Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.
SELAMAT MEMBACA
🌻
"Kenapa gue yang buat rencana dan kenapa juga gue yang kena imbasnya?"
-Dewa Junior Fajry-
•••
Setelah memastikan rencananya akan berhasil. Dewa segera kembali ke bangku dan ber'tos'ria bersama Juna. Fajar menggeleng kepala melihat tingkah jahil Dewa yang didukung oleh Juna.
Kurang kerjaan.
"Jar, jangan rusak rencana kita lagi!" tanya Juna sembari memutar ingatannya satu tahun yang lalu. Saat itu rencana yang ia susun rapi harus gagal karena ulah Fajar yang tidak tegaan itu.
"Padahal pas itu gue pikir bakal berhasil, jadi gue enggak ada persiapan kabur pas tahu-tahunya gagal!" Dewa juga kembali mengingat kejadian itu yang membuat Dewa tertabrak dinding dan terjatuh lemas tak berdaya. Bahkan, menjadi candaan siswa-siswi SMA Alantas.
Bulu kuduk Dewa berdiri. Merasa merinding saat mengingat kejadian mengenaskan yang terjadi pada dirinya.
Fajar jengah dituduh seperti ini oleh Dewa dan Juna. Meskipun yang mereka berdua ucapkan benar adanya.
"Hm."
Dewa melihat Dewi bersenandung kecil dengan Lisa dan Senja yang ada disampingnya. Ia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari seorang Dewi Rosalina Anggraeni. Banyak yang menggodanya tetapi Dewa tidak memperdulikannya. Dalam pikiran Dewa saat ini adalah rencananya yang ia susun pasti akan berhasil. Pasti itu.
Sebelum melangkah menghampiri Dewi, Dewa menatap manik mata Fajar dengan tajam. Seolah ia berkata jangan rusak rencana gue!
Fajar mengangguk malas akan tatapan Dewa itu. Dirinya heran, kenapa bisa ia berteman dengan Dewa dan Juna yang mempunyai beribu rencana jahil? Kenapa juga mereka tidak diam seperti dirinya dan apa mereka juga tidak lelah dengan sikap anehnya itu?
Masa bodoh sama Dewa dan Juna yang memberikan semangat. Fajar lebih memilih menelungkupkan kepalanya disela-sela tangannya. Ia lupa tadi malam tidak tidur karena menuruti kemauan kedua sahabat gilanya.
***
Awalnya Dewi tidak merasa aneh saat Dewa mengikutinya, duduk di sampingnya, bahkan menatap dirinya dengan intens.
Dewi semakin was-was jika beberapa menit kemudian Dewa akan menerkamnya. Tapi dipikir-pikir, itu tidak mungkin.
Senyum Dewa mengembang melihat Dewi meras tidak nyaman akan kehadirannya. Mana lagi sekarang Dewa sedang menopang dagu dan menatap Dewi dengan tatapan memuja.
Jujur. Dewa suka dengan bulu mata Dewi yang lentik, alisnya yang memberikan kesan indah, hidung yang lumayan mancung, dan bibir yang merah merona tanpa mengunakan apapun. Ya, Dewa tahu karena ia pernah tidak percaya Dewi tidak memakaikan apa-apa dibibirnya. Alhasil ia menyuruh Dewi mengusap bibirnya dengan satu jarinya. Dan ternyata hasilnya benar, tidak ada lipstik atau lainnya yang kebanyakan siswi menggunakannya.
Oh ya, jangan lupakan rambut panjangnya yang terurai itu. Yang semakin menambah kesan cantik di wajah Dewi.
"Gue tahu gue cantik. Tapi enggak gitu juga kali lihatnya. Gue kan jadi malu," ucap Dewi yang dibuat-buat. Ternyata rencananya berhasil, hahaha. Dewa malu mendengar kalimat yang keluar dari mulut Dewi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Dewi [COMPLETED]
Teen FictionCOMPLETED "Lihatinnya biasa aja kali. Gue tahu gue ganteng." -Dewa Junior Fajry "Siapa juga yang lihatin lo! Gue cuma penasaran aja kenapa kok lo enggak cantik kayak gue." -Dewi Rosalina Anggraeni Kehidupan Dewa dan Dewi penuh pertengkaran antara ke...