Prolog

893 141 146
                                    

Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.

SELAMAT MEMBACA

🌻

"Dewi!"

Dewi yang merasa namanya dipanggil segera menoleh ke sumber suara. Terlihat Dewa yang ada di belakangnya menatap dirinya dengan penuh harap. "Bantuin gue dong."

"Males!" ketus Dewi kembali menghadap ke depan dan memfokuskan dirinya kepada selembaran kertas yang ada di mejanya.

Hari ini kelas 12 IPS 2 sedang melaksanakan ulangan harian Matematika, yang menurut mereka sangatlah sulit.

"Pelit banget, sih, lo!" balas Dewa tak kalah ketus sembari tangannya yang usil merusak tatanan rambut miliknya. Dengan terpaksa, Dewi memberikan kertas jawabannya kepada Dewa.

"Gini, kan, lo tambah cantik," ujar Dewa mengambil lembar kertas itu dengan sumringah.

Dewi memutar bola mata malas. "Cih! Muji kok pas ada maunya," dumel Dewi kesal.

Setelah Dewa selesai menyalin jawaban dari Dewi, selembaran kertas tadi ia kembalikan kepada Dewi.

"Makasih sayang," goda Dewa dengan mengacak-acak rambut Dewi saat berlalu ke depan untuk mengumpulkan jawaban.

Sedangkan Dewi menatap tajam tepat di manik mata Dewa. "Sayang-sayang pala lo peyang!"

🌻

Terimakasih telah membaca karya ku:)
Maaf jika ada kekurangan dalam cerita ini, karena aku masih pemula dalam dunia kepenulisan.

Kalau kalian menemukan kekurangan dari cerita ku, silahkan kalian komen. Aku sangat senang jika kalian mau membantu aku dalam mengembangkan cerita ini.

Jangan lupa tekan tombol bintang di pojok kiri bawah, vote, komen, dan juga share jika berkenan.

Salam manis😍

Dewa Dewi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang