12. Murid Baru

203 59 70
                                    

Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.

SELAMAT MEMBACA

🌻

"Cemburu itu tanda apa?"

-Dewa Junior Fajry-

•••

Sekarang waktunya jam istirahat. Dewa, Dewi, Juna, Lisa, Fajar, dan Senja duduk bersamaan di bangku pojok kantin.

"Gue denger-denger ada murid baru loh di kelas kita," ujar Lisa sembari menyeruput minumannya.

"Seriusan? Tadi nggak ada tuh."

"Iya, katanya dia masih di ruang guru. Lengkapi data-data kali sampai telat masuk," jelas Lisa membuat Dewa terkekeh.

"Makannya ucapan lo pedes, suka gibah."

Lisa melotot mendengar ucapan Dewa. Mata Lisa melotot dengan tangan yang siap memukul wajah Dewa.

"Emang gue bener, wlee."

Selama masih ada Dewa di dunia ini, mungkin kehidupan seperti Dewi, Lisa, dan Senja tidak akan tenang.

"Lo untung cuma digituin, Lis. Lah gue? Langsung dicakar," bisik Dewi ditelinga Lisa.

Mendengar itu, Lisa terkekeh.

"Terima aja ya. Keknya emang Dewa jodoh lo deh."

Pletak.

"Kalau ngomong kok suka salah."

Kesal. Dewi kesal dengan Lisa. Apalagi saat Dewa melihat Dewi dan Lisa dengan senyum jahilnya.

"Apa lo senyum-senyum? Mau gue gorok?" tanya Dewi ketus.

Dewa terkekeh. Kan Dewa sudah pernah bilang, jika menjahili Dewi adalah hobinya. Jadi?

"Lis, temenin gue ke toilet yuk. Kebelet," ajak Senja menarik paksa Lisa dan berlalu pergi meninggalkan Dewi yang cemberut.

"Ngapain lo cemberut? Mau minta diperhatiin Dewa?" kata Juna menambah mood Dewi semakin buruk.

Kenapa nasibnya harus seperti ini? Para sahabat selalu membuat kesal. Apalagi Dewa. Sahabat menjadi musuh. Lihat saja tingkahnya seperti saiton.

"Diem lo!" gertak Dewi. Juna terkekeh lalu menyenggol lengan Dewa pelan.

"Kenapa lo diem dari tadi? Muka di tekuk gitu? Ada masalah?" tanya Juna kepada Dewa.

Dewi tertawa.

"Lo nggak tahu, Jun?"

Dahi Juna mengernyit. Tidak tahu? Tidak tahu apa?" Nggak tahu apa?"

Sekilas Dewi menatap Dewa dan Dewa menatapnya dengan penuh tanya. Bahkan, kebingungan juga hinggap di benak Dewa. Di dalam hati, Dewa juga bertanya-tanya. Tidak tahu apa maksud perkataan Dewi.

"Dewa kan habis putus cinta, jadi ya galau gitu, muka ditekuk kayak punya hutang nggak bisa bayar," ujar Dewi mendapatkan tatapan tajam dari Dewa.

"Enak aja lo, Wi. Gue nggak punya utang ya," protes Dewa. Hutang? Hidup saja sudah berkecukupan ngapain ngehutang.

"Jadi bener dong kalau lagi putus cinta?" goda Dewi membuat Juna dan Fajar terkekeh.

Fajar mulai suka sejak Dewi memutuskan untuk bersahabat dengan dirinya dan juga kedua sahabatnya. Meskipun kadang bikin kesal, suka protes, nggak mau ngalah, tapi sifat itulah yang membuat suasana menjadi lebih asik. Ditambah lagi dengan adanya Lisa si pedas dan Senja si manja dan alay.

Dewa Dewi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang