-Happy Reading♥-
"Kakak... Jessie mau celita." Seru anak kecil tersebut seraya mengibaskan tangan mungilnya di depan wajah Tasya yang sedari tadi terdiam dan menatap kosong kedepan.
Tasya yang menyadari ucapan Jessie pun segera menoleh dan tersenyum tipis, "Jessie mau cerita apa? cerita aja, Dek!"
"Tadi boneka belbinya Jessie di buang sama Kenzo, Kak. Padahal Jessie sayang banget sama boneka belbi itu, pas Jessie nangis tiba-tiba Iqbal datang, kata Iqbal dia mau beliin Jessie boneka belbi yang balu." Lugu Jessie
"Terus Kenzo pas lihat Jessie sama Iqbal gak marah lagi?" tanya Tasya.
"Gak tau, Kak. Tadi pas Jessie nangis, Jessie langsung pelgi sama Iqbal. Jessie gak mau lagi temenan sama Kenzo, tapi Kenzo suka nyali gala-gala sama Jessie"
"Yaudah, besok kita laporin Kenzo ke penjara yaa... Kenzo kan suka jahat sama Jessie." Balas Tasya.
Sedangkan Jessie pun hanya mengangguk lugu.
"Eh, anak-anak Papa Gunawan Wibisana yang-- hello passwordnya...?"
"Tampan, dermawan dan berwibawa." Balas keduanya kompak.
"Bagus. Kok kalian belum tidur?" tanya Gunawan.
"Tadi habis ke supermarket, Pa. Terus tadi juga Jessie habis cerita pengalaman hari ini." Balas Tasya.
Gunawan pun tersenyum dan mendekati kedua putrinya.
"Wah... Jessie tadi cerita apa aja sama Kak Tasya?"
"Soal Kenzo, Pa. Tadi Kenzo buang belbinya Jessie." Balas Jessie.
"Wahh turunannya Hermawan gak ada yang bener, biasalah Jes, mereka tuh bukan bibit unggulan, buatnya aja gak pake Bismillah. Jadinya bobrok semua turunannya, tapi tenang Jes, Papa Gunawan yang tampan, dermawan dan berwibawa akan selalu pantengin si bocah kecil itu, ntar kalau dia udah melebihi batas, Papa akan mengerahkan pasukan bersenjata Papa buat mutilasi tuh bocah, Papa selalu ready stock tanah galian." Ucap Gunawan yang sama sekali tak bisa di cerna oleh Jessie. Sedangkan Tasya pun hanya terkekeh pelan.
"Kamu juga, Sya. Kamu kalau di julidin pemimpin perusahaanmu bilang ke Papa, biar Papa botakin kepalanya, dia dulu itu junior Papa waktu SMA, korban bullying, korban palak, korban budak, itulah pemimpin perusahaanmu. Apalagi Papa orang utama yang turut andil dalam urusan bully membully, hujatan masih aman, Papa juga ready stock hujatan banyak dari level hujatan yang mengakibatkan stress, sampai hujatan yang mengakibatkan RIP." Ucap Gunawan mengundang tawa Tasya. Tasya benar-benar terhibur dengan kata-kata receh Papanya. Berbeda sekali saat ia bersama Miko pasti linangan air mata lah yang terus menghiasi harinya.
"Papa nih ngajarin anaknya yang gak bener, anak-anak sekarang kalian istirahat yaa... Besok kan ada aktivitas lagi, jadi gak boleh bangun kesiangan." Ucap Jisa yang tiba-tiba datang dari arah pintu.
***
Zio terus termenung seorang diri di kursi ruang makan, sehabis menata barang belanjaannya di kulkas, Zio memutuskan duduk sebentar di ruang makan.
Pikirannya terus melayang ke gadis yang baru ia temui beberapa jam lalu di supermarket, ah Zio sepertinya akan mengubah kalimatnya dari gadis menjadi wanita mengingat kehadiran sosok anak kecil bersamanya tadi.
Disisi lain, Zio tak mempercayai bahwa Tasya begitu mudah melupakannya, tetapi bagaimana ia tak percaya jika ada kehadiran sosok anak di kehidupan Tasya.
Zio jadi ingin kembali ke masa putih abunya, jika Zio bisa memutar waktu sudah pasti ia tak akan melakukan kesalahan itu lagi.
Tetapi ia akan menjadi orang egois jika tetap menahan Tasya disisinya kala itu, jika Tasya tak ikut Mamanya, Tasya pasti akan merasa kehidupannya lebih pelik lagi bersama Miko dan Elsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIOTASYA (Completed ✔)
Teen Fiction(SEBAGIAN CERITA INI DIPRIVATE, HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Kita berbeda! Kamu punya keluarga yang hangat sedangkan keluargku hancur, kamu orang yang baik sedangkan aku buruk , kamu pintar sedangkan aku bodoh, kamu beretika dan terpandang baik se...