Note: Maafkan jika ada typo yang berterbangan. Maklum manusia banyak kekurangannya.
SELAMAT MEMBACA
🌻
"Entah kenapa, beradu argumen sama lo itu bisa jadi hobi tersendiri buat gue."
-Dewa Junior Fajry-
•••
Dewa menutup telinganya, begitupun dengan Juna dan Fajar-sahabatnya-saat mendengar suara teriakan dari seorang yang menghampiri mereka dengan raut wajah marah.
Brak
"LO CURANG, KAN!"
Semua mata tertuju kepada mereka berempat, terutama Dewa dan Dewi. Mereka berdua selalu bertengkar setiap hari. Entah itu karena masalah kecil maupun masalah besar. Sampai Dewa dan Dewi sering disangka kekasih karena mereka berdua terlihat saling akrab meski sering bertengkar.
"Hah?" Dewa tidak paham akan ucapan Dewi yang menuduhnya. Dewa berpikir kalau hari ini dia belum melakukan aksinya kepada Dewi.
"Alah sok-sokan enggak tahu lo!" ketus Dewi sembari berkecak pinggang menatap tajam Dewa.
"Coba jelasin, deh. Beneran gue enggak paham apa maksud dari ucapan lo tadi," kata Dewa yang diberi tepuk tangan oleh Juna. Karena ini bukan sifat Dewa sama sekali.
Dari arah belakang, terdapat Lisa dan Senja yang berlari tergopoh-gopoh menuju tempat Dewi berada.
"Nih, huh...ketinggalan, huh..." Lisa memberikan selembar kertas kepada Dewi. Dewa yang melihatnya mengernyitkan dahi.
Hingga suara bisikan membuat dirinya sadar apa yang membuat cewek itu marah kepadanya. "Itu kertas yang dibawa Dewi, jawaban ulangan Matematika lo tadi. Beuh, nilainya 95 bro! Gue sempet ngelihat."
Dewa tersenyum bangga, hingga terlintas ide jahil dikepalanya.
"Sumpah, Wi, gue capek banget ngejar lo," ujar Senja dengan merangkul pundak Dewi. Lisa melotot melihatnya, "Senja! Lepasin rangkulan lo dari pundak Dewi, dia lagi marah. Lo mau kena semprot?" bisik Lisa pelan agar Dewi tidak mendengarnya.
Dengan segera Senja melepaskan rangkulannya dari Dewi. Tidak berselang lama, bahu Lisa merasa berat, yang dilakukan Lisa hanya pasrah dengan tingkah Senja yang menurut dirinya kelewat lebay.
"Gue nggak terima nilai lo lebih bagus dari gue!" bentak Dewi menyerahkan kertas yang ia pegang dengan kasar kehadapan Dewa. Dewa langsung saja menerimanya dengan senang hati dan tak lupa senyum yang ia buat dengan semanis mungkin.
"Anjir! Senyum lo bikin gue mau muntah," ujar Juna menutup hidung dan mulutnya dengan telapak tangan.
"Diem lo!" bentak Dewi melotot kearah Juna. Juna yang melihat Dewi seperti langsung diem kicep. Hal itu mampu mengundang gelak tawa dari Lisa dan Senja.
"Hahaha."
"Kalian berdua enggak usah ketawa ya!"
Lisa dan Senja saling tatap. "Pede amat lo!" tukas keduanya.
Kembali dengan Dewa dan Dewi. Kini, Dewa masih tersenyum jahil kearah Dewi yang mampu membuat Dewi kesal seketika.
"Dewa, ihh!" geram Dewi kemudian menjitak kepala Dewa.
"Apa?" tanya Dewa dengan menaikan satu alis.
"Bilang sama Bu Elin kalau lo nyontek gue, biar nilai gue bagus dan nilai lo jelek." Dewi memohon kepada Dewa dengan terpaksa.
![](https://img.wattpad.com/cover/225805776-288-k824859.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Dewi [COMPLETED]
Teen FictionCOMPLETED "Lihatinnya biasa aja kali. Gue tahu gue ganteng." -Dewa Junior Fajry "Siapa juga yang lihatin lo! Gue cuma penasaran aja kenapa kok lo enggak cantik kayak gue." -Dewi Rosalina Anggraeni Kehidupan Dewa dan Dewi penuh pertengkaran antara ke...