9. Menolong

239 75 82
                                    

Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.

SELAMAT MEMBACA

🌻

"Berasa punya pacar tapi aslinya jomblo. Gimana dong?"

-Dewi Rosalina Anggraeni-

•••

Bayangkan saja saat di dua jam terakhir diadakan ulangan dadakan. Tanpa belajar, tanpa pemberitahuan. Namanya juga dadakan.

Perasaan kalian saat Bapak/Ibu guru bilang kalau ada ulangan dadakan?

Ingin kesal, ingin marah, ingin menangis.

"Pak Dodo."

Dia adalah guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi.

"Ada apa Fara?"

Fara menatap Pak Dodo dengan raut wajah melasnya. Mungkinkah Pak Dodo akan luluh? "Pak, ulangannya di tunda besok ya? Hari ini saya sama teman-teman saya tidak tahu kalau ada ulangan."

"Sengaja. Karena Bapak pengin tahu siapa saja yang benar-benar belajar," jelas Pak Dodo sembari membagikan kertas ulangan dan jawaban, "Bapak yakin, yang mendapatkan nilai ulangan di atas KKM pasti Dewi, Lisa, sama senja." Pak Dodo sangat yakin akan itu.

"Jelas dong, Pak, mereka kan rajin," seru Fizi yang duduk di bangku belakang pojok dengan seragam yang urak-urakan. Fizi salah satu cowok di kelas 12 IPS 1 yang sering bikin ulah.

"Makannya kamu rajin juga. Jangan cuma bisa nyontek sana-sini," omel Pak Dodo.

"Gimana mau rajin belajar, Pak. Kalau enggak ada yang nyemangatin." Itu bukan Fizi, melainkan Juna.

"Alhamdulillah kalo gitu."

"Kok Alhamdulillah, sih, Pak? Nggak kasihan sama saya?"

Pak Dodo menggeleng pelan. Anak muda zaman sekarang ada-ada saja alasannya.

"Jangan cuma tampang aja yang lo banggain. Kepintaran lo juga. Bagaimana kalau besok lo udah berkeluarga dan lo ditanya sama anak-anak lo soal pelajaran, lo yakin bisa jawab? Pikir dong kedepannya. Bukan malah mainin perasaan cewek," ujar Lisa yang menumbuhkan rasa kagum dibenak mereka semua.

Tidak sedikit yang tersindir akan ucapan pedas dari mulut Lisa. Juna kesal bukan main. Seumur hidup tidak ada yang berani membuat dirinya mati kutu seperti ini selain Lisa.

Awas lo, Sa. Lo ada masalah sama gue.

"Gila kata-kata Lisa pedes bener," ujar Dewa sembari menggelengkan kepalanya.

"Sahabat gue gitu loh," sambar Dewi menatap sinis Dewa.

"Gitu aja bangga.

"Jelas dong. Nggak kayak lo sama Juna yang isinya cuma jahil sama mainin perasaan doang. Contoh si batu es, diem, merhatiin guru, dibilangin nurut."

Dewa tidak terima akan ucapan Dewi yang membanggakan Fajar.

"Enak aja lo. Fajar sama gue sebelas dua belas ya."

"Itu juga karena Fajar kenal sama lo. Buktinya pas awal-awal dulu Fajar rajin. Eh, lo malah bawa virus baru."

"Apa lo bilang? Virus? Virus dari China?"

"Itu namanya virus Corona. Kalau lo virus pemalas."

"Iyain aja."

***

Dewa Dewi [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang