Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.
SELAMAT MEMBACA
🌻
"Bahagia ternyata sesederhana ini, ya?"
-Dewa Junior Fajry-
•••
Malam ini Dewa dan dua sahabatnya, Dewi dan dua sahabatnya, Kak Keenan, dan Bang Satya berkumpul di rumah Dewi, tepatnya di ruang tamu dengan posisi: Bang Satya-Dewi-Dewa-Kak Keenan dan Juna-Fajar-Senja-Lisa.
"Ciee...yang udah resmi mah bebas. Peluk-pelukan, gandengan tangan, ngacak-ngacak rambut, udah berasa dunia milik berdua," celetuk Juna sembari menyeruput minumannya.
Melihat itu, Juna jadi ingin membawa pacar-pacarnya kemari, tapi ia masih waras. Mana mungkin dirinya membawa sepuluh pacar langsung ke rumah Dewi. Bisa berabe nantinya. Putus sudah pasti.
"Bilang aja iri."
Byurrrr....
"Jorok banget lo!" umpat Dewa karena Juna tiba-tiba menyemburkan minumannya ke tangannya yang ingin mengambil minumannya.
Dewa mencondongkan tubuhnya ke depan. Menarik baju Juna lalu tangannya ia usapkan ke baju itu. Membuat lainnya tertawa terbahak-bahak.
"Eh, anjir, baju gue lo apain!" Juna menepis tangan Dewa yang masih mengusapkannya ke baju miliknya. Didorongnya dengan kuat tubuh Dewa, hingga Dewa terjatuh menduduki paha Kak Keenan yang ada di sampingnya.
"Kok empuk, ya?" tanya polos Dewa yang mendapatkan jitakan mulus dari Kak Keenan.
"Empuk, lah, paha gue bukan batu."
"Siap tahu, kan?" Dewa merangkul Dewi dan diletakkannya kepala Dewi ke bahunya.
Senja yang melihatnya merasa iri. Tanpa ia ketahui, tangannya sudah memeluk lengan Fajar. "Jadi pengin."
"Dikodein, tuh, sama Senja," goda Dewa.
"Uhuk...uhuk...keselak konde." Juna berakting batuk.
"Batu es dikodein, peka nggak, ya?" Bang Satya mengambil kacang dan dilemparnya ke wajah Fajar. Fajar menatap sinis Bang Keenan. Tidak perduli dia lebih tua darinya.
"Beruntung jadi Fajar dikodein Mulu, lah gue? Gue terus yang kodein," ujar Kak Keenan menaik-turunkan alisnya sembari menatap Dewi yang juga melihatnya.
Detik setelahnya, Dewa mendorong wajah Kak Keenan dengan telapak tangannya. "Matanya dikondisikan! Inget, cuma mantan!"
"Berani banget ya lo kode-kode? Kalau gue mah udah malu sampai urat-urat." Lisa menyenggol lengan Senja.
"Kita cocok nggak?" tanya Senja malu-malu. Mengeratkan pelukannya di lengan Fajar. Fajar yang meras risih melepaskan tangan Senja.
"Yah, dilepas."
Tapi kemudian saat tangan Fajar beralih merangkul pundak Senja, ditariknya ke pelukannya. Dan disitulah teriakan-teriakan mulai bermunculan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Dewi [COMPLETED]
Ficção AdolescenteCOMPLETED "Lihatinnya biasa aja kali. Gue tahu gue ganteng." -Dewa Junior Fajry "Siapa juga yang lihatin lo! Gue cuma penasaran aja kenapa kok lo enggak cantik kayak gue." -Dewi Rosalina Anggraeni Kehidupan Dewa dan Dewi penuh pertengkaran antara ke...