Bagian 3

2.4K 206 3
                                    

-Happy Reading❤-

Sepulang sekolah, Tasya memutuskan mandi lalu rebahan di ranjangnya, ia hanya ingin mengistirahatkan raganya yang letih.

Seperti ini lah rutinitasnya! lagi-lagi sendiri di temani sepi, sialan! entah mengapa tiba-tiba air matanya lolos mengingat kedua orang tuanya, Tasya merasa dirinya adalah anak yang tak diinginkan oleh mereka.

Ia terus merenungi nasibnya yang begitu pelik, huh bahkan teman curhat pun tak ada.

Ia merasa suhu badannya agak panas, di saat seperti ini ia hanya ingin di temani Papa dan Mamanya, ia ingin kepalanya di usap lembut oleh mereka, ia hanya ingin seperti anak anak lainnya, setiap malam ada yang mengingatkannya belajar lalu membuatkan segelas susu, tidur di antara Papa dan Mamanya, bersundau gurau setiap hari.

Namun, itu hanyalah sebuah ilusi saja bagi Tasya, kalian harus tau Tasya orang yang kuat, hidup sendiri di masa remajanya, tak pernah merasakan kasih sayang, tak mempunyai teman, sudah-sudah jika di keluarkan semua beban yang di alami Tasya kalian tak akan kuat.

"Hikss Nenek... Tasya kangen sama Nenek... Bawa Papa dan Mama kesini Nekk hiksss." Tangis Tasya.

Dengan cepat, Tasya mengusap kasar air matanya, percuma saja ia menangis seember pun tak akan merubah keadaan.

Ia segera bangkit lalu mengambil hoodie putih dan slink bag nya, ia memutuskan untuk belanja bulanan ke supermarket dekat apartemennya.

Ia melihat pantulan dirinya di kaca, oh ayolah! ia bak mayat hidup, bibir yang sangat pucat, dan rambut yang acak-acakan, serta mata panda yang tak kunjung hilang, Tasya pun memutuskan menutupinya dengan memoleskan pelembab beserta liptint dan menyisir rambutnya.

Setelah itu, ia pun melangkahkan kaki nya menuju supermarket.

***

Semua belanjaannya sudah ia masukkan kedalam troli, ia sudah memeriksanya dengan teliti.

"Telur udah, beef  udah, mie instan udah, cimory, soda, sama snack, oke sip." Ucapnya sambil melihat lihat barang yang ia beli.

Ia malas jika harus bolak balik belanja, sehingga ia hanya 1 bulan sekali meluangkan waktu untuk berbelanja.

Ia pun mendorong troli nya menuju kasir.

"Ada tambahan, Kak?" tanya kasir itu.

"Tambahan berry pop," balas Tasya.

"Dih cantik-cantik ngerokok," batin kasir itu.

Lalu kasir itu pun memasukkan sebungkus rokok dan mentotal semua belanjaan gadis di depannya itu.

"Roti cokelat pisangnya kak, paket hemat beli dua geratis satu?" tawar kasir itu lagi membuat Tasya semakin gerah walaupun di ruangan ini sudah terpasang banyak AC.

"Tidak kak," balas Tasya.

"Jadi totalnya empat ratus  tujuh puluh tiga ribu lima ratus rupiah kak"

Tasya pun membuka dompet nya dan mengeluarkan uang cash lima lembar uang ratusan ribu.

"Yang lima ratus rupiah boleh di donasiin kak?" tanya kasir itu.

"Ambil aja kak, permisi." Balas Tasya lalu mengambil kantong belanjaannya dan segera pergi meninggalkan kasir cerewet itu.

Sedangkan kasir tersebut hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Tasya.

Tasya pun tak langsung pulang melainkan duduk di kursi depan supermarket sambil menikmati seputung rokoknya.

Ia tak peduli cacian orang yang menyindirnya, ini kehidupannya jadi ya suka-suka dia, pikirnya.

ZIOTASYA (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang