Bagian 24

1.2K 142 7
                                    

-Happy Reading♥-

"TASYAAA KENAPA KAMU TELAT?!" Hardik seorang pria yang nampak gagah dengan setelan jas kantornya.

Tasya yang masih sedikit gugup pun bingung harus menjawab apa. Oh ayolah! atasannya sangat lebay sekali, ia hanya terlambat 6 detik, ah sangat menyebalkan!

"I-itu Pak, tadi itu sebenarnya gak telat, tapi-- pas di perjalanan tiba-tiba saya bocor terus saya mampir ke alfa sebentar buat beli pembalut dan ganti bawahan dulu." Balas Tasya jujur.

Lelaki dengan tatapan bengis dan kumis tebalnya itupun sedang menimang nimang ucapan Tasya, ia pun menarik nafas panjangnya.

"Oke, saya mentoleransi kamu, lain kali tak ada pengulangan lagi. Kamu tau sendiri kan saya paling tidak suka jika ada karyawan yang tak disiplin waktu." Lanjutnya

"Siap Pak, eumm maaf karena saya tadi telat dan terimakasih tolerensinya"

Lelaki itupun mengangguk.

"Saya permisi, lanjutkan pekerjaanmu!"

Tasya pun mengehmbuskan nafas leganya dan duduk di kursi sejenak untuk menyegarkan pikirannya pagi ini. Jika saja pria tadi bukan atasannya, ah mungkin ia akan membotakinya sekarang juga. Di tambah dengan efek PMS, mood Tasya sangat mudah berubah.

"HAYOOOOLOOOO TASYAAA!!!"

Tasya tak terkejut dengan teriakan dan kagetan semacam itu, itu pasti duo tengil yang selama ia kerja disini mereka mau menjadi teman sekaligus sahabat dekat Tasya.

"Duh kalian jangan berisik deh, aku tadi hampir jantungan loh gara-gara di ceramahi si kumis lele." Ucap Tasya

"Kamu kayak gak biasa di marahi sama si kumis lele aja sih, Sya. Dia tuh emang lebay gitu, yakali telat enam detik langsung dapat siraman rohani." Balas Nadine

"Tau tuh, kalau aja nyari kerja gak susah, dengan senang hati aku langsung resign dari sini." Timpal Ara

"Husshh jangan kenceng-kenceng ngomongnya, nanti kalau ada si Dian Mardiana bar-bar yang cosplay  jadi kucing imut denger, bisa di aduin ke kumis lele kalian." Balas Tasya sambil terkekeh.

Dian Mardiana, merupakan karyawan biasa sama seperti mereka yang selama ini menjadi musuh mereka, di depan semua orang, Dian tentunya menjadi wanita jauh dari kata buruk, namun jika di depan Tasya, Nadine, dan Ara, Dian menjadi wanita yang penuh dengan iri dan makian.

"Atuh pagi-pagi jangan bahas si bunglon, Sya. Sarapan pagiku udah muntub-muntub gak welcome lagi di perut." Celetuk Ara mengundang tawa Tasya dan Nadine.

***

"Jadi, Minggu nanti kita bisa jalan bareng kan, Zi?"

Sedangkan Zio tampak gusar di tempatnya, di depannya duduk seorang wanita yang selama ini menjadi temannya.

Azalea Audri Paramitha. Lea, teman kecil Zio yang baru terbangun dari komanya dua tahun lalu. Hari-hari Zio di penuhi dengan kehadiran Lea. Namun, jika dulunya Zio merasa senang sekali bisa berdekatan dengan Lea, tetapi sekarang tidak. Menurutnya, Lea terlalu jauh menganggap hubungan ini lebih dari sekedar pertemanan.

"Lea, maafkan aku. Kamu tau sendiri kan akhir-akhir ini aku sibuk? kamu gak liat pasienku yang butuh pertolongan? aku harap kamu bisa memahamiku!" hardik Zio

Sedangkan, Lea hanya cemberut kesal di tempatnya.

"Kamu Minggu kan libur, Zi. Kok kamu sekarang berubah sih? gak kayak dulu! ingat ya Zi, Mama Papa kita udah setuju sama hubungan kita." Balas Lea

ZIOTASYA (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang