Jangan hujat karena banyak kesalahan yah apalagi karena ceritanya gajelas menurut kalian.
*****
“Sehebat apapun seorang wanita, tetap mereka menginginkan sosok pelindung yang bisa melindunginya dengan dekapan hangatnya seorang lelaki yang tulus.”
~Sevila Seftani.
Pengumuman!!
Untuk seluruh siswa-siswi diharap kumpul dilapangan sekarang juga...Suara speaker sekolah berkumandang, menyuruh siswa-siswinya berkumpul dilapangan.
Sekali lagi
Untuk seluruh siswa-siswi diharap kumpul dilapangan sekarang jugaRara yang sedang bergosip ria Bersama teman-temannya merasa terganggu, dengan apa yang didengarnya. Sekarang mereka sedang bermalas-malasan. Atau yang disebut juga Mager (Males Gerak)
“Ngapain sih Mrs paus itu nyuruh kelapangan lagi panas gini, kan skin care gue kagak murah!” dumel Fiona.
Siapa lagi kalo bukan bu Sofi sang guru BK yang disebut Mrs paus, yang terkenal dengan kegalakannya itu.
“Iya nih, males gue,” timpal Rara.
“Woy cepet kelapangan, dimarahin bu Sofi tahu rasa loh kalian!” teriak Zeni sang ketua kelas.
“Bodo amat males gue,” jawab Rara.
“cepet Ra!” suruh Zeni kembali.
“Yaudah yuk, ke lapangan siapa tahu mau pengumunan kalo hari ini libur,” prediksi Vila.
“Masa sih libur, kan aneh kalo di sekolah kita libur.” Rara masih tidak percaya.
“Kan siapa tahu aja ada keajaiaban gitu.” Kata Sevila.
“Bisa jadi juga sih,” kata Fiona.
“Woy kalian cepetan, yang lain udah kelapangan!” teriak Zeni sekali lagi.
Mereka kira Zeni sudah pergi dari tadi kelapangan, eh ternyata masih nangkring aja di deket pintu.
“Gue kira dia udah kelapangan dari tadi,” kata Fiona ke teman-tamannya.
“Yaellah lu masih aja nangkring disana, ini juga kita mau pergi kesana kok. Takut banget kita gak kesana,”kata Rara.
Mereka berjalan menghampiri Zeni dan berjalan keluar bersamaan dengan Zeni yang masih di belakangnya, memastikan kalo mereka memang bakalan pergi kelapangan bukan ke kantin.
“Gak percaya gue sama kalian, tukang kibul!” kata Zeni masih sambil berjalan di belakang mereka.
“Enak aja kalo ngomong loh,” tak terima Rara menjitak kepala Zeni.
“Emang bener kan kalian tukang kibul, males, gak pernah ngerjain tugas pula.” gerutu Zeni, terus mengatakan hal negatif Rara dan teman-temannya.
Zeni mengatakan itu sambil mengusap-ngusap kepalanya yang tadi di jitak Rara.
“Ini buat lo yang udah nuduh-nuduh kita yang gak bener.” Fiona langsung menoyor kepala Zeni.
Mereka masih terus berjalan menuju kearah lapangan dengan cekcok antara sang ketua kelas dan geng Rara. Sesekali mereka berhenti sejenak untuk memberi Zeni pelajaran.
Sevila menatap Zeni tanpa ekspresi.
“Apa lo mau ikut-ikutan kaya mereka hah?” tanya Zeni kepada Sevila.
“Untung lo ingetin, tadinya sih gue gabakal ikut-ikutan namun apa boleh buat lo nya udah ngingetin gue.”kata Vila dengan seringaiannya dan bersiap memberi Zeni pelajaran.
Sevila langsung menonjok tangan Zeni dengan keras, sampe-sampe membuat Zeni meringis.
“Ini buat lo yang kalo ngomong gak di saring dulu.” Sevila mengusap-usap tangannya.
Lalu dia meninju perut Zeni dengan keras pula.
“Ini buat lo yang suka nuduh-nuduh kita.” Sevila meniup-niup tangannya seolah ada debu ditangannya.
Mereka yang ada disana hanya melongo dengan apa yang dilakukan Sevila kepada Zeni.
Sekali lagi ini yang paling parah dia menendang kepunyaan Zeni, yang membuat Zeni mengepalkan tangannya menahan rasa tidak enak yang mendalam dan mual.
“Itu buat lo yang suka ikut campur sama kehidupan kita, yang sering ngatur-ngatur sama kita!” setelah itu Sevila merenggangkan otot-ototnya.
Mereka yang ada disana bertepuk tangan, pas juga disana Fajar and the geng kebetulan lewat dan langsung bertepuk tangan dengan apa yang dilakukan Sevila.
“Wihh keren tuh temen lu Ra!” sahut Vero bangga.
“Apa lo mau juga digituin kek dia?” tantang Vila kearah Vero.
Setelah itu Vila berjalan terlebih dahulu kearah kelapangan, dan diikuti dengan Fiona juga Rara. Lalu Rara berbalik terlebih dahulu kearah cowok-cowok tadi berada, dan dia berbicara menggunakan Bahasa tubuh dengan bangganya seolah mengakatan dia tuh temen gue setelah itu Rara merangkul bahu Vila dan Fiona, dan melanjutkan perjalannya ke lapangan.
Tanpa di sadari Raka sendiri kalo dirinya tersenyum melihat kelakuan Rara yang lucu, Fajar yang sadar pun langsung berdehem.“Ekhem…”
Langsung saja dia menetralkan lagi wajahnya menjadi datar kembali, lalu Fajar menepuk bahu Raka.
“Sepupu gue tuh,”
“Gapeduli!”
*****
Dapet gak si feelnya? Maaf yah kalo gak dapet feelnya, terus masih banyak yang salah lagi mohon maaf:)Tolong Vote,Komen Share yah.
Follow ig; ratihhermawatii
KAMU SEDANG MEMBACA
2Ra
Teen FictionBAHASANYA AGAK TOXIC JANGAN DITIRU YAH! "For now you are my priority." Namanya Raka Aldair Dhafir. Orangnya gimana yah cuek-cuek gemesin gitu. Jadi pengen nabok hhe:') "Kak jangan pernah tinggalin gue, kalo kakak nyampe berani tinggalin gue. Gue aka...