Bagian 30

1.3K 153 10
                                    

-Happy Reading♥-

Sesampainya di kamar, Tasya tak langsung mandi, melainkan terus memandangi isi surat dari pesawat kertas yang ia temui di taman siang tadi.

Tak mau lama-lama berkutat dengan isi surat tak jelas itu, Tasya memutuskan untuk menyimpan surat itu dan menuju kamar mandi untuk mandi agar pikirannya menjadi lebih segar.

15 menit sudah cukup untuk mandi bagi seorang Tasya, selagi sudah bersih dan wangi, kenapa harus berlama lama?!

Ia langsung menuju ruang keluarga karena ia sudah sangat kangen dengan celotehan adiknya, candaan garing Papanya, dan kasih lembut Mamanya.

Tasya langsung tersenyum lebar kala Jessie langsung memeluknya ketika baru sampai di ruang keluarga.

"Jessie kangen sama Kakak," ujar bocah kecil itu dengan lugunya.

Tasya yang gemas sendiri dengan adiknya itu langsung mengangkat Jessie ke dalam gendongannya.

"Kakak juga kangen sama Jessie, Jessie tadi sore ngaji kan?"

"Ngaji dong, Kak. Kan bial pintel, Jessie juga belajal hapalin sulat-sulat pendek, bial bisa kayak Cilla"

"Duhh, gemes banget, anaknya siapa sih, Jes?" timpal Gunawan.

"Anaknya Om Feli." Balas Jessie sambil menahan tawa. Bocah kecil itu senang sekali menggoda Papanya.

"Bilang gitu sekali lagi, kamu auto Papa coret dari KK, buat kamu gak gampah loh, Jes. Papa tiap hari peres keringat buat gedein kamu, tapi endingnya kamu malah akuin orang lain. Mau Papa gantung di pohon toge? sedih Papa tuh." Celoteh Gunawan sambil pura-pura memasang wajah sedihnya.

Hal itu justru membuat ketiga wanita itu tertawa. Tasya pun duduk di samping Papa dan Mamanya sambil mendudukkan Jessie di sampingnya.

"Jangan sering-sering nistain Papa, Jes. Jatah gak keluar kamu gak bisa traktir Cilla sama Syafa, loh." Ucap Tasya.

"Enggak kok, Pa. Jessie belcanda tadi." Sela Jessie dengan cepat kala mendengar ucapan Tasya.

"Gakpapa, Jes. Nistain aja terus, Papamu gak baperan kok orangnya, paling kalau udah kesel ekstrim, kamu di lem biru, lempar jauh buat yang baru hahhaa." Canda Jisa.

"Mama kalian tuh, udah ngode-ngode Papa mulu, giliran di ajakin malah kabur ke kamar Jessie." Balas Gunawan.

"Ngode apa, Pa?" tanya Jessie lugu.

"Jangan sekarang, Jes. Otak sebiji ketumbar kayak kamu nanti kalau Papa jelasin bukannya paham malah hampa." Balas Gunawan sambil terkekeh, namun selanjutnya lelaki itu malah di hadiahi cubitan oleh istrinya.

Ting tong!

Di sela-sela candaan mereka, tiba-tiba bel rumah terdengar. Siapa yang datang malam-malam seperti ini?

"Siapa ya yang datang malam-malam gini?" tanya Jisa.

"Gak tau, biar Papa aja yang lihat. Siapa tau Om Ivan, tadi sore dia bilang mau kesini buat ambil bahan presentase yang ketinggalan." Balas Gunawan lalu melanglahkan kakinya keluar ruangan.

"Sya, weekend ajakin si Nadine sama Ara main kesini dong, Mama kangen banget sama mereka berdua." Ujar Jisa tiba-tiba.

"Siap dong, Ma. Si duo tengil itu kalau diiming-imingi kue buatan Mama mah langsung meluncur, hahaha. Besok Tasya tanyain dulu." Balas Tasya.

"Sya-- kamu kangen Jakarta gak?" tanya Jisa tiba-tiba.

Tasya terkejut atas pertanyaan Mamanya barusan, tetapi ia berusaha biasa saja.

ZIOTASYA (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang