Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.
SELAMAT MEMBACA
🌻
"Gue bingung sama Tuhan. Kenapa spesies kayak lo harus ada di dunia? Udah ngeselin, bisanya ngajak berantem. Apa untungnya coba?"
-Dewi Rosalina Anggraeni-
•••
"Kayaknya gue jatuh cinta deh sama Fajar."
"WHAT! SERIUS?"
"HAH? APA? GUE NGGAK SALAH DENGER?"
Pernyataan yang tiba-tiba itu mampu membuat Dewi dan Lisa ternganga. Mereka tidak menyangka seorang Senja yang manja nan alay menyukai laki-laki dingin seperti Fajar? Mereka nggak salah denger kan?
Apa mungkin Senja baru dirasuki jin aneh sampai bisa membuat Senja berpikir seperti itu?
"Jangan teriak-teriak dong. Nanti rumah gue roboh gimana? Kalian mau tanggung jawab?" protes Senja memelas.
"Lupain rumah roboh itu," jeda Dewi menatap wajah Senja seksama, "Lo beneran suka sama Fajar? Si batu es itu? Lo nggak bohong kan? Lo nggak kerasukan saiton atau jin, kan?" cerosos Dewi membuat Senja seketika tersenyum lebar.
Senja mengangguk antusias. "Bukan suka lagi, tapi jatuh cinta."
Pletak.
"Sakit Lisa. Kenapa lo sentil dahi gue, sih!" decak Senja kesal.
Tangan Senja mengusap dahinya yang menjadi sasaran empuk jari milik Lisa. Mungkinkah Lisa mempunyai hobi menyiksa dirinya?
"Sadar elah, Nja-"
"Jangan panggil gue Nja!" potong Senja.
"Sadar dong nama lo itu Sen.nja, jadi terserah gue dong mau panggil apa!" Sifat keras kepala milik Lisa mulai keluar kembali. Setelah beberapa bulan ia sembunyikan karena paksaan dari Dewi.
Dewi pikir, sifat keras kepala Lisa harus segera dimusnahkan. Bukan hanya sifat keras kepala, tapi ucapannya yang pedas mampu membuat orang lain sakit hati.
"Keras kepalanya dikurangin," ujar Dewi menatap tajam Lisa.
"Iye maaf. Gue keblabasan," balas Lisa pasrah. Ia juga bersyukur ada Dewi dan juga Senja dihidupnya yang mampu membuat kehidupan lebih berwarna dari sebelumnya.
Suara tiba-tiba yang keluar dari perut Senja mampu memberhentikan perdebatan kecil itu.
Kregg... (Anggap aja suara perut keroncong hihi)
"Gaes. Gue laper, nih," rengek Senja sembari memegangi perutnya yang lapar. Jangan lupakan raut wajahnya yang memelas itu.
"Ya udah gue ke supermarket dulu. Kalian di sini aja. Gue juga tadi dapet pesenan dari Mama."
Dewi beranjak dari duduknya mengambil jaket yang ia bawa untuk pergi ke rumah Senja. Dengan lengan jaket yang ia lilit ke atas. Tidak lupa mengambil kunci motornya yang berada di nakas kamar Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Dewi [COMPLETED]
Teen FictionCOMPLETED "Lihatinnya biasa aja kali. Gue tahu gue ganteng." -Dewa Junior Fajry "Siapa juga yang lihatin lo! Gue cuma penasaran aja kenapa kok lo enggak cantik kayak gue." -Dewi Rosalina Anggraeni Kehidupan Dewa dan Dewi penuh pertengkaran antara ke...