin yang membuat wajahnya berubah, alhasil Key tertawa melihat ekspresi Adit yang kedinginan makan es krim.
"Gue suka liat lo ketawa," ujar Adit tiba-tiba.
Key yang mendengar itu pun langsung bungkam, dan menjadi tersipu malu.
"Lo tau, orang-orang kenal gue itu dingin, kulkas tujuh pintu, kutub es, masih banyak deh pokoknya, tapi kalo dengan lo es gue bisa tiba-tiba meleleh dan mencair gitu aja, gue lebih cerewet, kalo dekat lo gue bisa jadi beda," ungkap Adit.
"Dan satu lagi, muka datar, dulu kenal sama kak Adit kan karna ekspresi kak Adit itu datar mulu, jadinya males kalo ketemu dan aku namain kak Adit itu si muka datar," jelas Key.
"Lo itu termasuk cewek paling berani, ingat enggak waktu lo buang rokok gue di depan mata gue lagi, benar-benar berani lo, anak di sekolah aja mikir seribu kali kalo cari masalah sama gue. Sedangkan lo anak baru, belum juga satu hari kenal udah berani sama gue."
Key dan Adit sama-sama mengingat kembali di mana saat pertama kali mereka bertemu, dipertemukan dalam sekolah yang sama dengan cara pertemuan yang kurang berkesan, berani tanpa pikir panjang. Itulah Key, yang melakukan kesalahan hampir fatal tapi berkat itu juga dia dan Adit bisa sedekat sekarang.
"Btw malam lusa lo sibuk gak?" tanya Adit pada Key yang sedang asik memakan es krimnya yang akan segera mencair.
"Enggak sih, emang mau ke mana?"
"Gue mau tanding balap, gue masih enggak puas sama pertandingan pertama gue sama tu orang, mobil kesayangan gue diambil sama dia gara-gara dia menang, mungkin aja sih dia lagi hoki aja."
"Emang siapa sih?"
"Namanya RQ, orangnya misterius, enggak tau dia cowok apa cewek tapi yang gue dengar dari anak lain dia cewek karna RQ itu Race Queen."
Key yang mendengar nama samarannya di sebut oleh Adit langsung kaget tapi dengan segera dia merubah ekspresi wajahnya menjadi seperti semula. Dia baru ingat, tadi pagi Rizal sempat menelponnya memberitahukan jika malam lusa dia kembali ditantang bertanding balap, hanya saja Key lupa menanyakan siapa orang itu, ternyata orang itu adalah Adit.
Sekarang dia bingung harus bagaimana, dia terlanjur bilang tidak ada acara apa-apa malam lusa, mungkin Key akan mencoba berbohong sedikit kepada Adit.
"Malam lusa lo temenin gue ya, biar nanti gue yang minta ijin sama Varo sama bang Andra," pinta Adit.
Key menimbang-nimbang tawaran Adit, di satu sisi dia sangat ingin, tapi di sisi lain dia tidak bisa karna dia lah yang akan menjadi lawan Adit. Tapi melihat Adit yang sangat antusias itu Key tak tega menolaknya, dia harus punya cara agar bisa pergi dengan Adit sekaligus bertanding. Sekiranya pertimbangan-pertimbangan itu sudah mendapatkan hasil Key mengiyakan ajakan Adit. Dia sudah memikirkan secara matang dan mencari solusi.
Semoga saja semua akan berjalan lancar, batin Key.
"Oke, nanti balik, sekalian gue minta ijin, abisin cepat es krimnya itu," suruh Adit.
Key menurut dan segera menghabiskan es krimnya. Sambil memikirkannya apakah keputusan dia mengiyakan ajarkan Adit sudah benar apa tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Dingin (Sending)
Teen Fiction(SLOW UPDATE, DILARANG PLAGIAT❌) SIAP BACA INI HARUS SIAP DIGANTUNG SAMA AKU! BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA Sebelumnya author minta maaf kalo masih banyak tipo bertebaran, soalnya ini cerita pertama aku hhehe. Semoga suka ya sama cerita ini. Berlata...