Bagian 33

1.2K 137 3
                                    

-Happy Reading♥-

"Kamu kemana aja, sayang? Mama, Papa, Nadine, Ara, semuanya khawatir sama kamu." Ucap Jisa kala Tasya pulang.

"Mama jangan khawatir, Tasya gakapapa kok, maafin Tasya yaa... Tadi Tasya gak hubungin Mama karena ponsel Tasya lowbat." JelasTasya.

Kini, semuanya tengah berkumpul di ruang keluarga, termasuk Zio. Zio jadi kikuk sendiri mau menjelaskan apa nantinya.

"Oh ya, Zio ini siapanya Tasya?" tanya Gunawan tiba-tiba.

Damn! Zio dan Tasya sama-sama menelan salivanya dalam-dalam, terlebih lagi Zio bingung harus menjawab apa.

"I-itu... S-saya..."

"Iya, Om paham kok, kalau memang kamu serius sama anak Om, ya di seriusin dong, lagipula usia kalian juga udah cukup matang  buat ke sesi berikutnya." Potong Gunawan.

"Papa nih, buru-buru banget ngomongnya, biarin dia kenalan dulu." Sela Jisa.

"Oh ya Papa sampai lupa, perkenalkan dirimu, Nak. Om sama Tante gak galak kok,  Om juga gak bakal nanya macem-macem sama kamu, palingan juga pertanyaan tersulit Om, kenapa Ayam bisa jadi telur dan kenapa telur bisa jadi Ayam." Canda Gunawan membuat semuanya tertawa pelan, termasuk Zio.

"Perkenalkan, nama saya Khazio, biasa di panggil Zio, saya kenal Tasya sejak Tasya SMA di Jakarta, saya ini orang Jakarta, namun saya di tugaskan di Medan buat gantiin Dokter bedah yang sedang berkepentingan di luar kota." Ucap Zio memperkenalkan diri.

"Wah... Salam kenal ya Nak Zio, Tante senang Tasya bisa kenal sama kamu, wah... Jadi gak sabar deh punya mantu dokter, hhehehe." Celoteh Jisa.

"Wah si Tasya dapet mas-mas jas putih, kita nanti dapet apa ya, Ra?" celetuk Nadine.

"Lu gak usah ngarep bisa dapet mas-mas jas putih kayak Tasya. Lu dapet kang cireng aja udah syukur-syukur, dodol." Balas Ara, lalu semuanya pun tertawa renyah.

"Ara, gak boleh gitu, ntar balik lagi ke kamunya loh." Sanggah Tasya.

"Hahahhahaa... Gak kok, aku bercanda." Balas Ara sambil mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V.

"Oh... Jadi kamu dari Jakarta, gimana Medan? nyaman gak?" tanya Gunawan.

"Nyaman kok, Om. Zio suka disini." Balas Zio.

"Kapan-kapan keluargamu ajakin sini main ke Medan, sekalian bawa penghulu sama seserahan, pintu rumah selalu terbuka lebar kok." Canda Gunawan.

"Ahahha siap Om."

"Em-- kayaknya Zio udah harus pulang deh Om, udah malem juga soalnya. Gak enak kalau di lihat tetangga." Pamit Zio.

"Yaudah, hati-hati ya... Jangan bosen-bosen kesini." Balas Gunawan.

"Kayaknya Nadine sama Ara juga harus pulang deh Om, Tan." Timpal Ara.

"Ah iya Nak, Tante sama Om ngucapin terimakasih banget ya udah mau bantu nyari Tasya tadi." Balas Jisa.

Lalu Nadine dan Ara sudah pulang terlebih dahulu.

"Sya, kamu anterin Zio gih!" titah Jisa.

Zio pun melirik Tasya, begitupun sebaliknya.

"Eh, nggak usah Tante. Badan Tasya agak gak enak tadi, jadi gakpapa biar aku keluar sendiri aja. Hehhehe." Kikuk Zio. Ia tak mau kejadian tadi terulang lagi.

"Ah yaudah kalau begitu biar Om aja yang anterin ya!" sela Gunawan.

***

Sesampainya di rumah dinas, Zio langsung membuka ponselnya dan mencari kontak gadis yang sedari tadi terngiang di kepalanya.

ZIOTASYA (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang