Bagian 25

1.3K 138 5
                                    

-Happy Reading♥-

Zio menghembuskan nafas lelahnya setelah pulang dari Rumah Sakit. Sekarang, ia tengah berada di sofa rumahnya yang di sana juga terdapat kedua orang tuanya beserta Khanza.

"Kakak kenapa? pulang-pulang gitu langsung layu?" tanya Khanza mendapati perubahan sifat Zio yang tak seperti biasanya.

"Iya, kamu kenapa, Zi?" timpal Reyvan.

"Zio di pindahkan tugas ke Sumatra Utara," balas Zio

"Haah??? kenapa kok tiba-tiba di pindahkan? memang selama ini kamu tugas di Jakarta ada masalah, Zi? enggak kan?" kaget Vio.

"Enggak kok, Ma. Tapi katanya itu untuk sementara dalam beberapa bulan ke depan, karena Rumah Sakit disana benar-benar butuh Dokter spesialis dalam."

"Ya memang begitu, Zi. Kamu harus siap dengan penempatan tugas di manapun, contoh Papamu ini." Timpal Reyvan

"Iya siap, Pa." Balas Zio lalu melemparkan senyum ke Reyvan

"Yahhh.... Nanti Khanza gak ada temen dong..." ucap Khanza dengan nada sedihnya.

"Kakak hanya sementara kok, Dek. Kamu bukannya seneng ya di tinggal sama Kakak? Hahhahaha"

"Ih Kakak tuh gimana sih, gitu-gitu aku sayang sama Kakak tau. Kakak aja yang jahil sama Adek, makannya Khanza jadi  sering mikir, gimana sih buat hempasin Kakak dari sini, hahhahah"

"Udah-udah, kalian ini ribut terus! jadi, kamu berangkatnya kapan, Zi?" tanya Vio

"Besok, Ma. Dan habis mandi Zio langsung mau packing buat besok." Balas Zio.

"Yasudah, semoga kamu di beri keselamatan dan kelancaran dalam tugas ya, Zi." Ucap Reyvan.

"Aamiin, Pa"

"Besok Khanza mau ikut antar Kakak ke Bandara dong, boleh ya, Kak? Kakak kan baik." Pinta Khanza

"Iya dek, astagfirullah. Kapan sih Kakak pernah jahat sama kamu"

"Nyesel aku Kak baik-baikin Kakak kalau ujung-ujungnya sifat kepercayaan dirinya Kakak terbang." Kesal Khanza

"Yasudah, mending sekarang kamu mandi, Zi. Nanti Mama sama adek bantu packing." Ucap Vio.

"Kalian semua kayaknya dengan senang hati banget ya mempersilahkan Kakak pergi, gak ada melow-melownya gitu hahahha." Canda Zio mengundang tawa ketiganya.

"Kamu ini ada-ada aja deh, Zi. Ntar kalau Mama sama semuanya melow atau ngelarang kamu buat pergi, pasti kamu bilang gini, 'Zio gakpapa kok, Ma'." Balas Vio.

"Tau tuh si Kakak, kayak orang penting aja di larang-larang, Hhhahahhaa." Timpal Khanza.

"Yasudah Ma, ayok ke kamar dulu, kita istirahat. Kalian juga habis ini langsung istirahat yaa..." Ucap Reyvan lalu melangkahkan kakinya bersama Vio menuju kamar.

Sekarang tinggallah Zio dan Khanza berdua.

"Eh Kak, Khanza boleh nanya gak? sebenernya Khanza mau nanya soal ini udah lama banget, tapi selalu gak nemu waktu yang tepat." Ujar Khanza

"Nanya aja, Dek. Kayak sama siapa aja deh." Balas Zio

"Kak, Hanny dimana?" tanya Khanza yang tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi sedih.

Zio terbungkam atas pertanyaan Khanza. Ia harus menjawab apa dengan keadaan dirinya juga tak tau keberadaan Tasya sekarang dimana. Ini bukan pertanyaan pertama Khanza tentang Tasya.

Dulu, saat awal-awal di tinggal oleh Tasya, Khanza sering menangis dan ngamuk ingin bertemu dengan Tasya, tetapi Zio menyikapi adiknya dengan mengatakan Tasya akan pergi sebentar dan balik lagi nantinya. Tetapi perkataan Zio membuat Khanza meragu dan sudah tak bisa mendefinisikan lagi seberapa besar rindunya dengan Tasya.

ZIOTASYA (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang