16. Posesif

205 46 58
                                    

Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.

SELAMAT MEMBACA

🌻

"Perasaan cemburu yang tiba-tiba hadir tanpa diminta. Mungkinkah, aku mulai jatuh cinta?"

-Dewa Junior Fajry-

•••

Vika tampak kesal karena Dewa menyuruhnya duduk di bangku Dewa dan Dewa duduk di bangku Vika. Karena Vika adalah teman bangku Dewi.

"Ngapain lo ke belakang? Balik ke tempat asal!" Protes Dewi mendapatkan tatapan tidak setuju dari Dewa.

Sedangkan Vika, iya menjadi semangat saat Dewi menyuruhnya kembali ke bangkunya. Vika tidak mau duduk dengan Adit-teman sebangku Dewa-karena menurut Vika, Adit itu ngeselin. Sebelas dua belas dengan Dewa.

Tempat duduk:
Dewa-Adit
Dewi-Vika
Senja-Lisa
Fajar-Juna

"Minggir sana!" usir Vika dengan mengibaskan tangannya ke arah Dewa.

Dewa menatap tajam Vika sekilas, lalu ia beralih menatap Dewi, duduk di bangku Vika dengan tampang melas. "Ayolah, Vik." Mohon Dewa dengan memegang tangan Dewi.

Saat ini, seisi kelas dibuat baper oleh tingkah Dewa terhadap Dewi. Padahal, itu bukan salah satu rencana Dewa maupun Dewi.

"Apa?" ketus Dewi.

"Demi rencana," bisik Dewa membuat jantung Dewi berdetak tidak karuan. Dewi tak habis pikir, kenapa dirinya bisa deg-degan.

Kepala Dewi mendongak menatap manik mata Dewa. Dan terjadilah aksi tatap menatap. Mencoba memanfaatkan waktu, Senja memotret Dewa dan Dewi dan diunggah ke instastory-nya.

Fajar mengambil handphone Senja, lalu dihapusnya instastory Senja yang belum lima detik ia unggah di Instagram.

"Kok dihapus, sih? Kan biar pada baper. Aku aja baper!" Senja mengambil handphone kesal.

Fajar menatap wajah Senja lekat. Sebelum kalimat yang keluar dari mulut Fajar membuat tubuh Senja membeku.

"Jangan baper. Karena cuma gue yang boleh buat lo baper."

***

Di sisi lain, aksi tatap menatap harus terhenti karena Lintang menampar pipi Dewi.

Plak.

Satu kelas melihat tingkah Lintang yang berani menampar Dewi-nya. Seketika tatapan permusuhan mengarah ke arah Lintang.

"Lo berani banget, ya, natap calon tunangan gue!"

Dalam benak Dewi, ia ingin memaki-maki Lintang saat ini juga. Berani-beraninya dia menampar dirinya hanya karena Dewa yang notabennya calon tunangan.

Mencoba untuk tidak emosi. Dewi melepaskan tangan Dewa yang memegangi pipinya bekas tamparan dari Lintang tadi.

Dewi maju satu langkah mendekati Lintang. Menatap Lintang tajam dan penuh permusuhan.

"Masih calon aja belagu!"

"Daripada lo-"

"Gue pacar Dewa Junior Fajry. Mau apa lo?"

Hati Dewa menghangat bersamaan dengan Dewi yang mengakuinya sebagai pacar.

"Cuma pacar aja bangga!" bentak Lintang dengan jari telunjuknya menonyor dahi Dewi.

Mencoba biasa saja dan tidak terbawa emosi adalah hal yang sulit bagi Dewi. Demi rencananya, ia harus rela seperti ini. Jika bukan karena rencana, bisa saja detik ini juga, Dewi menjambak rambut Lintang sampai rambut itu rontok.

Dewa Dewi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang