Halo gaes!
Kembali lagi sama aku wkwk.
Pada nungguin extra part ya?
Langsung cusss aja di baca.
SELAMAT MEMBACA ✨
"Di angkatan kali ini, kalian semua lulus 100%. Selamat. Semoga kedepannya kalian lebih baik lagi."
Semua orang bersorak gembira. Bagaimana tidak gembira di saat kita dinyatakan lulus semua. Bahagia yang tak terhingga bagi mereka semua.
Dewa, Dewi, Juna, Fajar, Lisa, dan Senja kini berpelukan. Melampiaskan kebahagiaan satu sama lain.
Terlepas dari pelukan bersama itu, Dewa mendekap Dewi secara tiba-tiba. Dewi membalasnya.
"Kita lulus, Wi."
"Iya dong, Wa."
"Habis ini kita nikah, ya?"
Pletak.
Kalimat seperti apa tadi yang diucapkan Dewa. Dewi yang kaget dengan sepontan menjitak kepala Dewa. Ada-ada saja ucapannya tadi.
Nikah? Dewi masih pengin kuliah dan kerja. Bukan cuma ngurusin suami dan nantinya juga anak pasti akan hadir dalam kehidupannya.
"Nikah sana sama Lintang. Baru lulus juga udah langsung minta nikah. Sehat?" omel Dewi kesal dengan bersedekap dada.
"Makan tuh nikah," teriak mereka semua yang mendengar omelan Dewi tadi hingga membuat Dewa cemburu.
Dewa menghampiri Dewi lalu mengacak-acak rambutnya dan berbisik, "Nggak tahu apa kalau pacarnya itu malu? Main ngomel-ngomel kek orang teriak. Emang ini hutan?"
"Wlee." Dewi menjulurkan lidahnya ke wajah Dewa. Sebelumnya ia menepis tangan Dewa.
"Dijaga tuh tangannya. Nggak lihat apa kalau tangannya nyosor?" sinis Dewi bergeser ke samping Fajar yang sedang berbincang dengan Senja. Karena Dewa tadi hampir memeluk tubuhnya.
"Kan cuma meluk, Wi, nggak macem-macem juga. Nanti kalau macem-macemnya pas udah sah aja."
Dalam hati Dewi ia mengucapkan istighfar. Kenapa dirinya bisa mempunyai kekasih setengah gila seperti Dewa. Kenapa tidak seperti Fajar yang diam-diam menghanyutkan.
"Beruntung lo dapetin, Fajar. Lah gue malah dapetin sahabatnya yang nggak waras."
Senja tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Fajar tersenyum simpel.
"Tukeran mau nggak? Gue bosen sama Dewa. Lebih tepatnya sifatnya yang nggak berubah-ubah. Masih sama aja bikin kesel anak orang," jelas Dewi menatap tajam Dewa. Yang ditatap hanya cengir-cengir tidak jelas sembari berjalan ke tempat Dewi berada.
Dewa merangkul Dewi dan dibawanya pergi secara paksa.
"Mau kemana, Wa? Jangan aneh-aneh deh."
"Mau ke KUA. Biar gue kalau macem-macem nggak dosa."
Penjelasan itu membuat mata Dewi melebar. Ternyata bukan cuma bisa bikin naik darah tapi juga otaknya kini mulai mesum.
"Dasar mesum!"
Dewa terjatuh karena dorongan kuat dari Dewi. Banyak orang yang tertawa melihat penderitaan Dewa barusan.
Dewi yang merasa bangga terus menerus tertawa dan pergi dari hadapan Dewa yang menanggung malu.
"WOI DEWI! NGAPAIN NINGGALIN PACARNYA SENDIRIAN. NANTI KALAU NGGAK TAU ARAH JALAN PULANG GIMANA?"
"BODOAMAT."
•••
Ada yang masih kangen sama keuwuan mereka?
Di extra part kali ini aku tulis dikit aja ya wkwk. Cuma 300an word kalo nggak salah eheh. Maafkan ya gaes. Soalnya aku bingung mau buat extra part tentang apa.
Yuk komen. Extra part tentang apa yang kalian tunggu-tunggu?
Apa mungkin cerita ini harus ada sequel-nya?
Komen ya gaes.
Arau enggak, mau dibuatin cerita tentang,
Juna sama Lisa? Fajar sama Senja? Hayuk mana wkwk.
JANGAN LUPA SHARE KE TEMEN-TEMEN KALIAN YA. SIAPA TAHU SUKA.
*
Salam Manis 😍
#150602020
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Dewi [COMPLETED]
Teen FictionCOMPLETED "Lihatinnya biasa aja kali. Gue tahu gue ganteng." -Dewa Junior Fajry "Siapa juga yang lihatin lo! Gue cuma penasaran aja kenapa kok lo enggak cantik kayak gue." -Dewi Rosalina Anggraeni Kehidupan Dewa dan Dewi penuh pertengkaran antara ke...