32.Khawatir

4.2K 130 2
                                    

Satu jam berlalu tapi para medis yang membantu adit di dalam ruangan serba putih itu tak kunjung muncul.

Membuat para sahabat serta keluarga adit di buat khawatir tak karun dan tak kunjung mereda.

Sampai salah satu suster keluar.

"Sus gimana adik saya sus?dia gak kenapa-napa kan sus?"tanya alex pada suster yang baru saja keluar dari ruangan itu.

"Dia sedang di tangani oleh dokter mas,tunggu saja"ucap suster.
Tampak tersirat kekecewaan di wajah alex dan yang lain.

"Keadaan adit gimana alex?"tanya seorang wanita paruh baya yang baru datang dan masih tetap cantik.Dia mamanya adit Alina.

"Ma pa"panggil melani dan langsung memeluk mamanya yang baru datang.

"Adit lagi di periksa sama dokter ma"ucap alex berusaha menenangkan aliana.

"Maaf ma,alex gak becus jadi abang.Alex lalai dan gak bisa jagain adik-adik alex"ucap alex lirih merasa bersalah.
Melihat putra sulungnya seperti itu tergeraklah hati seorang ibu.
Tanpa babibu Alina langsung memeluk putra sulungnya itu.

"Itu bukan salah kamu lex,ini salah mama yang gak pernah ada untuk anak-anak mama,maafin mama"tangis alina pecah saat merasa sangat bersalah pada anak-anaknya.
Pasalnya selama ini alina dan vero tinggal berjauhan dengan anak-anaknya.

Alina dan varo di Jogja sedangkan anak-anaknya di jakarta.Meskipun jauh alina tak pernah lupa dengan anak-anaknya.
Hidup berjauhan dengan anaknya membuat alina selalu di hantui rasa rindu dan khawatir yang sangat besar mengingat jarak mereka sangat jauh

Ceklek.pintu terbuka dan keluar dokter dari dalam ruangan itu.

"Dok gimana keadaan anak saya?"tanya vero papa adit pada dokter yang menangani anaknya.

"Anak bapa sempat mengalami kritis tapi itu sudah berlalu,lukanya cukup parah,ada tusukan di bagian punggung kiri dan juga tulang punggung kiri sedikit tergeser seperti terkena pukulan yang sangat keras"jelas dokter pada semuanya.

"Dok boleh saya masuk,saya mamanya"pinta alina yang ingin melihat putranya.

"Baiklah,tapi pasien belum sadar,dan di mohon tidak berisik karna pasien perlu istirahat"pesan dokter untuk mereka semua.

"Baik dok,terima kasih"ucap vero.

"Baiklah saya tinggal dulu,ingin memeriksa pasien yang lain,dan semoga anak bapak dan ibu cepat sembuh"ucap dokter sebelum pergi.

"Amin,baik terima kasih dok"

"Ayo ma kita masuk,melani mau liat bang adit"ajak melan.

"Ayo sayang"ucap alina dan masuk ke kamar inap anaknya bersama vero dan melani.

"Kalian pulang aja dulu,istirahat.Besok baru kesini"usul alex pada sahabat-sahabat adit.
Karna terlihat jelas banyak luka di badan dan juga muka mereka.

"Tapi bang kita mau nemenin adit bang"suara sam mewakili semuanya.

"Adit udah banyak yang nemenin kalian pulang aja dulu,liat kalian juga butuh istirahat,jangan nambah beban abang"pinta alex.Bagi alex sahabat adiknya itu sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

"Huftt...baiklah bang,kita balik dulu,kalo ada apa-apa bisa telfon kita bang"ucap joy.

"Iya,kalian hati-hati"pesan alex pada mereka.
Setelah teman-teman adit pulang.
Dan hanya tinggal varo dan key yang masih setia duduk di kursi tunggu.

"Kalian juga pulang aja,kalian pasti capek kan?,apa lagi key.Abang makasih banget karna kamu udah lindungi adit kalo gak ada kamu mungkin adit udah gak tau gimana lagi"ucap alex berterima kasih pada key yang sudah melindungin adit dari anak triton yang akan menyerang dia lagi.

Senior Dingin (Sending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang