Bagian 31

1.3K 143 4
                                    

-Happy Reading♥-

Suasana hati Tasya sangat baik pagi ini, ia terus memutar ingatannya pada kejadian semalam. Sekejap, ia masih tak percaya dengan apa yang sudah terjadi.

Waktu seolah memainkan keduanya, berawal untuk bersama, berpisah di tengah cerita, dan kembali lagi di akhir. Namun, apakah yang akan terjadi selanjutnya ia tak tau.

Ia segera membuang pikiran itu dan memilih fokus pada pekerjaan kantornya. Ia menghembuskan nafas panjangnya kala mendapati setumpuk berkas-berkas yang harus ia kerjakan hari ini.

"Eh, gimana Sya kemarin makan siangnya?" tanya Ara tiba-tiba yang masih setia menatap layar komputernya.

"Gimana apanya, Ra? kemarin aku kabur dari makan siang itu." Balas Tasya

"Kabur?" ulangnya.

Braaakkk

Tasya menggebrak meja dengan keras, ia baru saja mengingat sesuatu. Ia lupa bilang ke atasannya untuk meminta maaf atau menjelaskan semuanya.

"Kenapa, Sya?" timpal Nadine yang semula diam.

"Aku belum kasih tau si kumis lele astaga, bentar aku ke ruangannya dulu." Balas Tasya lalu dengan gesit berlari kecil menuju ruangan si kumis lele itu.

Sesampai di depan ruangan itu, Tasya jadi ketar ketir sendiri. Pasti ia akan mendapat ceramah panjang pagi ini. Di depan pintu ia terus menarik nafas dan membuangnya pelan untuk menenagkan dirinya yang sedang merangkai kata-kata untuk memaparkan kejadian kemarin.

Merasa cukup, Tasya pun mengetuk pelan pintu ruangan itu.

"Masuk!" suara terdengar dari dalam.

Perlahan Tasya pun membuka knop pintu tersebut dan melangkahkan kakinya mendekati atasannya.

"Selamat pagi, Pak." Sapa Tasya basa basi terlebih dahulu.

"Ekhheemm... Pagi." Balas lelaki itu dengan dehemannya.

"Eumm-- Pak, sebelumnya saya meminta maaf atas kejadian makan siang kemarin, jadi--"

"Sssstt... Kembali ke ruanganmu dan lanjutkan pekerjaanmu!" titah Haris.

Tasya membelalakkan matanya tak percaya, ia tak salah dengar kan? apakah pagi ini ia tak akan mendengarkan ceramah panjang dari lelaki di depannya ini? syukurlah, keberuntungan berada di pihakmu, Tasya.

"I-iya Pak, sekali lagi saya minta maaf, permisi." Balas Tasya lalu segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini.

Dalam hati, Tasya terus bersorak ria. Sesampainya di ruang kerja, Tasya langsung di jojohi berbagai pertanyaan oleh kedua temannya.

"Gimana, Sya? pasti telinga kamu budek kan dengerin khutbah si kumis lele." Tebak Ara.

"Iya ih, kamu di ceramahin apa aja? Gaji bulanan aman kan, Sya?" celetuk Nadine

Sedangkan Tasya tersenyum puas dan melipat kedua tangannya di dada.

"Tenang sayangku, temanmu ini aman dari kumis lele. Alhamdulillah telinga dan gaji bulanan stay save." Balas Tasya.

"What? Yang bener aja kamu, Sya?"

"Wah gak percaya nih, yaudah sih tanya orangnya aja langsung. Eh tapi aku juga heran sih, kenapa ya tiba-tiba si kumis lele dengan senang hati mempersilahkan aku pergi?"

"Mungkin mood nya lagi baik, Sya. Semalem abis sepuluh ronde, hahhaha." Canda Nadine

"Asem kamu, Din." Kelakar Ara.

ZIOTASYA (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang