Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.
SELAMAT MEMBACA
🌻
"Ternyata hidup lo nggak sebaik yang gue kira."
-Dewi Rosalina Anggraeni-
•••
Pandangan Dewa tidak lepas dari Dewi yang sedari tadi menguap. Padahal saat ini baru jam 19.30.
Saat ini Dewa dan Dewi sedang kerja kelompok di rumah Dewa tepatnya di ruang belajar yang ada di rumah Dewa.
"Lo seriusan jam segini ngantuk?" tanya Dewa penasaran.
"Biasanya juga enggak kok."
"Lah? Terus kenapa sekarang lo nguap?"
"Mungkin gara-gara kerja kelompok sama lo gue jadi ngantuk berat."
Pletak.
"Enak aja kalo ngomong!"
Dewi memegangi dahinya yang sempat Dewa jitak. Tidak lupa tatapan sinis tepat dimanik mata Dewa. "Lo kira ini nggak sakit?"
"Kagak. Gue aja ngejitak lo pelan-" Penjelasan Dewi harus terpotong karena Dewi menyelanya.
"Pelan dari Hongkong?"
Mulut Dewa mencibir pelan.
"Kalau orang ngomong itu didengerin sampai selesai, bukannya malah dipotong."
"Ya udah, sih, nggak usah nyolot."
Sabar, Wa. Dia cewek. Kalau cowok lo terserah mau ajak berantem nggak pa-pa.
"Ya udah, sih, nggak usah dibahas," balas Dewa mengikuti gaya bicara Dewi.
"Kok lo ngikut-ngikut?"
"Masalah?"
"Udah tahu ngapain tanya dugong."
"Heh kutil kuda, kalau orang tanya tandanya belum tahu."
"Gue nggak percaya sama lo."
"Lah, siapa yang nyuruh lo percaya sama gue? Nggak ada."
Dewi kesal dengan Dewa. Ia menyerahkan lembar jawaban yang seharusnya ia tulis kepada Dewa dengan kasar. "Kerjain!"
"Nggak! Yang tugas nuliskan lo bukan gue," ujar Dewa sembari melempar kertas itu ke wajah Dewi.
"Jangan dilempar gitu juga kali, Wa. Nanti buluk kek muka lo gimana?"
Dewa tidak terima mendengar ucapan yang persis ledekan itu mengarah ke dirinya. Kalau buluk tidak mungkin kaum hawa tergila-gila kepadanya.
"Muka loh itu yang buluk, bukan muka gue."
"Enak aja. Muka gue itu cakep ya, nggak kayak muka lo."
Dewa menggerutu, "Muka kayak Mba Kunti aja bangga."
"APA LO BILANG?!" gertak Dewi yang samar-samar mendengar gerutu Dewa.
"Nggak ada. Gue nggak bilang apa-apa. Telinga Lo aja yang kemana-mana," ujar Dewa mengalihkan pembicaraan. Bisa saja nanti adu mulut mereka tidak akan berhenti jika diantara mereka tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Untuk saat ini Dewa yang akan mengalah karena dirinya malas berdebat.
Setelah Dewa mengalah dan membiarkan Dewi kembali menyelesaikan tugasnya, Dewa memilih untuk pergi ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Dewi [COMPLETED]
Teen FictionCOMPLETED "Lihatinnya biasa aja kali. Gue tahu gue ganteng." -Dewa Junior Fajry "Siapa juga yang lihatin lo! Gue cuma penasaran aja kenapa kok lo enggak cantik kayak gue." -Dewi Rosalina Anggraeni Kehidupan Dewa dan Dewi penuh pertengkaran antara ke...