Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.
SELAMAT MEMBACA
🌻
"Saat ini memang harta adalah segalanya. Tapi apa tidak ada kemungkinan jika harta akan habis jika kita saja tidak bisa mengolahnya?"
-Dewi Rosalina Anggraeni-
•••
Adu mulut diantara Dewa dan Dewi belum juga berakhir sejak tadi.
Dewa yang marah kepada Dewi karena tiba-tiba mengambil mangkuk baksonya lalu dihabiskan dan juga minuman yang Dewa beli diteguk sampai habis oleh Dewi. Padahal makanan itu belum disentuh oleh Dewa.
Itulah awal adu mulut mereka. Dewa yang tidak terima dan Dewi yang banyak alasan.
Banyak pasang mata yang melihat keduanya beradu mulut. Sahabatnya saja tidak ada yang memberhentikannya. Mereka malah asik melanjutkan makannya dengan santai tanpa memperdulikan Dewa dan Dewi.
"Pokoknya gue nggak ikhlas kalau lo ngehabisin makan sama minum gue."
"Gue nggak nyuruh lo ikhlas atau enggak. Yang penting perut gue bahagia."
Dewa geram dengan Dewi.
Apa Dewi belum kenyang menghabiskan satu mangkuk mie ayam, satu mangkuk bakso, dan dua gelas es teh.
"Lo beneran belum kenyang?" tanya Dewa dan Dewi mengedihkan bahu. Lalu Dewi duduk di samping Senja dan mengambil alih nasi gorengnya yang tinggal beberapa sendok saja.
"Lo beli lagi aja ya, gue masih laper."
"WHAT!"
"Seriusan masih laper?" tanya Dewa tidak percaya.
"Dewi kalau lagi PMS biasa. Nasi goreng lima porsi bisa habis," jelas Lisa sembari membersihkan mulutnya dengan tissue.
Dewa dan Juna menggeleng tak percaya. Dalam pikiran mereka Perempuan kalau PMS jadi rakus.
"Lo beli aja, Wi. Ini bekas gue loh." Senja mengambil piringnya yang ada ditangan Dewi.
Dewi cemberut.
"Nih, nggak jadi. Udah nggak laper," ucap Dewi dengan menopang dagu. Tidak lupa raut wajahnya yang sedih.
"Ya udah gue habisin aja," ujar Senja memakan nasi gorengnya yang tinggal sedikit.
Senja nggak peka banget sih sama gue. Serah dah serah.
Lupakan tentang Dewa, Dewi, dan sahabat mereka.
Kini kita beralih kepada seseorang yang sedang berjalan dengan mata yang fokus ke wajah Dewi.
"Hai, Kak Dewi," sapa orang itu memberikan sebatang coklat kepada Dewi, "Ini ada coklat buat lo. Terima ya."
Dewi mengangguk. Lumayan coklat, gratis lagi.
"Thanks."
Orang itu adalah Aska, 11 IPA 3 yang artinya dia adalah adik kelas Dewi. Seorang kapten basket dan ketua OSIS di SMA Alantas.
Perlakuan Aska kepada Dewi tidak lepas dari pasang mata yang ada di kantin. Tak urung yang di luar kantin mendekat kearah kantin demi untuk melihat Aska dan Dewi. Aska juga termasuk Most Wanted di SMA Alantas.
Sedangkan Dewi masih tidak tahu apa niat Aska datang menemuinya. Bahkan Dewa, Lisa, Senja, Juna, dan Fajar sama-sama bingung kepada tingkah adik kelasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Dewi [COMPLETED]
Ficção AdolescenteCOMPLETED "Lihatinnya biasa aja kali. Gue tahu gue ganteng." -Dewa Junior Fajry "Siapa juga yang lihatin lo! Gue cuma penasaran aja kenapa kok lo enggak cantik kayak gue." -Dewi Rosalina Anggraeni Kehidupan Dewa dan Dewi penuh pertengkaran antara ke...