6. Balas dendam

249 76 40
                                    

Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.


SELAMAT MEMBACA

🌻

"Karena balas dendam, semua menjadi runyam."

-Dewi Rosalina Anggraeni-

•••

Hati Dewa benar-benar puas mengerjai Dewi. Saat ini saja Dewi berjalan ditengah-tengah antara Juna dan Fajar dengan senyum mengembang, mengingat kelakuannya yang berhasil membuat Dewa kesal yang hasilnya meneriaki namanya dengan ucapan ingin balas dendam kepadanya.

Juna yang kesal karena Dewa terus-terusan tersenyum tanpa henti membuat Juna mencibirkan bibirnya.

"Ini kita mau ke kantin atau ke rumah sakit jiwa?" seru Juna mendapatkan jitakan dari Dewa.

Senyum tipis tercetak dibibir Fajar. Siapapun yang melihatnya akan ternganga seketika. Bisa dihitung satu Minggu Fajar tersenyum berapa kali. Ini kali pertama dalam seminggu Fajar tersenyum.

Fajar kalau senyum kek gitu tambah ganteng.

Gimana kalau Fajar tiap hari senyum. Terus senyum itu ke gue. Astaga gue halu banget hahaha.

Kenapa ganteng, sih?

Mau dong jadi pacar. Kalau udah punya pacar jadi simpanan juga boleh.

Lo kayak murahan sumpah.

Bodoamat. Yang penting dapet babang tamvan Fajar

Fajar lagi-lagi tersenyum tipis. Ternyata dirinya ganteng juga. Dia kira mukanya buluk kek pantatnya Dewa.

"Jar, lo jangan senyum kek gitu," pinta Juna menatap melas Fajar.

Dahi fajar mengernyit.

"Kenapa?"

"Lo kalau senyum gantengnya ngelebihin Dewa," jujur Juna mendapatkan jitakan dan pelototan tajam Dewa. Untungnya mood Dewa baru bagus, kalau tidak ia akan menghabisi Juna sekarang.

Anjir! Fuck you Juna!

"Apalagi fans-fans lo yang alay itu tambah alay. Teriakannya enggak bisa santuy. Gila emang."

Fajar lagi-lagi tersenyum, ralat, terkekeh. Rekor Fajar di sekolahnya. Dilain sekolah beda lagi.

"Bilang aja iri, Jun!" sindir Fajar sembari menggelengkan kepalanya.

Menurut Dewa, siapa yang paling ganteng ya dirinya. Udah ganteng, pinter lagi. Kurang apa coba? Sebutin gih.

"Diem lo berdua. Gue laper." Dewa bergegas mendahului Juna dan Fajar.

"Bilang aja baper, Wa," teriak Juna menyusul Dewa dengan kekehan yang keluar dari mulutnya.

Sedangkan Fajar memilih untuk berjalan santai dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celananya. Memberikan kesan tersendiri bagi kaum hawa yang menatap Fajar. Yang ditatap saja hanya masa bodoh, karena tatapan dan teriakan adalah makanan sehari-harinya.

***

Mungkin tidak disangka bagi Dewa jika Dewi berbaik hati kepadanya. Bertanya lalu pergi ke stand makanan, yang jelas membeli makanan.

Sebelumnya, Dewi bertanya juga kepada kedua sahabat Juna, tidak lupa kepada kedua sahabatnya sendiri.

Dewi melangkah menuju meja yang di sana ada Dewa, Juna, Fajar, Lisa, dan Senja dengan senyum merekah. Dewi juga membawa nampan yang berisi makanan pesanan mereka.

Dewa Dewi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang