Bagian 27|| Kangen Kak Zio

1.2K 138 8
                                    

-Happy Reading♥-

"Duhh... Khanza kangen sama Kakak..." Ucap Khanza dengan nada sedihnya.

"Kamu nih udah gede masih aja manja-manjaan sama Kakakmu, semakin kalian dewasa tuh emang semakin kalian jauh karena pasti akan disibukkan dengan urusannya masing-masing, Za." Balas Dhyon

"Bener tuh Kak Dhyon, tengok aku nih yang gak ada Kakak, mau manja-manjaan sama siapa coba?!" timpal Velyn

"Lu biasanya manja-manjaan sama gue ya, biji karet. Kita kan sama-sama gak punya Adek." Balas Septian membalas Ucapan Velyn.

Sedangkan Khanza terus memanyunkan bibirnya. Pokoknya ia kangen dengan Zio.

"Bayangin deh, Za. Suatu saat Zio kan nikah, pasti udah punya kehidupan sendiri dong, masa kamu masih suka manja-manjaan sama bergantung ke Zio? bisa-bisa istrinya cemburu tuh." Imbuh Dhyon.

"Kok Kak Dhyon ngomongnya gitu sih? Kak Zio kan Kakak aku, lagipula aku yakin kok, kalau Kak Zio gak bakal salah milih pendamping, jadi gak mungkin cemburu."  Kesal Khanza, di tambah saat ini ia sedang PMS. Kalian bisa bayangkan sendiri kan?

Dhyon pun mendekati Khanza dan menggenggam tangan mungil tersebut.

"Iya-iya maafin aku, yaudah deh anggap aku Kak Zio aja biar bisa manja-manjaan." Ucap Dhyon seraya tersenyum.

Dari yang cemberut kesal dan masam, kini ekspresi Khanza berubah drastis menjadi salah tingkah dan berusaha menahan senyumnya dengan terus menggigiti bibir bawahnya. Ia memalingkan wajahnya dari Dhyon, karena lama-lama bertatapan dengan Dhyon akan membuat dirinya melalang buana.

"Ekhheemm... Remahan cem kita apa kabar, Vel?!" celetuk Septian tiba-tiba dan membuat Dhyon agak menjauhkan badannya dari Khanza dan melepaskan genggaman tangannya.

Khanza pun kembali cemberut kesal kala Septian memergokinya, tak bisakah semua orang mengerti dirinya? ia sekarang butuh sosok pengganti Zio.

Disisi lain, ia juga sangat kesal dengan Dhyon, memang tadi siapa sih yang bilang 'Yaudah deh anggap aku Kak Zio biar bisa manja-manjaan'. Rasanya pengen sekali Khanza menyumpal mulut orang yang mengatakan kata-kata itu tadi.

"Kuylah Vel, kita ke kamarku aja, aku gerah disini." Ucap Khanza yang masih berapi-api.

"Si oncom kalau PMS serem amat, di rumah lu lagi ada tamu woiii... Masa kamu mau tinggalin Kak Dhyon sama Kak Sep disini sih." Balas Velyn.

"Tolong dong yang gak berkepentingan sadar diri!" ucap Khanza bermaksud mengusir Dhyon dan Sep karena rasa kekesalannya sudah malampaui batas.

"Lah? kita salah apa, Za? wah kita di usir, Yon." Ujar Septian, sedangkan Khanza masih enggan membalas.

Dhyon pun mendekat lagi ke Khanza dan bilang, "Yaudah, aku sama Kak Sep balik dulu ya... Kamu main aja sama Velyn, maaf kalau kita udah ganggu waktu kalian"

Kata-kata Dhyon yang seperti itulah yang selalu meluluhkan benteng pertahanan Khanza. Ia selalu tak tega. Tetapi kali ini ia akan memilih diam dan bodo amat. Ia bahkan tak membalas tatapan teduh Dhyon. Ia terus menatap lurus ke depan sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Za..." panggil Velyn karena Khanza tak merespon ucapan Dhyon.

"Yoklah balik, Yon. Biarin Khanza istirahat aja, mungkin suasana hatinya lagi gak enak." Timpal Septian.

Lalu Dhyon dan Septian beranjak dari tempatnya dan menuju pintu keluar. Belum sempat tiga langkah dari tempatnga, Khanza berlari menghampiri keduanya dan menghentikan langkah mereka dengan menggenggam tangan kedua lelaki itu.

ZIOTASYA (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang