2. Impas

338 100 77
                                    

Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.

SELAMAT MEMBACA

🌻

"Dunia seakan setuju jika kita saling bersama."

-Dewa J.F & Dewi R.A-

•••

Setiap langkah kaki, setiap itulah kalimat pujian terlontar dengan jelas. Bagi Dewa, Juna, dan juga Fajar, hal itu sudah biasa.

"Nasib orang ganteng ya gini," kekeh Dewa bergumam.

Bisikan tak lagi terdengar di telinga mereka, melainkan pekikan girang saat melihat Dewa, Juna, dan Fajar menyisir rambutnya bersamaan. Padahal ketiganya sama sekali tidak saling kontak.

Aaaaaa gantengggg

Mereka kompak banget najir

Bawa pulang Dewa boleh nggak sih

Fajar menggoda banget huwaaa

Juna kok bisa ganteng?

Dewaaaaaaa

Dilain tempat, Dewi yang sedang tertidur pulas di kelas harus terusik karena suara riuh di depan kelasnya.

Indra mata Dewi mengarah keluar jendela. Mencoba melihat ada apa di luar sana.

Bola mata Dewi memutar malas.

"Gue kira apaan. Ternyata tukang pede Dewa," ucapnya malas.

Pandangan Dewi mengarah ke tempat Lisa dan Senja yang berada di depannya. Dewi merasa heran, kemana Lisa dan Senja pergi? Kenapa mereka tidak memberi tahu Dewi?

"Awas kalian berdua!" geram Dewi, lalu mencoba tidur kembali.

Dewi kembali terusik ketika suara berat memanggil namanya lantang tanpa tahu jika kali ini Dewi mengantuk berat.

Ingin rasanya Dewi membunuh siapa pun yang memanggilnya tadi dan berani mengganggu acara tidurnya. Lagian ini juga dua jam pelajaran terakhir, free class lagi. Enggak enak gimana coba.

Langkah gontai Dewi membuat senyum seseorang melebar penuh kemenangan. Karena ide yang keluar dari kepalanya ternyata tidak sia-sia.

"Hai, Dewi," sapa Dewa lembut kearah Dewi.

Sedangkan Dewi yang mendengar sapaan itu, matanya langsung melebar. Rasa kesal yang ada pada dirinya kini mulai memuncak.

"Lo yang teriak tadi?" tanya Dewi dengan kesal.

"Iya. Kenapa? Masalah?"

"Masih tanya lagi! Ya jelas lah masalah, gue itu ngantuk berat. Eh, lo malah seenaknya ganggu tidur gue. Apalagi fans-fans alay lo itu." Dewi menarik napas panjang lalu ia hembuskan, "Tolong ya, bilangin sama mereka kalau teriak-teriak mendingan di hutan, bukan di sini," lanjut Dewi.

"Dewi Rosalina Anggraeni. Sekolah itu tempatnya belajar bukan tidur."

"Dewa Junior Fajry. Hidup-hidup gue, kenapa lo yang ngatur? Terserah gue dong mau tidur at-"

"DEWAAA!"

"TANGGUNG JAWAB!"

"BASAH KAN!"

"DEWAAAA!"

"LO SENGAJA YA BUAT GUE MARAH?"

Tadi, Dewa sengaja menumpahkan botol minuman Fanta miliknya kearah rok Dewi. Menurut Dewa, jika sehari saja tidak mengusik atau menjahili Dewi rasanya ada yang kurang.

Dewa Dewi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang